Perbedaan Silaturahmi dan Silaturahim Tradisi Masyarakat setelah sholat id, Idul Fitri, Mana yang Benar?

28 April 2022, 22:21 WIB
Perbedaan Silaturahmi dan Silaturahim Tradisi Masyarakat setelah sholat id, Idul Fitri, Mana yang Benar? /pixabay.com/Kash-B

 

PORTAL PEKALONGAN - Perbedaan silaturahmi dan Silaturrahim tradisi masyarakat setelah Sholat Id, Idul Fitri, Mana yang Benar?

Tradisi masyarakat Indonesia khususnya, setelah Sholat Id hari raya Idul Fitri selalu melakukan silaturahmi dan Silaturrahim.

Ulama Imam Ibnu Hajar al-Haitami yang berpendapat bahwa memutus tali silaturahmi dan Silaturrahim adalah dengan memutus kebiasaan baik yang terbiasa dilakukan sebelumnya dengan para kerabat tanpa adanya uzur halangan yang bisa dimaklumi.

Para ulama berpendapat bahwa mengenai batasan hal yang harambagi seseorang yang dianggap memutus tali silaturahim dan Silaturrahmi.

Salah satu contohnya adalah sebuah keluaga yang terbiasa bersilaturahim dengan saling mengunjungi beberapa kerabatanya tatkala hari raya Idul Fitri. Jika hal tersebut tidak dilakukan lagi pada hari raya Idul Fitri sampai tahun-tahun berikutnya, maka perbuatan tersebut tergolong memutus tali Silaturrahim yang diharamkan.

Baca Juga: Doa Idul Fitri, Inilah Bacaan Doanya Dan Cara Menjawab Ketika Silaturrahim Saat Lebaran

Memutus tali Silaturrahim merupakan hal yang terlarang. Dan terdapat pendapat bahwa memutus tali silaturahmi dan Silaturrahim juga bisa dimaksudkan apabila seseorang tidak melakukan perbuatan baik yang sebelunya terbiasa dilakukan pada kerabat dan orang lain. Misalnya seperti mencela atau menyakiti mereka. Pendapat lain mengartikan memutus tali Silaturrahim dan silaturahmi dengan tidak berbuat baik pada kerabat dan orang lain.

Bagi kita semua umat muslim alangkah baiknya untuk tetap menjaga silahturahmi serta hal tersebut merupakan salah satu amalan yang mulia dan kewajiban dalam agama Islam. Banyak ayat Al Quran dan hadits yang memerintahkan kita untuk menyambung tali silaturahmi dan juga menyambung tali Silaturrahim, namun banyak sebagian orang yang salah memahami dari makna silaturahmi dan Silaturrahim timbullah kesalahan pahaman. Padahal kedua hal tersebut adalah berbeda. Lalu seperti apakah perbedaan silaturahmi dan Silaturrahim ? Beginilah perbedaannya.

Perbedaan Secara Bahasa

Berdasarkan dari berbagai sumber, Silaturrahim dan silaturahmi adalah kata serapan yang berasal dari Bahasa Arab yaitu “Sillah Ar-Rahim.”

(Shillah) memiliki arti yaitu hubungan atau tali, kemudian ar-rahim adalah Rahim. Jika disambungkan menjadi hubungan Rahim.

Baca Juga: Doa Sambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443H Tahun 2022M, Bisa Diamalkan untuk Menambah Keberkahan

Jadi, kata silaturahmi memiliki makna yang erat kaitannya dengan hubungan kekeluargaan yang memiliki hubungan darah atau satu Rahim.

Sedangkan untuk silaturahmi Ar-Rahhm/Rham (dalam Bahasa Indonesia dibaca Rahmi) memiliki arti kasih sayang.

Jadi silaturahmi memiliki arti yaitu kasih sayang terhadap sesama, tetapi hal ini secara meluas. Tentunya hal tersebut berbeda dengan Silaturrahim.

Perbedaaan Silaturahmi dan Silaturrahim Secara Meluas

Silaturrahim terdiri dari dua kata : shilah dan ar Rahim. Shilah artinya menyambung. Dalam Mu’jam Lughatif Fuqaha disebutkan : “Shilah adalah isim mashdar. Washala asy syai’u bisy syai’I artinya : menggabungkan ini dengan itu dan mengumpulkan bersama.” Sedangkan untuk ar Rahim yang dimaksud di sini adalah Rahim wanita, yang merupakan konotasi untuk menyebutkan karib-kerabat. Ar Raghib Al Asfahani mengatakan : “ar Rahim yang dimaksud adalah Rahim wanita, yaitu tempat dimana janin berkembang dan terlindungi (dalam perut wanita). Dan istilah ar Rahim digunakan untuk menyebutkan karib-kerabat, karena mereka berasal dari satu Rahim.” (dinukil dari Ruhul Ma’ani)

Baca Juga: Jual-Beli Uang Receh Menjelang Lebaran Termasuk Riba? Berikut Penjelasannya

An Nawawi R.A menjelaskan : “Adapun silaturahim, ia adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 2/201)

Ibnu Atsir juga menjelaskan : “Banyak hadits yang menyebutkan tentang Silaturrahim. Silatureahim adalah istilah untuk perbuatan baik kepada karib-kerabat yang memiliki hubungan nasab, atau kerabat karena hubungan pernikahan, serta berlemah-lembut, kasih sayang kepada ereka, memperhatikan keadaan mereka. Demikian juga andai mereka menjauhkan diri atau suka menganggu. Dan memutuskan Silaturrahim adalah kebalikan dari hal itu semua.” (An Nihaya fi Ghabiril Hadits, 5/191-192, dinukil dari Shilatul Arham, 5)

Silaturahmi adalah ditujukan untuk keluarga dan teman. Disebutkan dalam hadits banyak keutamaan silaturahmi. Misalnya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menginginkan untuk diluaskan rezekinya serta diundur ajalnya : hendaklah ia bersilaturrahmi.”

Maka ditinjau dari makna bahasanya, silaturahmi di sini hanya kepada keluarga saja. Keluarga bisa meliputi keluarga ini dan keluarga yang tercakup dan terlibat dalam hal warisan. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus (Silaturrahim).”

Baca Juga: Doa Halal Bihalal: Ya Allah, Terimalah Taubat Kami Sungguh Engkau Maha Penerima Taubat Serta Maha Penyayang

Secara Penempatan untuk Digunakan

Portal pekalongan melansir dari laman ummi.id, bagi kamu semua yang ingin menggunakan kalimat silaturahmi dan Silaturrahim, maka harus mengetahui penempatannya. Kamu menyebutnya Silaturrahim apabila kamu pergi berkunjung ke rumah nenek saat lebaran, karena nenek merupakan orang tua dari ayah dan ibu yang sudah pasti memiliki hubungan darah dengan orang tua kamu, dan juga kamu.

Lain halnya jika kamu ingin berkunjung ke rumah teman atau ke rumah guru kamu saat lebaran nanti, maka kamu harus menyebutnya pergi silaturahmi. Karena guru atau teman sekolah kamu tidak memiliki hubungan darah sama kamu. Oleh sebab itu kamu harus menyebutnya silaturahmi.

Begitulah hukum dan perbedaan dari silaturahmi dan Silaturrahim, semoga dengan adanya artikel ini dapat memberi wawasan terhadap kita semua mengenai perbedaan tersebut.

Lalu, sebagai umat muslim jangan pernah kita untuk menjauhkan diri dari Silaturrahim dan silaturahmi, karena hal tersebut sangat tidak disukai oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat.***

Editor: Alvin Arifin

Sumber: umma.id

Tags

Terkini

Terpopuler