Meneladani Rosul Saw, Prof Ahmad Rofiq: Batinnya Menyamudera, Ilmunya Mencakrawala

- 8 Oktober 2021, 13:17 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/


PORTAL PEKALONGAN - Muhammad al-Ghazali, ulama besar yang juga penulis buku “Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad Saw” menyatakan, “Meskipun begitu banyak buku ditulis tentang Nabi Muhammad Saw, sosok agung itu tidak akan pernah selesai diungkap secara final. Batinnya menyamudera, dan ilmunya mencakrawala."

"Di dalam dirinya tersimpan segala kearifan masa lalu dan segala pengetahuan suci masa depan," kata Prof Ahmad Rofiq.

Sufi abad ke-12 dari Persi menulis bait berikut ini: “Muhammad walaupun engkau ummi, tidak bisa baca tulis, tetapi seluruh perpustakaan dunia tersimpan rapi dalam dirimu. Ini karena ilmu yang menggenang dalam diri beliau, adalah merupakan anugerah tak kepalang yang meluruh secara langsung (ladunni) dari tahta keagungan Allah Azza wa Jalla."

Baca Juga: Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi, Prof Ahmad Rofiq: Manusia berencana Allah yang Menentukan

Prof Ahmad Rofig menambahkan, Asy-Syibli, seorang sufi sezaman dengan Al-Hallaj di awal abad ke-10 mengungkapkan dalam puisi berikut:

“Setiap rumah yang engkau diami, tidak membutuhkan lampu sama sekali. Pada hari ketika bukti-bukti dibawakan, maka buktiku adalah wajahmu. Di samping sebagai cahaya spiritual yang sanggup menyinari jiwa-jiwa manusia yang dahaga, Muhammad juga merupakan sandaran yang ampuh yang menghubungkan antara manusia kebanyakan dengan Tuhan. Karena itu dia disebut barzakh, perantara. Maka tak salah, kalau pada hari kebangkitan, ketika bukti-bukti amal ditampakkan oleh Tuhan, al-Syibli – dan kita semua – berharap untuk dilumuri cahaya Nabi Junjungan itu, untuk dapat meraup syafaat beliau."

Nabi Muhammad Saw dihadirkan dan diutus oleh Allah ke muka bumi ini, sebagai figur yang memiliki empati, simpati, dan kepedulian yang sangat kuat ketika melihat, menghadapi situasi ketidakadilan dan kesengsaraan yang dirasakan oleh sesama orang-orang yang beriman.


"Beliau letakkan fondasi hidup ini, di atas kerangka yang sangat kuat yakni iman dan amal salih yang menghasilkan taqwa dan ketaqwaan."

Baca Juga: Memaknai Karunia Sakit, Prof Ahmad Rofiq: Penyadaran Kita Hanya sebagai Hamba Allah

Karena itulah, lanjut Prof Ahmad Rofiq, bertaqwa kepada Allah merupakan sebaik-baik bekal dalam menghadap kepada Allah.

Banyak orang yang hanya karena dititipi sedikit ilmu, harta, dan jabatan, sering berubah menjadi sombong, takabur, dan adigung-adiguna.

Seolah-olah dengan ilmunya ia merasa layak sombong. Dengan harta yang ketika meninggal dunia, pasti tidak dibawa, dan juga jabatan yang tidak jarang justru menjadi lahan fitnah, seakan kemuliaannya bertambah, padahal tidak sedikit justru dengan harta dan jabatan mereka itu, setiap saat dapat menjebak yang siap meruntuhkan marwah dan martabat kemanusiaannya. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah