Ganjar Pranowo Bersama Gubernur Se-Indonesia Datang ke IKN, Bawa Air dan Tanah Disatukan dalam Kendi Nusantara

- 14 Maret 2022, 08:16 WIB
Ganjar Pranowo bersama gubernur se-Indonesia datang ke lokasi calon pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), bawa air dan tanah disatukan dalam Kendi Nusantara.
Ganjar Pranowo bersama gubernur se-Indonesia datang ke lokasi calon pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), bawa air dan tanah disatukan dalam Kendi Nusantara. /Humas Pemprov Jateng

"Intinya ada dua hal, pertama secara simbolik, ini tanah air. Ada tanah dan air. Saya yakin betul karena pak Jokowi banyak filosofi, maka ia meminta berkumpullah seluruh gubernur membawa tanah air. Ada persatuan, ada kontribusi secara visual," jelasnya.

Selain itu, lanjut Ganjar, ini bentuk kontribusi dari seluruh daerah di Indonesia. Sebab IKN itu bukan hanya proyek orang perorang, pejabat atau mereka yang ada di pusat pemerintahan. Namun dengan dimintanya gubernur datang membawa tanah dan air ke IKN, menunjukkan IKN adalah proyek bersama anak bangsa.

Baca Juga: Temui Ganjar Pranowo, Dubes Singapura Kesengsem Investasi di Kendal Industrial Park

"Ini dukungan kolektif yang ditunjukkan seluruh daerah di Indonesia. Hari ini, 34 gubernur datang, membawa pesan kebersamaan untuk membangun IKN. Mudah-mudahan ini menjadi spirit Keindonesiaan kita," ucap Ganjar.

Disinggung banyak pihak yang nyinyir dan menilai aksi gubernur membawa air dan tanah itu penuh dengan klenik, Ganjar tertawa santai. Menurutnya, ini adalah bagian dari kultural bangsa Indonesia yang tidak bisa dilepaskan.

"Ini kultural, semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan. Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan," tegasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sambut Baik Rencana Pemerintah Bebaskan Syarat Antigen dan PCR untuk Perjalanan Domestik

Bahkan, lanjut dia, nilai-nilai ini tidak hanya dimiliki bangsa Indonesia. Di Jepang, jika ada pembangunan apapun pasti ada ritual dan upacara seperti laiknya di Indonesia.

"Kalau orang Jawa mau buat rumah, di atasnya ada pisang, beras, bendera merah putih. Itu tradisi. Di Jepang juga sama, mau buat bendungan, buat gedung itu ada ritual dan upacaranya. Jadi nggak usah mikir soal apakah ini klenik atau tidak, ini soal kultural dalam bingkai persatuan," tegas Ganjar.***

Halaman:

Editor: Arbian T

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah