Memaknai Karunia Sakit, Prof Ahmad Rofiq: Penyadaran Kita Hanya sebagai Hamba Allah

- 30 September 2021, 11:12 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Alhamdulillah wa syukru liLlah, segala puji bagi Allah seru sekalian alam.

Setelah Allah Yang Menyembuhkan memberi saya karunia sakit, dan sempat bedrest di RSI Sultan Agung Semarang, 20-23 September 2021, sebagai ikhtiar untuk berobat kepada beberapa dokter yang diberi keahlian untuk mengobati, dan dukungan doa dari para kyai, guru, sahabat dan teman, dan tentu keluarga, Allah memberi kesembuhan.

Adalah hal biasa, sakit biasanya datang mendadak, bisa jadi karena akibat kurang hati-hati di dalam mengonsumsi makanan bagi yang sudah berumur lebih dari setengah abad, atau karena tuntutan pekerjaan, kesembuhan selalu membutuhkan proses waktu.

Baca Juga: Sinopsis NET TV Drakor Reply 1988 Episode 2 Kamis 30 September 2021 Hari Ini

"Boleh jadi semua orang pernah mengalami atau mendapatkan karunia sakit," jelas Prof Ahmad Rofiq, Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang.

Ini mengingatkan ketika kita belajar tauhid, ilmu tentang bagaimana meng-Esakan Allah, salah satu sifat jaiz Nabi dan Rasul adalah sakit, yang ini merupakan ‘awāridlu l-basyariyah atau halangan yang bersifat manusiawi.

"Yang paling dasar adalah sakit adalah bagian dari “penyadaran” pada kita sebagai hamba Allah, bahwa “sakit adalah mahkota di atas kepala orang-orang yang sehat, yang hanya diketahui oleh orang-orang yang sakit” (Ash-shihhatu tājun ‘alā ru-ûsi l-ashihhāu lā ya’rifuhā illā l-mardlā)."

Baca Juga: Sinopsis Film Robin Hood (2018) yang Akan Tayang di Bioskop TransTV Malam Ini

Lebih jauh Prof Ahmad Rofiq mengisahkan Nabi Ayyub AS mendapatkan ujian dari Allah SWT berupa sakit kulit.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah