Prof Ahmad Rofiq: Puasa Sucikan Hati dari Karat dan Residu Dosa Vertikal dan Sosial

- 19 Maret 2024, 10:40 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/


PORTAL PEKALONGAN -
Orang yang berpuasa Ramadhan, sesungguhnya ia sedang mereparasi hatinya, pada tingkatan tirakat yang sangat berat, yakni menjadi hamba yang berhati baik (qalbun salim).

Hal itu diungkapkan Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah.

"Puasa membersihkan diri kita dari hal-hal yang secara dasar menjadi kebutuhan kita, namun dialihkan dengan menahannya dari fajar shadiq hingga terbenamnya matahari, juga perlu dinaikkan “peringkatnya” menjadi puasa khawash (istimewa) dan syukur bisa naik ke khawash al-khawash (cumlaude)," katanya.

Menurut Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang ini, selain mampu mempuasakan indera juga hati dan fikiran atau angan-angan terhadap hal-hal yang di luar jangkauannya, ibadah puasa juga merupakan ritual penghapusan dosa baik dosa vertikal maupun dosa horizontal, karena itu, rangkaian ibadahnya tidak hanya ibadah ritual, tetapi juga ibadah sosial.

"Alhamdulillah satu minggu kita sudah jalani ibadah puasa. Tentu masing-masing merasakan manfaat dan kenikmatan sendiri-sendiri."

Lebih lanjut Prof Ahmad Rofiq yang kini menjabat sebagai Direktur LPPOM-MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika-Majelis Ulama Indonesia) Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa bagi orang yang boleh jadi hati, fikiran, dan perasaannya tidak sehat secara maksimal, ada orang belum mampu merasakan kenikmatan dalam menjalani ibadah puasa.

"Namun bagi orang yang benar-benar imannya kuat, ia mampu merasakan nilai, manfaat, dan bahkan getar-getar dari nilai manfaat puasa bagi dirinya," ujar Prof ahmad Rofiq yang juga Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.

Dalam tausiyah di Masjid al-Iman setelah jamaah shalat Subuh pagi ini, Prof Ahmad Rofiq menganalogikan, pada orang yang sakit dan harus diopname rawat inap di rumah sakit.

Baca Juga: Transfer Saldo Tidak Perlu OTP, Sama dengan Cara Login DANA Tanpa Aplikasi?

Di bawah ini adalah tausyiah Prof Ahmad Rofiq yang juga Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam Sultan Agung, dan Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang, DPS BPRS Bina Finansia Semarang, dalam tausiyah di Masjid Al-Iman setelah jamaah shalat Subuh pagi.

Prof Ahmad Rofiq menganalogikan, pada orang yang sakit dan harus diopname rawat inap di rumah sakit.

Apalagi yang oleh dokter selain dipasang infus juga ventilator, yang konon sewanya relatif mahal bagi pasien menengah ke bawah.

Sebagai sesama orang yang beragama dan bertetangga, diwajibkan untuk menjenguk, menengok, atau bezuk.

Biasanya orang yang bezuk atau nengok saudaranya yang sedang sakit, membawa buah tangan apakah itu buah-buahan atau bakery.

Pertanyaannya adalah, siapakah yang bisa menikmati oleh-oleh atau buah tangan tadi?

Apakah orang yang sakit yang bisa dan mampu menikmatinya?

Kemungkinan besar, yang bisa menikmati dan merasakan betapa enak dan lezatnya buah, adalah mereka atau saudaranya yang sehat afiat.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x