Dandangan, Dugderan, Megengan, Prof Ahmad Rofiq: Syiar Ekonomi dan Ramadhan

22 Maret 2023, 19:01 WIB
Prof Ahmad Rofiq di halaman Masjid Nabawi Madinah setelah shalat Subuh /Ali A/

Oleh: Ahmad Rofiq*)

PORTAL PEKALONGAN - Tanggal 1 Ramadhan 1444 H akan diawali pada Kamis, 23 Maret 2023 M. Pada saat terbenamnya matahari Rabu, 29 Sya’ban 1444 H, tinggi hilal 3 derajat 8 menit 31 detik.

Setelah pemerintah melalui Kementerian Agama RI, melakukan rukyah bil fi’li dan menggelar sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1444 H.

Menjelang hadirnya bulan suci yang sudah sangat dirindukan dan ditunggu kehadirannya sejak bukan Rajab, dengan berbagai tradisi dan berbagai kearifan lokal, adalah cara para leluhur untuk mengedukasi dan literasi kolaborasi syiar kebudayaan masyarakat dan nilai-nilai agama masyarakat.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Ayo Kita Berlatih 8.2 Halaman 145 No. 4-6 Kelas 8 SMP MTs: Bangun Ruang Sisi Datar

Di Kudus misalnya di kawasan seputar Masjid Al Aqsha Menara Kudus dikenal dengan tradisi dandangan, di Masjid Agung Semarang, Kauman, dikenal dengan dugderan.

Ada juga yang menyebut “megengan” yang merupakan tradisi masyarakat Jawa yang pada umumnya terdapat di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dalam menyambut bulan Puasa.

Pada tahun 2023, tradisi yang identik dengan adanya pasar rakyat hingga pasar malam aneka hiburan tersebut pun kini juga tengah diselenggarakan untuk menyambut RamadHan.

Pembukaannya, telah dilaksanakan pada Sabtu (11/8/2023) sore dan akan berakhir pada 22 Maret 2023 mendatang.

Dengan 600 lebih usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari Kudus maupun luar Kudus.

Baca Juga: Punya Seabrek Masalah dan Dalam Keadaan Darurat, Al Habib Abdurrahman: Amalkan Sholawat Ini!

Dandangan kali ini bisa jadi menjadi satu di antara yang paling meriah gelarannya.

Dandangan difahami sebagai tradisi Peninggalan Sunan Kudus. Tradisi Dandangan Kudus sendiri merupakan tradisi peninggalan Sunan Kudus.

Nama Dandangan sendiri juga berasal dari bunyi tabuhan beduk di Menara Kudus yang menandakan akan masuknya awal bulan suci Ramadan.

Tradisi Dandangan Kudus pada tahun 2023 ini akan digelar selama 12 hari terhitung tanggal 11 Maret 2023 hingga 22 Maret 2023 mendatang.

Dugderan, adalah festival khas Kota Semarang yang menandai dimulainya ibadah puasa di bulan suci Ramadan yang diadakan perayaan dibuka oleh wali kota dan dimeriahkan oleh sejumlah mercon dan kembang api.

"Dug" yang berarti bunyi yang berasal dari bedug yang dibunyikan sebagai pertanda datangnya waktu shalat Maghrib.

Megengan dapat diartikan sebagai menahan. Mulai dari menahan diri dari makanan, minuman, atau bahkan hawa napsu. Hal ini sebagai penanda sekaligus pengingat bahwa bulan Ramadan akan segera datang.

Dapat ditegaskan, bahwa dandangan, dugderan, atau megengan, adalah tradisi yang bisa dimaknai sebagai cara para leluhur menyambut hadirnya bulan Ramadhan.

Baca Juga: Tips Memasak Rendang Tahan Lama Ala Chef Devina, Bisa untuk Menu Sahur

Isinya kolaborasi antara nilai-nilai agama untuk menggugah memori masyarakat dengan nilai-nilai ekonomi, karena di ajang event dandangan atau dugderan atau megengan ini, memiliki perputaran ekonomi para pedagang dan pelaku UKM. Dalam event tersebut, banyak kuliner dan wahana baru bermunculan.

Geliat ekonomi di event tradisi, budaya, dan syiar jelang Ramadhan ini, tentu hanya terjadi pada kelompok UKM yang tidak begitu “nendang” bagi industri, tetapi setidaknya, bangunan kekuatan ekonomi sektor riil mampu menjadi tulang punggung ekonomi rakyat yang makin kuat.

Syiar Ekonomi dan Ramadhan

Dandangan atau dugderan atau megengan yang mengungkit mentalitas kewirausahaan dan membuka kesempatan para pedagang UMKM, untuk menjajakan produknya kepada masyarakat yang memadati arena dandangan atau dugderan atau megengan tersebut, sekaligus sebagai syiar Ramadhan.

Kegiatan syiar ekonomi tersebut, meminjam bahasa yang diyakini masyarakat Kudus, berasal dari Syeikh Ja’far Shodiq – atau Sunan Kudus – yakni GusJiGang artinya baGus akhlaknya, pandai mengaJi – terutama kitab-kitab turats atau sering disebut kitab kuning yang menjadi bacaan wajib pesantren tentang berbagai ilmu agama karya para Ulama yang diakui (mu’tabarah), dan terampil berdaGang.

Baca Juga: Libur Hari Raya Nyepi dan Awal Ramadan, Jasa Marga Memprediksi 899 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Berdagang atau berwirausaha secara jujur, selain menjalankan perintah Rasulullah saw “alaikum bi t-tijarah fa inna fiha tis’atu a’syari r-rizqi ” artinya “berdaganglah karena di dalamnya terdapat sembilan persepuluh – atau baca sembilanpuluh persen – jalan rizqi” (Riwayat Ibrahim al-Harby).

Nabi Muhammad saw sendiri sejak usia sangat muda sudah menjadi pedagang yang dikenal sangat jujur.

Karena itu pula, gelar al-Amin menjadi sebutan beliau.

Bahkan para pedagang yang jujur, kelak dijanjikan akan bersama-sama para Nabi, para Syuhada’ dan orang-orang Ahli sh-Shidqi kelak di surga (Riwayat At-Tirmidzi).

Baca Juga: Swiss Open Digelar 22 Maret 2023, Ini Jadwal dan Wakil Indonesia yang Diturunkan!

Selamat menikmati tradisi dandangan/dugderan dan megengan, sambil menunggu bedug pengumuman hasil sidang Itsbat dalam menetapkan 1 Ramadhan 1444 H, tentu setelah mendapat laporan hasil rukyah di berbagai wilayah di Indonesia.

Selamat menyambut dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan, semoga Allah Ta’ala menerima amal kita dan melimpahi maghfirah dan menghapus dosa-dosa kita. Allah a’lam bi sh-shawab.

*) Prof. Dr. Ahmad Rofiq, MA. Direktur LPH-LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia  (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana dan FSH UIN Walisongo Semarang, Ketua DPS Rumah Sakit Islam- Sultan Agung Semarang, Anggota DPS BPRS Bina Finansia, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat, Anggota Dewan Penasehat IAEI Pusat, dan Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq

Tags

Terkini

Terpopuler