KH Miftachul Akhyar: Amalkan Ijazah Ini, Agar Hidupmu Diajuhkan dari Kefakiran

- 19 Maret 2023, 06:25 WIB
Profil Lengkap KH. Miftahul Akhyar Terpilih sebagai Rais Am PBNU 2021-2025 di Muktamar Lampung
Profil Lengkap KH. Miftahul Akhyar Terpilih sebagai Rais Am PBNU 2021-2025 di Muktamar Lampung /PBNU

PORTAL PEKALONGAN - Setiap orang pasti ingin dijauhkan dari kemiskinan dan kefakiran. Ya, kondisi ekonomi yang kurang tentu tidak diinginkan.

Miskin dan fakir merupakan kondisi yang sering disamakan, padahal ada perbedaan mendasar. Fakir adalah keadaan yang tidak ada sesuatu untuk menjalankan kehidupan atau bisa dibilang kondisinya sangat kurang mampu.

Tidak bisa dimungkiri, kefakiran dapat berpengaruh terhadap keimanan. Karena kondisi ini dapat menstimulus seseorang berbuat apa saja, bahkan yang melanggar aturan.

Baca Juga: Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan yang Belum Banyak Diketahui, Apa Saja?

Lebih berbahaya lagi, kefakiran juga dapat mengganggu keimanan. Orang bisa menggadaikan imannya akibat fakir yang dia alami

Dalam bahasa Arab, kata faqir berasal dari kata faqr yang, antara lain, berarti 'tulang punggung' dan yang pertama (faaqir) berarti 'orang yang patah tulang punggungnya' karena demikian berat beban yang dipikulnya. Sedangkan kata 'miskin' berasal dari kata sakana yang dalam bahasa Arab berarti 'diam' atau 'tenang'.

Dalam Alquran, tidak ditemukan definisi yang gamblang tentang fakir maupun miskin kendati kedua kata tersebut itu dengan berbagai akar katanya, lebih dari 14 kali untuk kata faqr dan lebih dari 33 kali untuk kata miskin.

Baca Juga: Nyesel Kenapa Baru Tahu? Khasiat Kulit Rambutan, dari Obat Demam sampai Menolak Penuaan

Setidaknya kondisi atau sifat 'fakir' merupakan kondisi yang sangat buruk, yang disejajarkan dengan kekufuran, kekurangan, dan kehinaan.

Di tengah-tengah kondisi ekonomi semakin sulit karena menghilangnya berbagai komoditas kebutuhan masyarakat yang berakibat meroketnya segala macam harga kebutuhan pokok, sudah saatnya selalu mencontoh Rasulullah.

Kendati segala sesuatu menjadi sulit, namun jangan sampai lepas dan berputus asa dari jalan-Nya. Tidak selayaknya kita menjadi orang yang seakan tidak memperoleh nikmat Allah sedikit pun, sehingga membawa kita gelap mata dan berbuat yang nista atau bahkan berbuat sesuatu yang dzalim meski pada diri sendiri.

Baca Juga: Incar Gol Tambahan, Cristiano Ronaldo  Siap Taklukan Abha, Minggu Dini Hari Nanti!

Menyadur dari sebuah kajian KH Miftachul Akhyar, yang di unggahan kanal facebook reel akun Tiktop-Islam, Kiyai Miftah mengijzahi amalan agar terhindar dari kefaikran.

“Barang siapa membaca Lā haula wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil azhīmi setiap hari terserah waktunya sebanyak 100 kali tidak boleh kurang tidak boleh lebih, maka kefakiran tidak akan mendekat,” ujar  KH Miftahul Akhyar

Selain itu sebagai tambahan KH Miftahul Akhyar, juga mengijazahkan amalan berikutnya yakni dengan membaca Ya Latifu.

“Sebagai Tambahan membaca Ya Latifu, fa nya di domah karena rahasianya di domahnya fa’il sebanyak 129 kali, karena khuruf Ya Latif 129 kali,” tambahnya.

Demikianlah ijazah amalan KH Miftahul Akhyar, yang dapat menjauhkan kita dari kefaikran. Semoga bermanfaat.***

 

Editor: Alvin Arifin

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x