Rahasia di Balik Nikmatnya Ramadhan, Ini Kata Prof Ahmad Rofiq

- 10 April 2022, 20:16 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dokumen Pribadi

PORTAL PEKALONGAN - Ibadah puasa Ramadhan diwajibkan hanya kepada hamba-hamba Allah yang beriman.

Puasa Ramadhan disyariatkan setelah diubahnya arah kiblat dari menghadap ke Masjidil Aqsha Palestina selama satu setengah tahun, menjadi menghadap ke Ka’bah di Masjidil Haram Mekah, 10 Sya’ban tahun kedua hijriyah.

Ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat personal, dan khusus dipersembahkan kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Qudsi.

Baca Juga: Penyakit Stunting Berdampak Pada Kesehatan? Ayo Kenali Penyebabnya dari Penjelasan dr Rudy Agus Riyanto

Rasulullah saw bersabda: “Demi Dzat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sungguh aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah, dari pada aroma minyak misik (kasturi), Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, karena orang yang berpuasa meninggalkan syahwat (keinginan)-nya, makannya, minumnya, untuk Aku (Allah), maka puasa itu untuk Aku dan Aku akan membalasnya” (Al-Bukhari dan Muslim).

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumiddin menjelaskan dalam Kitab Asrar ash-Shiyam. Pertama, ibadah puasa merupakan benteng untuk menghalau syaithan dari berbagai rekayasa untuk menyesatkan manusia, dan membuka pintu surga. Karena itu, puasa merupakan ¼ iman (rubu’ al-iman).

Kata Rasulullah saw: “Puasa itu separo kesabaran”. Juga sabda Rasulullah saw: “Sabar adalah separo iman”.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 4 Halaman 3 4: Pengaruh Panas Matahari

Kedua, kebahagiaan puasa ada dua, ketika mengakhiri berbuka puasa, dan ketika berjumpa dengan Allah.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x