Profil Buya Yahya, Menimba Ilmu hingga ke Negeri Yaman

- 5 Desember 2022, 10:35 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya /Tangkapan layar/YouTube Buya Yahya/

 

PORTAL PEKALONGAN - Yahya Zainul Maarif atau yang kita kenal Buya Yahya, merupakan ulama yang dicintai banyak masyarakat. Ulama asal Blitar tersebut lahir pada 10 Agustus 1973. 

Buya Yahya memiliki karakter yang lemah lembut namun tegas dalam menegakan ilmu agama. Dengan bekal pendidikan formal dan non formal, membuat beliau dipercaya oleh masyarakat. 

Banyaknya permintaan ceramah beliau di berbagai daerah, Buya Yahya dan tim membuat channel dakwah secara online. Bahkan pada 2006 Buya Yahya sempat menjadi direktur operasional di radio Islami Salma 101 FM. 

Baca Juga: Buya Yahya: Batal Menikah Karena Tingginya Mahar, Ini Penjelasan Buya Yahya

Dengan demikian, jamaah Buya Yahya bisa dengan leluasa belajar ilmu agama. Tanpa batas ruang dan waktu. 

Tentang pendidikan formalnya Buya Yahya menempuh pendidikan dari mulai SD hingga SMP di Blitar. Selain itu, ia juga mengenyam pendidikan non formal di Madrasah Diniyah pimpinan KH. Imron Mahbub.

Tak lama kemudian, Buya Yahya melanjutkan pendidikannya di pesantren Darullughah Wadda'wah. Pesantren tersebut berada di Jawa Timur yang dipimpin oleh Al Murobbi Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun

Seperti pesantren pada umumnya, selesai pendidikan Buya Yahya mengabdikan diri di pesantren tersebut selama kurang lebih 3 tahun. 

Baca Juga: Batal Menikah karena Calon Pengantin Wanita Minta Mahar Sertifikat Rumah, Ini Penjelasan Buya Yahya

Kegigihan Buya Yahya dalam mengabdi, membuat sang Murabbi Habib Hasan merekomendasikan beliau untuk melanjutkan pendidikan.

Tak tanggung-tanggung, Buya Yahya diberangkatkan ke negeri Yaman untuk menimba ilmu di Universitas Al-Ahgaff. 

Singkat cerita, Buya Yahya menjalankan tugas kampus dengan memimpin sebuah pesantren di Cirebon. Hal ini menjadi salah satu syarat agar beliau bisa terjuan secara mandiri berdakwah ke masyarakat. 

Akhir tahun 2005 beliau datang ke Jawa Barat tepatnya ke Cirebon dan sempat tinggal di Pondok Pesantren Nuurussidiq, Tuparev.

Usai pengabdian pada akhir tahun 2006, Buya Yahya kembali ke Yaman untuk melaporkan amah yang beliau emban selama di Cirebon. 

Karena mendapat hasil yang memuaskan, Buya Yahya berhasil mendapatkan izin untuk berdakwah di tanah air. 

Baca Juga: Ingin Memiliki Anak Sholeh dan Sholehah? Terapkan Tips Buya Yahya Ketika Istri Hamil

Dibanding kota kelahirannya, Cirebon jadi pilihan Buya Yahya dalam berdakwah. Beliau mulai berdakwah dari mushola kecil hingga majelis taklim salah satunya di masjid At-Taqwa.

Jamaah yang berkumpul di masjid At-Taqwa mulanya hanya berjumlah puluhan orang saja. Berkat keistiqomahan beliaun, kini majelis tersebut semakin ramai oleh jamaah hingga memenuhi halaman masjid.  

Melihat antusias jamaah yang luar biasa, Buya Yahya mulai membentuk majelis di berbagai daerah di Jawa Barat. Selain Kota dan Kabupaten Cirebon, beliau berdakwah hingga ke Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu.

Tak hanya di majelis, Buya Yahya kerap kali mengisi ceramah di beberapa swalayan dan toserba. 

Baca Juga: Tips Buya Yahya agar Pasangan LDR Tetap Harmonis, Apa Saja Poinnya?

Dari banyaknya majelis yang Buya Yahya pimpin, dibuatlah nama Al-Bahjah. Nama tersebut nantinya tidak hanya berlaku bagi jamaahnya namun akan dijadikan nama pesantren yang beliau rintis.***(Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat.com dengan judul "Profil Buya Yahya dan Perjalanan Dakwahnya") 

Editor: Arbian T

Sumber: Pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x