Hikmah Ramadhan Prof. Ahmad Rofiq: Tujuh Amalan Utama Ramadhan Jangan Ditinggalkan

10 April 2022, 08:15 WIB
Prof Ahmad Rofiq /Dokumen Pribadi

PORTALPEKALONGAN - Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang dinantikan setiap hamba-hamba Allah yang beriman. Prof . Ahmad Rofik membeberkan tujuh amalan utama di bulan Ramadhan.

Tujuh keutamaan tersebut dengan pahala dilipatgandakan, pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu neraka dikunci, dan syetan pun dibelenggu.

Hanya hamba-hamba Allah yang beriman inilah yang mendapat kehormatan disapa oleh Allah, agar menjalankan ibadah puasa, sebagai prosesi untuk meraih predikat taqwa dan dekat dengan-Nya sebagai wujud salah satu tujuh amalan utama Ramadhan.

Baca Juga: Inspirasi buka puasa: Es Timun Sehat Hidrasi Tubuh

Mulai dari memperbanyak shalat sunnah, membaca shalawat, memberi makan orang yang membutuhkan, shalat malam (qiyamullail), sedekah, dan ibadha sosial lainnya, guna mendapatkan pahala dan surga yang dijanjikan oleh Allah. Bagi ulama-ulama khas, yang utama adalah mendapatkan ridha, mahabbah, dan ma’rifat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Para ulama menjelaskan ada ada tujuh amalan Ramadhan, yang bisa dirujuk pada beberapa riwayat dari Rasulullah saw:

Pertama, Qiyamullail, artinya bangun di waktu malam, utamanya sepertiga malam terakhir, guna bermunajat, mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat, berdzikir, dan berdoa kepada Allah.

Riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa menjalankan puasa Ramadhan dengan iman dan muhasabah, diampuni dosanya yang telah lalu” (Riwayat Al-Bukhari, 759, dan Muslim 37). Riwayat Abu Dzarr mengatakan, Nabi saw bersabda: “Seseorang apabila berdiri mengikuti imam hingga selesai, maka dicatat ia telah qiyamullail semalam” (At-Tirmidzi (806), An-Nasai (1364), Abu Dawud (1375) dan Ibnu Majah (1327).

Kedua, berdoa. Ini didasarkan pada QS. Al-Baqarah (2): 186 “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tenang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Doa, adalah ibadah, dan disebut juga sebagai “pedangnya orang yang beriman”. Berdoa menunjukkan kefaqiran dan butuhnya seorang hamba kepada Tuhannya di setiap keadaan, dan Allah menyebutnya sebagai ibadah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir (40): 60.

Ketiga, I’tikaf. Riwayat dari Ibnu ‘Umar ra, sesungguhnya Nabi saw beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (Riwayat Al-Bukhari (1921) dan Muslim (1171). Ibnu Al-Qayyim menjelaskan, Sebagian hikmah I’tikaf, adalah untuk kebaikan dan keistiqamahan hati mengikuti jalan Rasulullah saw menuju Allah. Hati yang kacau akan jadi baik hanya karena kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berlebihan makan dan minum, boros bergaul dengan manusia, boros bicara, dan boros tidur; membuat berantakan dan menyebarkannya di setiap kesempatan, dan memotong jalan menuju Tuhan Yang Maha Esa.

I’tikaf bertujuan meninggalkan kemaksiatan, agar jiwanya tunduk hatinya kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyendiri dengan-Nya, menjauhkan diri dari sibuk dengan ciptaan, dan menjadi disibukkan dengan-Nya saja, sehingga dzikir, cinta, dan menghadap kepada-Nya akan dapat menggantikan kekhawatiran dan bahaya hati.

Keempat, memperbaiki dan membaca Al-Qur’an. Biasa disebut dengan tadarrus Al-Qur’an. Riwayat dari Ibn Abbas, Rasulullah saw adalah manusia terbaik, dan terbaik di bulan Ramadhan, ketika Jibril menjumpai beliau, di setiap malam Ramadhan, dan mengajarkan (mendaras) Al-Qur’an, maka Rasulullah saw adalah terbaik dengan kebaikan lebih baik dari angin yang bertiup” (Riwayat Al-Bukhari (6) dan Muslim (2308).

Baca Juga: Kabar gembira! Informasi Pencairan THR Gaji ke-13 PNS dan Penerima Pensiun Tahun 2022

Nabi saw bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat. Puasa mengatakan: “Ya Tuhanku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat, maka berilah syafaat untuknya.” Al-Qur'an berkata: “Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, agar dia memberi syafaat untuknya.” Dia berkata: “Keduanya (puasa dan Al-Qur’an) akan memberi syafaat” (Riwayat Ahmad).

Selain mengikuti Rasulullah saw yang setiap hari membaca Al-Qur’an, Utsman bin Affan menghatamkan Al-Qur’an setiap hari sekali. Sebagian ulama salaf menghatamkan dalam tiga malam, Sebagian tiap satu minggu, ada yang tiap sepukuh hari.

Imam Syafii dalam bulan Ramadhan khatam 60 kali, di luar bacaan shalat. Ibnu ‘Abdu l-Hakam mengatakan: “Imam Malik apabila memasuki Ramadhan, meninggalkan membaca hadits dan majlis ahli ilmu, dan focus membaca Al-Qur’an. Abdurrazaq berkata: “Imam Sufyan ats-Tsaury apabila memasuki Ramadhan, meninggalkan semua ibadah, dan focus menghadap membaca Al-Qur’an.

Kelima, ibadah umrah. Bagi yang berkemampuan, sangat dianjurkan ibadah umrah di bulan Ramadhan. Karena itu, di Masjidil Haram di bulan-bulan Ramadhan penuh jamaah yang melaksanakan ibadah umrah. Rasulullah saw bersabda: “Ibadah umrah di bulan Ramadhan, laksana ibadah haji” (Riwayat Al-Bukhari (1690) dan Muslim (1256).

Keenam, meninggalkan ghibah, gossip, dan maksiyat. Riwayat dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw: “Barangsiapa tidak bisa meninggalkan ucapan dusta dan tidak mengamalkannya, maka Allah tidak perlu baginya untuk meninggalkan makanan dan minumannya” (Riwayat Al-Bukhari, 1804).

Ketujuh, memberi makan orang yang membutuhkannya. Riwayat dari Zaid bin Khalid al-Juhany berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa memberi takjil (makan dan minum) orang yang puasa, baginya pahala sepadan pahala orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sama sekali” (Riwayat At-Tirmidzi (807) dan Ibnu Majah (1746). 

Semoga kita mampu menjalankannya, dan ibadah puasa kita makin sempurna, dan akan menghasilkan jiwa yang bersih, karena Allah telah mengampuni semua dos akita yang lalu, dan kembali pada kesucian. Allahumma innaka ‘afuwwun karim tuhibbu l-‘afwa fa’fu ‘anna. ***    

 

Editor: Sumarsi

Sumber: Wawancara Eksklusif

Tags

Terkini

Terpopuler