Mereka tidak diajarkan oleh tetua sebelumnya mengenai hari pembalasan.
Tidak ada surga dan neraka, sehingga kehidupan mereka sangat keras dan penuh perjuangan.
Bagi mereka yang kaya, tentu saja kehidupan itu harus dimaksimalkan dengan foya-foya. Kapan lagi, hidup hanya sekali. Nikmati saja.
Sementara bagi mereka yang susah, kehidupan bagai neraka, walau mereka belum mengenal istilah itu. Penindasan dan perbudakan merajalela.
Tidak ada kebebasan yang ditawarkan oleh dunia.
Ketika Islam datang dengan ajaran yang membawa perdamaian dan janji kehidupan yang kekal di akhirat, mereka menolaknya.
Hal tersebut tidak sesuai dengan pemahaman kaum Quraisy terhadap dunia.
Dalam pandangan Islam, dunia adalah tempat berladang.
Siapa yang hendak menuai kebaikan, maka kebaikan itulah yang harus ditanam.