Ancaman Peneliti BRIN Mendegradasi Keilmuan dan Merupakan Ujaran Kebencian

26 April 2023, 00:14 WIB
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi /ANTARA/Melalusa Susthira K/

 

PORTAL PEKALONGAN - Heboh soal ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah yang dilontarkan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menuai banyak tanggapan. Kali ini Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi bahkan mengutuk tindakan yang dilakukan oleh peneliti BRIN, AP Hasanuddin tersebut.

Menurut Ashabul Kahfi, komentar yang dilontarkan peneliti BRIN di media sosial terkait ancaman kepada warga Muhammadiyah soal perbedaan penetapan Idulfitri 1444 Hijriah itu telah mendegradasi keilmuan.

Dalam keterangan yang disampaikakn di Jakarta, Selasa 25 April 2023, Ashabul Kahfi menilai sikap peneliti astronomi BRIN dengan nama akun AP Hasanuddin itu selain telah mendegradasi keilmuan juga merupakan bentuk ujaran kebencian.

Baca Juga: BRIN Diminta Tindak Tegas AP Hasanuddin dan Thomas Djamaluddin, Keduanya Merusak Semangat Toleransi

"Sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama dan sosial, saya sangat mengutuk atas setiap sikap dan tindakan atas nama intelektualitas yang mendegradasi satu kebenaran lain sebagai produk dari sebuah metode ilmu yang diakui dengan ujaran kebencian yang dapat merusak tatanan sosial keagamaan dan kemasyarakatan," kata Ashabul.

Sebelumnya, anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki juga meminta BRIN untuk menindak tegas dua orang peneliti BRIN, yaitu AP Hasanuddin dan Thomas Djamaluddin, karena melontarkan ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.

Menurut Zainuddin, sangat tidak layak seorang peneliti di sebuah lembaga riset nasional tapi tidak siap menerima perbedaan. Apalagi sampai mengeluarkan ancaman pembunuhan.

Baca Juga: H+2 Lebaran, 40.000 Penumpang Kereta Api Tiba di Jakarta, PT KAI Siapkan Fasilitas Tambahan

Jadi, lanjut Zainuddin, tidak hanya AP Hasanuddin saja yang harus didisplinkan, tetapi Thomas Djamaluddin juga perlu didisiplinkan karena sumbernya justru dari Thomas Djamaluddin.

Ashabul Kahfi menjelaskan, penentuan awal Ramadan dan Syawal dapat dilakukan dengan dua metode, yakni hisab dan rukyat. Kedua metode itu telah mendapatkan legitimasi kuat dalam agama.

Sebagai metode yang diakui, lanjutnya, apa pun produk dan hasil dari kedua metode tersebut merupakan kebenaran dalam tataran ijtihadi.

"Implementasinya akan kembali pada keyakinan masing-masing tanpa mendegradasi atau menihilkan pendapat yang lain," paparnya.

Baca Juga: Penundaan Halalbihalal Bukan Larangan, Ini Penjelasan Mahfud MD

Karena itu, lanjutnya, kepakaran seseorang dalam sebuah bidang ilmu, termasuk ilmu astronomi, harus diaplikasikan dalam koridor kearifan dan kebijaksanaan.

"Puncak intelektualitas bukan pada kemampuan untuk mencaci dan menyerang mereka yang berbeda dengan kita. Namun bagaimana menerima perbedaan dari sebuah proses ijtihad dalam koridor keilmuan yang ilmiah berdasarkan dalil-dalil yang teruji kebenarannya," jelasnya.

Permohonan Maaf secara Terbuka

Ashabul Kahfi pun meminta peneliti BRIN yang melontarkan komentar ancaman kepada warga Muhammadiyah itu menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik.

"Meminta yang bersangkutan untuk menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama dengan meningkatkan kapasitas intelektualitasnya dengan akhlak kearifan dan kebijaksanaan," kata Ashabul.

Baca Juga: Dianggap Cocok Jadi Cawapres Dampingi Ganjar, Mahfud MD: Kita Lihat Saja, Semua Orang Bisa Sebut Nama Orang

Baca Juga: Ini 9 Tips Menghadapi Cuaca Panas Tak Biasa dari Kemenkes

Berkaca pada kasus tersebut, dia juga mengajak elemen masyarakat untuk senantiasa menjaga kerukunan dan menghindari ujaran yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di tengah tahun politik menjelang Pemilu 2024.

"Dalam suasana tahun politik, saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga ketenangan dan ketenteraman sosial masyarakat dengan menghindari ucapan-ucapan kebencian, khususnya dalam isu SARA," pintanya.***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler