Prof Ahmad Rofiq Embuskan Isu DMI Mart sebagai 'Sayap Ekonomi': Bisa Memakmurkan Masjid dan Umat

- 28 Februari 2024, 09:45 WIB
Prof Ahmad Rofiq adalah Ketua PW DMI Jateng, Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang
Prof Ahmad Rofiq adalah Ketua PW DMI Jateng, Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - JAKARTA - Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) menggelar muktamar di Hotel Sultan Jakarta, Jumat-Minggu (1-3/3/2024). Muktamar adalah forum tertinggi laporan Pengurus Pusat DMI periode 2017-2022. Penundaan Muktamar ini karena pandemi covid-19 dan sebab lain yang diputuskan melalui dua kali rakernas.

Melalui Muktamar akan disampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus, tanggapan dan pembahasan, menyusun program lima tahunan, dan sesi yang boleh jadi akan sedikit menegangkan adalah pemilihan pengurus.

Karena Pak Dr Muhammad Jusuf Kalla sudah dua kali memimpin PP DMI, maka muktamar saat ini adalah mencari sosok pengganti Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019. Jusuf Kala mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono/SBY pada periode kepemimpinan nasional tahun 2024-2029 dan mendampingi Presiden Joko Widodo 2014-2019.

"Memang tidak mudah mencari pengganti Pak JK (Jusuf Kalla). Setidaknya pengganti Beliau adalah figur yang 'sudah selesai dengan dirinya sendiri'," kata Prof Ahmad Rofiq, Ketua PW DMI Jateng.

Baca Juga: Ide Menu Buka Puasa: Sayur Pelangi - Nikmatnya Warna dan Rasa dalam Satu Saji

Menurut dia, Indonesia sebagai negara yang berpenduduk terbesar keempat dunia https://populationtoday.com/id/id-indonesia/ merilis, per-28/2/2024 penduduk Indonesia sebanyak 279.028.247 dengan tingkat pertumbuhan 0,798%/per-tahun. Indonesia memiliki populasi 3,448% dari populasi dunia. Penduduk muslimnya juga terbesar di dunia, atau 242.623.809 jiwa.

Karena itu, DMI ke depan membutuhkan sosok dan figur yang 'sudah selesai dengan dirinya sendiri' memiliki kompetensi keilmuan yang memadai, kecakapan intelektualitas-keberagamaan yang komprehensif dan kecukupan materi.

"Yang lebih penting lagi, tentu sosok yang memiliki jaringan dan kreativitas untuk menghidupkan potensi-potensi ekonomi jamaah masjid, sehingga mampu menghidupkan perekonomian jamaah. Pengurus DMI di berbagai tingkatan, benar-benar merupakan pengabdian untuk memakmurkan masjid di seluruh Indonesia yang sekaligus yang merupakan negara dengan kemajemukan yang luar biasa besar, baik agama, etnis, adat, bahasa, dan budaya."

Prof Ahmad Rofiq melansir pernyataan Jusuf Kalla, bahwa jumlah masjid di Indonesia ada 800.000. Ini terbanyak di dunia. Rasionya, setiap 220 orang di suatu kampung ada masjid/mushalla (KUII, 27/2/2020).

Baca Juga: Stres Pemicu Utama Gangguan Tidur, Inilah 5 Tips Ampuh untuk Mengatasi Insomnia

Sementara angka kemiskinan di Indonesia masih data per-14/1/2024, Berdasarkan perhitungan Bank Dunia, per-2022, penduduk miskin di Indonesia masih ada 44 juta orang (www://kompas.id). Namun demikian, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang dari September 2022 dan menurun 0,26 juta orang terhadap Maret 2022.

Masih banyak problem ekonomi yang dihadapi umat Islam Indonesia. Masjid yang selain menjadi pusat ibadah, masjid memang harus “dimakmurkan dan dapat memakmurkan jamaahnya”.

Tentu, ini harus dimaknai bagaimana masjid mampu memberi keterampilan pada jamaahnya, agar dapat berdagang sesuai dengan minat, bakat, dan skill masing-masing. Masjid perlu membentuk lembaga Unit Pengumpul Zakat (UPZ) atau Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)-nya, agar bisa mendapatkan dana mustahik sabilillah, untuk biasa pengurusan stats tanah masjid, dan bisa mendistribusikan zakat malnya, memfasilitasi zakat produktifnya, menyiapkan tenaga terampil yang dipekerjakan untuk mendampingi para mustahiq agar berketerampilan, dan dikelola dengan basis komunitas masjid.

Baca Juga: Galbay Shopee PayLater: Daftar Kota-kota yang Rentan Didatangi Debt Collector

Bagi jamaah yang secara individual sudah tidak mungkin bekerja secara sendiri, pengurus masjid dapat menjalin kerjasama membangun networking, dengan berbagai pihak, baik perbankan maupun lembaga lain yang memiliki keahlian untuk menyiapkan tenaga terampil. Sudah saatnya, jamaah masjid dimakmurkan oleh pengurus masjid. Di masjid tertentu, bahkan menganut prinsip “saldo nol” karena dana infaq, sadaqah, dan hibah dari masyarakat, diserahkan ke masjid, harapannya tentu bisa didayagunakan secara maksimal guna memakmurkaan jamaahnya.

DMI Mart

"Saya pernah melontarkan gagasan perlu dibentuknya “sayap ekonomi” DMI Mart semacam minimarket di masjid-masjid strategis dan memiliki tenaga-tenaga muda yang profesional, untuk melibatkan jamaah masjid yang kompeten, handal, bertalenta dagang, karena kebutuhan dasar jamaah di setiap masjid, seperti sembako atau sembilan bahan pokok, tidak bisa ditunda," kata Prof Ahmad Rofiq.

Memang ini bukan perkara mudah dan sederhana, akan tetapi bagi pengurus yang sudah sukses menangani perdagangan, tentu konsepnya tidak sulit untuk disiapkan dan dilaksanakan. Misalnya ada kekhawatiran, jamaah ke masjid yang sedianya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, akan bergeser niatnya, saya kira tidak perlu dikhawatirkan.

Baca Juga: 5 Jenis Oleh Oleh Khas Semarang Selain Lumpia, Wingko Babad, dan Bandeng Presto

Karena bagi orang yang sudah terbiasa dengan kecukupan materi, maka baginya materi, tidak lebih hanya wasilah, instrumen, atau alat saja, bukan tujuan.
Selamat ber-Muktamar ke-VIII, semoga mampu program kerja 2024-2029 yang inovatif-strategis, memilih pemimpin yang memiliki keshalehan agama dan sosial, kecukupan materi yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, dan dapat mengelola organisasi dan menjadikan masjid bertambah makmur, mampu membekali keterampilan usaha dan memantik para jamaah untuk memulai meneladani Rasulullah saw sebagai pedagang. Beliau berpesan: “Berdaganglah, karena di dalamnya terdapat 9/10 jalan rizqi”.
Waffaqana Allah ila thariqi l-qawim. Amin.

Prof Dr H Ahmad Rofiq MA adalah Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah, Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam Sultan Agung, Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang, DPS BPRS Bina Finansia Semarang, dan Ketua Dewan Pengawas KSPPS BMT Dana Mardlatillah Semarang.***

***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x