Ketupat Simbol Lebaran, Makanan Berfilosofi yang Syarat Makna

- 4 Mei 2022, 04:09 WIB
Ketupat Sebagai Simbol Lebaran
Ketupat Sebagai Simbol Lebaran /Kemdikbud

Janur akronim dari sejatining nur (ruh sejati, ruh yang masih suci). Umat muslim wajib membersihkan hati dari segala macam hal-hal negatif termasuk prasangka negatif atau su'udzan kepada sesama maupun kepada Allah SWT agar hati tetap putih, fitri, suci, dengan saling memafkan sesama manusia dan minta maaf kepada Allah SWT.

Banyak yang mengatakan, anyaman ketupat itu rumit. Ya, itu menandakan keragaman masyarakat Jawa dan Sunda yang rumit namun bisa terpaut erat dengan jalinan tali silaturahmi.

Untuk itu, saat Lebaran, umat muslim saling bersilaturahmi, saling memaafkan dan meminta maaf.

Bahkan di masyarakat Jawa dari dulu sampai sekarang ada tradisi sungkeman, yang muda mengakui kesalahan kepada yang tua, anak mengaku salah dan minta maaf kepada orang tuanya, demikian juga yang merasa yunior meminta maaf kepada para seniornya, dan seterusnya.

Sunan Kalijaga

Selain ketupat, Sunan Kalijaga, salah satu wali di jajaran lembaga Wali Songo (wali sanga atau wali sembilan) membudayakan dua kali lebaran.

Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Kupat (seminggu setelah Hari raya Idul Fitri).

Biasanya di Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Kupat, ada tambahan lepet. Penganan yang berbahan dasar ketan dan dibungkus dengan janur dan diikat dengan tali dari serat pohon bambu.

Lepet itu artinya, dosa dan kesalahan umat ditutup yang rapet atau rapat. Jangan sampai diomongin ke orang lain, agar tidak ghibah. Dan, siapapun yang mengghibah itu  ibarat memakan bangkai saudaranya.

Atau, kalau sudah saling memaafkan, jangan sampai mengulang perbuatan atau kesalahan yang sudah lalu. Ditutup erat-erat.

Halaman:

Editor: Sumarsi

Sumber: Buku sejarah Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah