Network
PORTAL PEKALONGAN - Pada peristiwa Isra' wal Mi'raj, Nabi Muhammad Saw dihadiahkan perintah sholat lima waktu yang wajib dikerjakan oleh umatnya.
Seiring berjalannya waktu, hingga hari ini, sholat menjadi ciri seorang muslim. Sholat juga termasuk dalam rukun Islam yang kedua.
Kata-kata sholat sebagai tiang agama masih relevan digunakan hingga sekarang, karena memang sholat adalah penyangga Islam.
Kualitas keislaman seseorang dapat dilihat dari sholatnya.
Apabila sholat itu sengaja ditinggalkan, maka bagaikan ia merobohkan sebuah tiang bangunan. Jika tiang roboh, bangunan pun turut hancur.
Jika sholat lima waktu telah berani ditinggalkan, maka keislaman seseorang patut dipertanyakan.
"Yang pertama dihisab pada hari kiamat adalah sholat," kata UAS, seperti yang dikutip Portal Pekalongan dari kanal Youtube Taman Surga Net.
Baca Juga: Darah Menetes Lewat 15 Hari, Ustadz Abdul Somad: Laki-Laki Harus Tahu
Sholat itu sangat penting, bahkan menjadi penentu amal sholeh lainnya kelak di hari kiamat.
Siapa yang baik sholatnya, maka baik pula amal yang lainnya. Akan tetapi bila sholat sholatnya rusak, maka rusaklah amal yang lainnya.
Sebanyak 17 rakaat yang wajib dikerjakan dalam sehari, masih ada sekelompok orang yang merasa berat untuk mengerjakan sholat.
"Sholat itu perjanjian Allah dengan hamba-Nya. Apabila ditinggalkan, maka telah batal perjanjian tersebut," jelas UAS.
Sholat itu tali hubungan hamba dengan Tuhannya. Bila tali itu putus, entah bagaimana seorang hamba akan berhubungan dengan Tuhannya.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Apa yang Kau Tengok, Itulah yang Terbawa dalam Tidur
"Siapa yang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka kafirlah dia secara nyata," ujar dai kelahiran Sumatera itu.
Saking pentingnya ibadah sholat, orang yang meninggalkannya dengan sengaja dihukumi kafir.
Sebagai seorang muslim untuk membiasakan sholat dimulai dari keterpaksaan. Diri harus dipaksakan untuk mengerjakan sholat.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Ingin Doa Dikabulkan, Jangan Tinggalkan Dua Hal ini
Seiring berjalannya waktu, keterpaksaan tadi akan berubah menjadi kebiasaan dan kebutuhan. Sehingga apabila ditinggalkan seakan ada yang kurang dalam hidup.*
