Manakah yang Harus Didahulukan?Kurban atau Aqiqah, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

25 Juni 2022, 22:41 WIB
Manakah yang Harus Didahulukan?Kurban atau Aqiqah, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat / Canva /


PORTAL PEKALONGAN- Idul Adha adalah salah satu Hari Raya Umat Muslim.


Allah SWT memerintahkan kepada setiap muslim yang mampu untuk melaksanakan perintah berkurban dengan menyembelih hewan kurban.


Namun bagaimana jika seseorang itu hingga dewasa belum beraqiqah? manakah yang harus didahulukan aqiqah atau kurban?

Baca Juga: Resep Tongseng Kambing, Variasi Sajian Hari Raya Idul Adha di Rumah


Dilansir portalpekalongan.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official yang dipublikasikan pada 26 Juli 2020 dengan judul “berqurban atau aqiqah dulu”.


“Setiap anak itu tergadai dengan prosesi aqidahnya, dengan disembelihnya hewan aqiqah itu pada hari ketujuh. Bersamaan dengan itu dicukur rambutnya dan diberikan nama terbaiknya” (HR Imam Tirmidzi)


Rasulullah SAW pernah melangsungkan aqiqah untuk cucu pertamanya Hasan.


Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Aqiqah asal katanya dari ‘aqqa’ yang artinya memotong, membelah, memisahkan.


Ketika manusia tercipta dengan sempurna, kemudian terlahir selain fisik yang sempurna, perjalan kesempurnaan akal, ada kesempurnaan inti kehidupan di ruhnya dalam usia 4 bulan. Ada 2 potensi yaitu takwa dan fujur.


Takwa potensi kebaikan sedangkan fujur sifat kurang baik atau nama lain dari nafsu.

Baca Juga: 4 Syarat Kurban Agar Sah dan Diterima Allah, Simak Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah


Dalam Surah As Syam ayat 7-10: “Ketika nafas itu telah tercipta dengan sempurna, maka dengan kesempurnaan itu diilhamkan jiwa takwa dan fujurnya…”


Jika tak ada fujur, maka sifat takwa tidak bisa naik (muncul).


Nafsu adalah sifat bawaan yg langsung dilekatkan pada hewan.


Allah memberikan arahan/ petunjuknya agar sejak bayi mulai terlahir sebelum baligh, sebelum baik buruknya tercatat sebagai balasan diakhirat nanti diminta oleh Allah melalui petunjuk Rasulullah dengan simbol ibadah berupa aqiqah.


Manfaat Aqiqah adalah untuk memutus kecenderungan nafsu untuk bisa tumbuh dimasa- masa balighnya dan bisa dikontrol saat dia tumbuh untuk memotivasi takwanya.


Aqiqah disimbolkan melalui pemotongan hewan, karena nafsu melekat pada fitrah hewani.


Karena itu hewan dipotong untuk simbolisasi dalam ajaran syariat diharapkan agar anak tumbuh dan dapat mengontrol emosinya.


Diharapkan dari aqiqah dapat menjadi pribadi yang baik, nafsunya bisa dikontrol. Akan tetapi hal tersebut harus disertai dengan lingkungan yang baik dan orang tua yang mendidik baik pula.


Proses aqiqah batas awalnya hari ketujuh jika tidak memungkinkan bisa hari ke 14 atau ke 21 .

Baca Juga: Bolehkah Aqiqah Digabungkan dengan Kurban di Hari Raya Idul Adha?


“Batas akhir aqiqah, sampai sebelum baligh,”papar Ustadz Adi Hidayat.


Jika sudah mencapai batas akhir tidak berlaku hukum aqiqahnya.


Hukum aqiqah adalah sunnah yang ditekankan.


Akan tetapi, boleh diganti dengan sodaqoh senilai dengan aqiqah jika sudah mencapai batas akhirnya.


Sodaqoh yang bagus adalah infak atau dialihkan kepada kurban.


Lalu bisakah kurban dan aqiqah digabungkan?


Ada pendapat beberapa ulama:


1. Kitab musallaf ibnu abi syaibah


Madzab Hanafi, hambali dan imam al hasan al bashri: boleh menyatukan dua ibadah dengan satu pelaksanaan yaitu menyatukan kurban dan aqiqah. Atau kurban dengan sodaqoh.


2. Kitab fatawa al- fiqhiyyah al- Qubra karangan ibnu hajar al- Haitsami


Kalangan ulama malikiyyah, syafiiyah:


Aqiqah itu ibadah untuk anak tetapi, kurban lebih spesifik untuk jiwa, menata diri.


Karena berbeda mereka cenderung memisahkan antara aqiqah dan kurban.


Dahulukan aqiqah dulu sebelum baligh karena kurban waktunya panjang, bisa ditentukan setiap tahun.

 

Waktu untuk aqiqah dan kurban itu berbeda, karena itulah maka para ulama lebih cenderung untuk dipisahkan.


“Jika ada anggaran lebih baik dipisahkan antara kurban dan aqiqah”

Baca Juga: Idul Adha: 3 Tips Mengempukkan Daging Kurban, Dijamin Anti Alot


Kesimpulannya yaitu bagi yang sudah dewasa (melampaui batas baligh) jika ada kelebihan rezeki maka bisa bersodaqoh dan salah satunya diniatkan bisa menutup aqiqah yang telah lalu.


Jika bersamaan antara aqiqah dan kurban mana yang harus didahulukan?

Ustad Adi Hidayat lebih cenderung kepada sikap yang dianjurkan ulama malikiyyah dan syafiiyah, jika ada rezeki yang berlebih kita bisa pisahkan antara aqiqah dan kurban karena keduanya adalah pokok yang berbeda, ketentuannya juga masing- masing.


Maka, jika ada anak yang terlahir di waktu yang bersamaan dengan hari raya kurban, maka aqiqah lebih didahulukan karena waktu berkurban bisa dimasa- masa berikutnya.


Jika anak sudah dewasa maka dahulukan kurban dulu, karena waktunya khusus. Setelah kurban jika ingin bersodaqoh untuk mengganti yang aqiqah yang lalu.***

Editor: Sumarsi

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official

Tags

Terkini

Terpopuler