Network
PORTAL PEKALONGAN - Semakin berkembangnya zaman dan perubahan laju peradaban dunia yang semakin berkembang menimbulkan dampak semakin berkurangnya penggunaan bahasa Daerah dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air.
Keberadaan bahasa daerah di Indonesia menjadi salah satu perhatian lembaga internasional saat banyak bahasa lokal di dunia sudah mulai punah. Dalam rilisnya pada 21 Februari 2019, UNESCO mengungkapkan bahwa sekitar 2.500 bahasa di dunia terancam punah, termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia. UNESCO pun menyebutkan, sebanyak 200 bahasa mengalami kepunahan dalam 30 tahun terakhir dan 607 bahasa dalam status tidak aman.
Baca Juga: Latihan Soal Bahasa Indonesia Jelang PTS Bab 2 Kelas 8 SMP MTS: Teks Persuasi
Selain itu, diperkirakan sekitar 3.000 bahasa lokal akan punah di akhir abad ini. Di Indonesia, yang dimaksud bahasa lokal sama dengan bahasa daerah yang biasa dipakai oleh seseorang dengan menggunakan bahasa tersebut sehari-hari sejak kecil atau menjadi bahasa pertama yang dikuasainya sejak lahir.
Kondisi saat ini, keragaman bahasa terancam karena makin banyak bahasa yang punah atau hilang. Berdasarkan data dari UNESCO dalam Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2020, secara global 40 persen populasi di dunia tidak lagi memiliki akses ke pendidikan dalam bahasa ibu. Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman dan kekayaan bahasa pun mengalami punahnya bahasa daerah.
Dilansir Portalpekalongan.com dari laman resmi Kemendikbud, berikut upaya pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud memiliki lima program utama pelindungan bahasa dan sastra dalam mencegah punahnya bahasa daerah di Indonesia.
Lima program utama pelindungan bahasa dan sastra tersebut adalah Pemetaan Bahasa dan Sastra; Kajian Vitalitas Bahasa dan Sastra; Konservasi Bahasa dan Sastra; Revitalisasi Bahasa dan Sastra; dan Peta dan Registrasi Bahasa dan Sastra Daring.
