PORTAL PEKALONGAN – Dewasa ini marak beredar di masyarakat lintas ruang pernyataan kembali ke Al-Quran dan Sunnah. Hal tersebut menuai berbagai pertanyaaan dan perdebatan diberbagai kalangan.
Ada kelompok yang menerima pernyataan itu, sehingga apapun yang tidak ada contoh dari Al-Quran dan Sunnah ditolak dan dijauhi. Sedangkan kelompok kedua lebih moderat, yakni mencoba memahami makna sesungguhnya kalimat kembali ke Al-Quran dan Sunnah itu.
Melansir akun TikTok Ustadz Abdul Somad Official, bahwa kalimat kembali ke Al-Quran dan Sunnah itu benar, tidak salah dan memang seharusnya semua muslim berpedoman dengan hal tersebut. Jika hidup tidak mengikuti Al-Quran dan Sunnah nabi, apalagi yang akan menuntun manusia ke jalan yang benar.
Baca Juga: Antara Taat dan Meninggalkan Maksiat, Ustadz Abdul Somad: Ini yang Lebih Utama
Baca Juga: Ingin Dapat Jaminan Surga, Begini Kata Ustadz Abdul Somad
Namun, hal tersebut tidak serta merta diterima tanpa dicerna dan dipahami dengan baik.
“Kalau ada orang tidak mau ngaji sifat 20, maunya langsung ke Al-Quran dan Sunnah, itu sama artinya gurunya mengajari dia tentang sholat, tapi dia ngomong ‘saya tidak mau belajar sama kamu, maunya langsung ke Al-Quran dan Sunnah’,” kata UAS.
Memahami Al-Quran dan Sunnah itu bukan berarti menolak guru untuk mengajar. Bahkan justru dengan adanya bimbingan dari guru itulah sebaik-baiknya kembali ke Al-Quran dan Sunnah.
Misalnya, orang yang hendak mengamalkan Al-Quran, tentu dia harus paham apa yang diajarkan Al-Quran. Sementara orang yang ingin paham, harus tahu terlebih dahulu cara membacanya. Lantas, tidak ada orang yang mampu membaca di dunia ini tanpa panduan dan bimbingan guru.
“Belajar melalui ulama itu lebih sistematis, lebih mudah, itu tujuannya,” lanjut UAS.
Baca Juga: Ingin Dekat Dengan Allah, Ini Saran Ustadz Abdul Somad
Baca Juga: Ditanya Soal LGBT, Ustadz Abdul Somad: Andai Diterapkan Hukum Islam, Bencong akan Tobat Semua
Benar apa yang disampaikan ustadz jebolan Moroko tersebut, bahwa belajar agama melalui ulama jauh lebih mudah dan tersistem daripada mengotak-atik sumbernya secara langsung. Apalagi jika yang belajar itu tidak punya dasar yang mumpuni. Misalnya, baru mulai belajar Islam, tetapi langsung mengambil hukum dari ayat Al-Quran. Tentu saja ini fatal, karena menentukan hukum itu melibatkan banyak aspek dan perspektif, serta harus didukung dengan keilmuan yang benar.
“Ikuti ulama yang sudah menyusun ilmu, simpel dan mudah, daripada kembali ke Al-Quran,” ujar UAS.
Dai asal Sumatera ini menyarankan untuk belajar ilmu agama secara bertahap, tidak langsung meloncat dan mereka-reka sendiri tanpa ada bimbingan guru.
“Kembali ke Al-Quran dan Sunnah itu benar 1000%, tapi itu dilakukan oleh para ulama, karena kita tidak punya ilmunya,” terang UAS.
Lebih lanjut, ustadz yang mendapat visiting professor dari Brunei Darussalam ini menjelaskan bahwa kembali ke Al-Quran dan Sunnah itu tugasnya ulama, karena hanya para ulama yang memiliki kapasitas untuk itu. Orang biasa bahkan mereka yang baru belajar agama hendaknya memulai pengembaraan pencarian ilmu melalui bimbingan ulama.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Kebaikan Datang dari Allah
“Maka yang paling enak itu adalah ikut ulama, karena mereka adalah pewaris para nabi,” tutup Ustadz Abdul Somad.***