PORTAL PEKALONGAN - Prof Ahmad Rofiq adalah Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah menyatakan, dalam QS. At-Taubah (9): 36 Allah berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram”.
"Keempat bulan yang disebut bulan mulia, yaitu Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab," jelas Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah.
Karena mulianya bulan tersebut, kita sebagai hamba Allah, yang mengikuti agama yang lurus, diingatkan agar jangan berbuat zalim pada diri sendiri maupun kepada orang lain, namun melakukan kebajikan dan amal shalih sebagai usaha untuk merawat keimanan dan ketaqwaan.
"Menurut Terjemah Kementerian Agama, maksud bulan haram tersebut antara lain ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram," jelas Prof Ahmad Rofiq.
Pada bulan Rajab, ada peristiwa yang sangat bersejarah bagi nasib dan masa depan manusia sebagai hamba Allah.
Peristiwa tersebut pada saatnya nanti, diperingati sebagai peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah saw.
Nabi saw bersabda: “Saya melihat pada malam mi’raj, sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih dingin dari salju, lebih harum dari minyak misik, maka saya bertanya kepada malaikat Jibril: “Wahai Jibril, untuk siapa semua ini? Jibril menjawab: “Itu (sungai tersebut) disediakan untuk orang yang bershalawat kepadamu di bulan Rajab”. Setelah itu Rasulullah saw bersabda: “Kembalilah kepada Tuhan kalian, mohonlah ampunan atas segala dosa-dosamu, dan jauhilah perbuatan maksiyat di bulan haram, yakni bulan Rajab”. (al-Khaubawy, tt:86)
Riwayat Anas bin Malik menyatakan, bahwa dia bertemu Mu’adz, dan bertanya dari mana Anda?