Inilah Alasan Hari Santri Diperingati Setiap 22 Oktober

- 22 Oktober 2023, 09:18 WIB
Logo peringatan Hari Santri 2023. Susunan Upacara Hari Santri Nasional 2023, Lengkap dari Awal hingga Akhir
Logo peringatan Hari Santri 2023. Susunan Upacara Hari Santri Nasional 2023, Lengkap dari Awal hingga Akhir /Kemenag.go.id/

PORTALPEKALONGAN.COM - Hari ini 22 Oktober 2023 di kecamatan Karangkobar, Banjarnegara Hari Santri diperingati salah satunya dengan kegiatan pawai dari Santri dan anak-anak berbagai pengajian diiringi oleh orang tua (ibu-ibu) melintasi pasar hingga ke arah lapangan. 

Peringatan Hari Santri juga dilakukan di berbagai tempat. Semangat untuk belajar agama dan membela tanah air digelorakan. Presiden Jokowi bersama jajaran merayakan Hari Santri di Surabaya, Jawa Timur. 

Baca Juga: 16 Santri Tahfidz Al-Qur'an MAJT-Basnas Jateng Dikuliahkan di Unwahas Semarang

Dilansir dari ANTARA, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar semangat hari santri selalu dipegang teguh sesuai dengan konteks saat ini untuk menghadapi krisis ekonomi, pangan dan energi di dunia yang dipicu perang di berbagai negara.

“Semangat hari santri ini harus terus kita pegang teguh sesuai dengan konteks saat ini di mana ada krisis ekonomi akibat perang,” kata Jokowi dalam sambutannya saat apel Hari Santri. 

Hari Santri mulai diperingati setelah ditandatanganinya Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015 silam. Keputusan presiden tersebut didasari tiga pertimbangan. 

Ulama dan santri pondok pesantren memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengisi kemerdekaan. 

Untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Merujuk pada ditetapkannya seruan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah.

Baca Juga: Lewat Pelajaran Ini, Undip Kenalkan Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal Sejak Dini

Menurut Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofar Rozin (Gus Rozin), tanggal tersebut mengingatkan pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Resolusi itu berupa sebuah ketetapan yang menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

“Hari Santri pada 22 Oktober, menjadi ingatan sejarah tentang Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari. Ini peristiwa penting yang menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial, yang puncaknya pada 10 November 1945,” ungkap Gus Rozin sebagaimana dilansir dari NU Online.

Pentingnya 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri karena kelompok santri dan kiai-kiai terbukti mengawal kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

“Para kiai dan santri selalu berada di garda depan untuk mengawal NKRI, memperjuangkan Pancasila. Pada Muktamar NU di Situbondo, 1984, jelas sekali tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Bahwa NKRI sebagai bentuk final, harga mati yang tidak bisa dikompromikan,” jelas Gus Rozin. 

Baca Juga: SK Rekomendasi Gibran Jadi Bakal Cawapres Sudah Keluar, Polda Jateng Malah Ungkap Hal Ini

Pada mulanya, Hari Santri diusulkan oleh ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur. Pada Jumat, 27 Juli 2014 itu Pondok menerima kunjungan Joko Widodo sebagai calon presiden. Pada kesempatan tersebut, Jokowi menandatangani komitmennya untuk menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri. Ia pun menegaskan akan memperjuangkannya. 

Namun Gus Rozin mengingatkan bahwa Hari Santri bukan lagi sebagai usulan ataupun permintaan dari kelompok pesantren. 

“Ini wujud dari hak negara dan pemimpin bangsa, memberikan penghormatan kepada sejarah pesantren, sejarah perjuangan para kiai dan santri. Kontribusi pesantren kepada negara ini, sudah tidak terhitung lagi,” tegas Rozin. ***

 

 

 

 

 

Editor: Ali A

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah