Hikmah Ramadhan Prof. Ahmad Rofiq: Tujuh Amalan Utama Ramadhan Jangan Ditinggalkan

- 10 April 2022, 08:15 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dokumen Pribadi

Doa, adalah ibadah, dan disebut juga sebagai “pedangnya orang yang beriman”. Berdoa menunjukkan kefaqiran dan butuhnya seorang hamba kepada Tuhannya di setiap keadaan, dan Allah menyebutnya sebagai ibadah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir (40): 60.

Ketiga, I’tikaf. Riwayat dari Ibnu ‘Umar ra, sesungguhnya Nabi saw beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (Riwayat Al-Bukhari (1921) dan Muslim (1171). Ibnu Al-Qayyim menjelaskan, Sebagian hikmah I’tikaf, adalah untuk kebaikan dan keistiqamahan hati mengikuti jalan Rasulullah saw menuju Allah. Hati yang kacau akan jadi baik hanya karena kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berlebihan makan dan minum, boros bergaul dengan manusia, boros bicara, dan boros tidur; membuat berantakan dan menyebarkannya di setiap kesempatan, dan memotong jalan menuju Tuhan Yang Maha Esa.

I’tikaf bertujuan meninggalkan kemaksiatan, agar jiwanya tunduk hatinya kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyendiri dengan-Nya, menjauhkan diri dari sibuk dengan ciptaan, dan menjadi disibukkan dengan-Nya saja, sehingga dzikir, cinta, dan menghadap kepada-Nya akan dapat menggantikan kekhawatiran dan bahaya hati.

Keempat, memperbaiki dan membaca Al-Qur’an. Biasa disebut dengan tadarrus Al-Qur’an. Riwayat dari Ibn Abbas, Rasulullah saw adalah manusia terbaik, dan terbaik di bulan Ramadhan, ketika Jibril menjumpai beliau, di setiap malam Ramadhan, dan mengajarkan (mendaras) Al-Qur’an, maka Rasulullah saw adalah terbaik dengan kebaikan lebih baik dari angin yang bertiup” (Riwayat Al-Bukhari (6) dan Muslim (2308).

Baca Juga: Kabar gembira! Informasi Pencairan THR Gaji ke-13 PNS dan Penerima Pensiun Tahun 2022

Nabi saw bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat. Puasa mengatakan: “Ya Tuhanku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat, maka berilah syafaat untuknya.” Al-Qur'an berkata: “Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, agar dia memberi syafaat untuknya.” Dia berkata: “Keduanya (puasa dan Al-Qur’an) akan memberi syafaat” (Riwayat Ahmad).

Selain mengikuti Rasulullah saw yang setiap hari membaca Al-Qur’an, Utsman bin Affan menghatamkan Al-Qur’an setiap hari sekali. Sebagian ulama salaf menghatamkan dalam tiga malam, Sebagian tiap satu minggu, ada yang tiap sepukuh hari.

Imam Syafii dalam bulan Ramadhan khatam 60 kali, di luar bacaan shalat. Ibnu ‘Abdu l-Hakam mengatakan: “Imam Malik apabila memasuki Ramadhan, meninggalkan membaca hadits dan majlis ahli ilmu, dan focus membaca Al-Qur’an. Abdurrazaq berkata: “Imam Sufyan ats-Tsaury apabila memasuki Ramadhan, meninggalkan semua ibadah, dan focus menghadap membaca Al-Qur’an.

Kelima, ibadah umrah. Bagi yang berkemampuan, sangat dianjurkan ibadah umrah di bulan Ramadhan. Karena itu, di Masjidil Haram di bulan-bulan Ramadhan penuh jamaah yang melaksanakan ibadah umrah. Rasulullah saw bersabda: “Ibadah umrah di bulan Ramadhan, laksana ibadah haji” (Riwayat Al-Bukhari (1690) dan Muslim (1256).

Keenam, meninggalkan ghibah, gossip, dan maksiyat. Riwayat dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw: “Barangsiapa tidak bisa meninggalkan ucapan dusta dan tidak mengamalkannya, maka Allah tidak perlu baginya untuk meninggalkan makanan dan minumannya” (Riwayat Al-Bukhari, 1804).

Halaman:

Editor: Sumarsi

Sumber: Wawancara Eksklusif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah