Network
PORTAL PEKALONGAN - Pesta adat Lom Play merupakan ritual rutin yang dilakukan masyarakat suku Dayak Wehea di setiap tahun.
Portalpekalongan.com mewawancarai salah satu tokoh adat Mansyur Bit Sing, Jumat 18 Maret 2022.
Menurut Mansyur Bit Sing, berdasarkan sejarah adat, ritual Lom Play itu dilakukan sebagai pengucapan syukur dari masyarakat suku Dayak Wehea kepada Dewi Padi yaitu Long Diang Yung yang dipercaya oleh masyarakat bahwa padi adalah manusia.
Baca Juga: Kagama Buka Desa Inklusi Se-Kalimantan Raya, Ganjar Pranowo: Teruskan dan Gelindingkan
Pesta adat Lom Play ini rutin diselenggarakan di berbagai desa suku Dayak Wehea, salah satunya di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Kegiatan tersebut dilakukan secara berkala dimulai dari persiapan sebelum puncak acara diselenggarakan pada 23-30 Maret 2022 dilanjut dengan acara puncak Lom Play yaitu Bob Jengea pada 20 April 2022.
Adapun persiapan kegiatan yang dilakukan sebelum puncak acara Lom Play, yaitu Ngesea Egung yang artinya membunyikan gong. Kegiatan ini dilakukan guna memberitahukan kepada masyarakat desa suku Dayak Wehea bahwa acara Lom Play akan dimulai.
"Ngesea egung atau membunyikan gong itu menandakan bahwa prosesi ritual Lom Plag telah dimulai," jelas Mansyur Bit Sing kepada Portalpekalongan.com.
Baca Juga: Viral! Inilah Profil Edy Mulyadi Dianggap Menghina Kalimantan: Pembuangan Jin dan Anak!
Sehari setelah kegiatan ngesea egung berlangsung, dilanjut dengan kegiatan Laq Pesyeay yang memiliki arti mengambil buah ketete sebagai ritual yang mengandung harapan pada Dewi Padi agar hasil padi di tahun berikutnya akan lebih subur dan berlimbah serta terhindar dari gangguan hama.
