Portal Pekalongan - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebut dua pengertian tentang kata “keramat”, yaitu pertama sebagai suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan.
Sedangkan pengertian kedua dalam KBBI, kata “keramat” bermakna suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain.
Keramat atau karamah dalam pengertian lazimnya masyarakat lebih dekat denga pengertian pertama dalam KBBI.
Baca Juga: Warisan Mbah Moen, 3 Golongan Umat Manusia yang Membahayakan Dunia
Keramat atau karamah itu bisa dalam bentuk pemangkasan jarak di mana seseorang dapat berpindah dari satu ke lain tempat yang sangat berjauhan dalam tempo singkat di luar batas kelaziman.
Keramat atau karamah sejatinya muncul karena terbitnya nurul yaqin (cahaya keyakinan) di dalam hati. Tanpa terbitnya cahaya keyakinan itu, orang tidak akan bisa memandang jauh akhirat seakan di hadapannya.
Melansir dalam video unggahan Santri Gayeng, Gus Baha menyampaiakan pesan kepada para jamaah, dimana pesan atau wasiat itu adalah dari bapaknya.
“Orang kalau terkenal keramat, yang untung hanya dirinya sendiri. Tapi kalau terkenal karena alim, selain untung diri sendiri, islam juga akan turut untung. Kalau boleh dibahasakan begitu,” Papar Gus Baha.
Baca Juga: Habib Ja'far : Berserah Bukan Berarti Pasrah, sedangkan Pasrah Bukan Berarti Menyerah
Seseorang yang terkenal keramat, pasti akan banyak orang yang datang kepadanya dengan membawa buah tangan yang mungkin malah dijadikan ajang persaingan antar pengunjung.