Utang Tidak Kunjung Dibayar, Ustadz Abdul Somad: Lakukan Hal Ini

- 11 Desember 2022, 19:39 WIB
ilustrasi Uang Palsu, Update Berita Kebumen, Waspada Peredaran Uang Palsu, Modus Sasaran Adalah Pedagang Kecil
ilustrasi Uang Palsu, Update Berita Kebumen, Waspada Peredaran Uang Palsu, Modus Sasaran Adalah Pedagang Kecil /Polres Kebumen/

 

 

PORTAL PEKALONGAN – Menjadi orang baik itu banyak ujiannya, satu di antaranya adalah perkara pinjam meminjam uang, alias utang.

Jika seseorang sedang kesusahan ekonomi, sebagai sahabat yang baik tentu akan meminjamkan uang untuk kebutuhannya. Biasanya proses pinjam meminjam antar teman ini hanya terucap di mulut saja, tidak sampai membuat surat perjanjian yang ditanda tangani materai 10,000.

Namanya juga manusia, pasti ada silap, salah dan lupa. Penyebabnya banyak hal, tapi lebih dominan disengaja, karena utangnya terbilang kecil dan meminjamnya pun kepada teman. Orang yang meminjam tidak tahu diri, yang meminjamkan pun tidak enak hati. Akhirnya sampai berlarut-larut utang itu tergantung dan tergadai.

Dibilang lunas, dia tidak pernah bayar, dikatakan berutang pun susah, orangnya sudah muka tembok, tidak ada lagi rasa malunya.

Melansir akun TikTok Ustadz Abdul Somad, bahwa untuk menghadapi orang yang berutang semacam itu, ada beberapa tahap untuk menagihnya.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Lihat Ini Jika Ingin Tahu Kualitas Seorang Muslim

Dai asal Pekanbaru itu memberikan tahapan-tahapannya sebagai berikut.

Pertama, tagih secara baik-baik.

Sebagai orang yang meminjamkan utang, dia punya tanggung jawab untuk mengingatkan kepada yang berutang agar membayarkan utangnya sebelum kematiannya tiba.

Sebab, dosa utang tidak akan termaafkan sampai orang yang memberi utang ikhlas atasnya. Walaupun dia syahid di medan perang, jika ada utang semasa hidupnya, ruhnya tergantung antara langit dan bumi.

Oleh karenanya, langkah pertama mengambil kembali uang yang telah dipinjam adalah menagihnya secara baik-baik.

Datangi dia ke rumah, kantor atau tempat yang memungkinkan untuk menagihnya. Perhatikan pula situasi dan kondisi, jangan karena menagih utang membuat orang yang berutang malu, terpojokkan dan sejenisnya.

Baca Juga: Ingin Dapat Jaminan Surga, Begini Kata Ustadz Abdul Somad

Kedua, beri tenggat waktu jika yang bersangkutan kesulitan membayar.

Hal paling klasik dalam menagih utang adalah alasan tidak ada uang untuk membayarnya. Karena alasannya umum, banyak orang yang enggan percaya ketika menagih utang tapi yang meminjam beralasan tidak ada uang.

Tidak ada yang salah sebenarnya, hanya karena tradisi yang sering berbicara demikian membuat frame orang yang berutang terlihat buruk.

Islam mengajarkan untuk memberikan tenggat waktu lebih kepada orang yang berutang agar dia dapat berusaha mengganti dari apa yang telah dia pinjam sebelumnya.

Ketika, maafkan dan anggap sebagai sedekah.

Jika memang sudah tidak bisa diusahakan lagi untuk ditagih, terlewat batas toleransi yang diberikan, maka cara ketiga adalah memaafkan dan anggap itu sebagai sedekah kepada fakir miskin.

Masalahnya, tidak semua orang punya keluasan hati yang seperti itu. Jika nominalnya kecil, mungkin tidak mengapa utang itu dianggap sedekah. Tapi jika nominalnya besar, hati kecil akan berkata lain.

Baca Juga: Perempuan Wajib Tahu! Ini 5 Hak Istri, Ustadz Abdul Somad Berikan Penjelasan

Oleh karenanya, untuk menaggulangi hal-hal yang tidak diinginkan, hendaknya urusan pinjam meminjam atau utang piutang dilakukan dalam surat perjanjian lengkap dengan konsekuensinya.

Hal itu untuk meminimalisir kejadian yang tidak diharapkan, seperti orang yang meminjam kabur atau berdalih sudah membayar dengan cara yang lain.

Bagi yang mempunyai utang, segerakan untuk membayar. Tidak ada manusia yang tahu di mana keberadaan malaikat maut sekarang, bisa jadi dia di depan pintu rumah, tetapi utangnya belum terbayarkan.

Masa depan akhirat tergadai gara-gara utang di dunia.***

Editor: Alvin Arifin

Sumber: TikTok Ustadz Abdul Somad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah