PORTAL PEKALONGAN - Ibadah puasa Ramadhan diwajibkan hanya kepada hamba-hamba Allah yang beriman.
Puasa Ramadhan disyariatkan setelah diubahnya arah kiblat dari menghadap ke Masjidil Aqsha Palestina selama satu setengah tahun, menjadi menghadap ke Ka’bah di Masjidil Haram Mekah, 10 Sya’ban tahun kedua hijriyah.
Ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat personal, dan khusus dipersembahkan kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Qudsi.
Rasulullah saw bersabda: “Demi Dzat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sungguh aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah, dari pada aroma minyak misik (kasturi), Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, karena orang yang berpuasa meninggalkan syahwat (keinginan)-nya, makannya, minumnya, untuk Aku (Allah), maka puasa itu untuk Aku dan Aku akan membalasnya” (Al-Bukhari dan Muslim).
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumiddin menjelaskan dalam Kitab Asrar ash-Shiyam. Pertama, ibadah puasa merupakan benteng untuk menghalau syaithan dari berbagai rekayasa untuk menyesatkan manusia, dan membuka pintu surga. Karena itu, puasa merupakan ¼ iman (rubu’ al-iman).
Kata Rasulullah saw: “Puasa itu separo kesabaran”. Juga sabda Rasulullah saw: “Sabar adalah separo iman”.
Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 4 Halaman 3 4: Pengaruh Panas Matahari
Kedua, kebahagiaan puasa ada dua, ketika mengakhiri berbuka puasa, dan ketika berjumpa dengan Allah.