KH Zulfa Mustofa: Peran Bu Nyai Nusantara Sudah Menonjol sejak Abad Ke-19

- 8 November 2022, 08:14 WIB
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, dan Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi saat mengikuti upacara pembukaan Silatnas III Bu Nyai Nusantara di Ruang Rama Shinta Hotel Patra Semarang, Senin 7 November 2022.
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, dan Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi saat mengikuti upacara pembukaan Silatnas III Bu Nyai Nusantara di Ruang Rama Shinta Hotel Patra Semarang, Senin 7 November 2022. /Dok PBNU/

Menurutnya, Raden Ajeng Kartini pantas disebut sebagi sosok teladan bagi Bu Nyai. Bagi para santri putri. Karena Kartini menjadi santri yang tuhu dan sangat semangat mengembangkan ilmu. Terbukti dia mendirikan sekolah untuk kaum putri.

Menulis Tafsir

Istimewanya, menurut Kiai Zulfa, Kartini yang memohon, mendorong gurunya, Syaikh Muhammad Sholeh bin Umar alias Mbah Sholeh Darat menulis terjemah tafsir Al-Qur'an.

Terjemahan tafsir karya Mbah Sholeh Darat, adalah karya penerjemahan Al-Qur'an pertama dalam bahasa Jawa. Sehingga dari peran Kartini, orang Jawa termasuk kaum wanita, bisa mengerti arti dan makna Al-Qur'an.

Kartini patut kita kenang jasanya. Beliau pembentuk peradaban belajar khususnya kaum wanita,'' katanya.
Selain itu, lanjut Kyai Zulfa, ada tokoh ulama perempuan yaitu Nyai Arnah santrinya Syaikh Nawawi Al-Bantani. Nyai Arnah asal Cimanuk, Pandeglang, Banten, mengajarkan tafsir Al-Qur'an pada masa masih sepi ulama perempuan mengajar tafsir.

Baca Juga: Nonton Netflix Tapi Tak Paham Bahasa Asing, Tenang Netflix Hadirkan Fitur Penelusuran Tayangan Ragam Bahasa

''Dari Bandung ada Nyai Maryam yang membuka semacam pesantren kecil di Makkah dengan santri laki-laki. Kala itu, santri-santri dari Jawa kalau datang ke Makah, ngajinya sama Nyai Maryam dan Nyai Arnah,'' terangnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen dalam sambutanya mengatakan, berkumpulnya para Ibu Nyai merupakan energi positif bagi pemerintah dan warga masyarakat Jawa Tengah. Karena itu, sudah saatnya Ibu Nyai tampil di depan. Tidak hanya mengajar di pondok pesantren, tetapi perlu membuka ruang, baik faktual maupun digital, untuk menerima pertanyaan dan memberi solusi terhadap keluhan masyarakat.

Menurut Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng itu, saat ini jumlah santri putri di pondok pesantren lebih banyak dari pada santri putra, dengan persentase yang mencapai 60 persen.

''Persentase santri putri yang lebih banyak dari putra itu, seiring dengan meningkatnya minat orang tua memasukkan anak ke pondok pesantren. Juga karena kiprah Ibu Nyai semakin besar dalam kehidupan masyarakat,'' terangnya.

Itu artinya, menurut Gus Yasin, peran Ibu Nyai semakin penting dalam membentuk kepribadian dan pendidikan santri. Sebab tanggung jawab terbesar di pondok pesantren putri adalah Ibu Nyai.

Halaman:

Editor: Arbian T

Sumber: Siaran Pers PBNU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x