Saya dari Rasulullah saw dan mendengar dari beliau saw: “Barang siapa mengucapkan “tidak ada Tuhan selain Allah dengan tulus ikhlas, akan masuk surga. Dan barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, dengan berharap mendapat ridha Allah akan masuk surga”.
Setelah itu, saya masuk menemui Rasulullah saw dan menanyakan kepada beliau: “Wahai Rasulullah saw, Mu’adz menceritakan kepadaku demikian, maka beliau bersabda: “Mu’adz benar” (Zahrah al-Riyadl).
Rasulullah saw juga bersabda: “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan Allah SWT, bulan Sya’ban adalah bulanku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku. Barangsiapa berpuasa sehari saja dari bulan Rajab, maka ia akan mendapatkan keridhaan Allah yang sangat besar dan dijauhkan dari kemurkaan-Nya, karena itu perbanyaklah memohon ampunan dengan beristighfar kepada Allah SWT”.
Dalam situasi di mana banyak saudara-saudara kita yang mengalami disorientasi hidup, banyak yang terjebak dalam kehidupan hedonis, pragmatis, dan cenderung “menghalalkan” berbagai cara untuk mendapatkan kekayaan, apakah dengan cara-cara korupsi, manipulasi, dan atau cara-cara lain yang merugikan orang lain atau lembaga lain.
Bahkan sebagian dari mereka tidak lagi merasa malu ketika mereka terkena OTT dan diperhadapkan kamera media massa yang pasti diikuti oleh public.
Beruntunglah Anda yang tidak dikaruniai jabatan, baik jabatan sosial maupun kedinasan.
Artinya, Anda lebih banyak waktu untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai kegiatan yang positif, baik di lingkungan keluarga, kerja, dan di mana saja Anda berada.
Makin banyak jabatan makin banyak pertanggungjawaban, apalagi pada jabatan yang di situ bergelimang uang, maka selain amanat yang tidak ringan untuk dijalankan, juga rawan menjadi sasaran kedengkian dan boleh jadi hasudan.
Para Ulama merumuskan kaidah “li kulli ni’matin mahsud” artinya “pada setiap ada kenikmatan, maka di situlah menjadi sasaran kedengkian”.