Tingkatkan Ekonomi di Daerah 3TP, Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Terus Digencarkan

- 28 Desember 2023, 07:55 WIB
Infrastruktur transportasi yang dibangun Pemerintah di Luar Jawa.
Infrastruktur transportasi yang dibangun Pemerintah di Luar Jawa. /(Dok. Istimewa)/

PORTALPEKALONGAN.COM - Pemerintah semakin gencar dalam pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh Nusantara.

Pembangunan tersebut termasuk dalam daerah teringgal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP).

Adapun tujuan pembangunan infrastruktur tersebut agar perekonomian di daerah-daerah yang masuk dalam 3TP semakin meningkat.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno.

"Pembangunan infrastruktur transportasi di daerah 3TP akan meningkatkan ekonomi dan keterbukaan dari keterisolasian dengan wilayah lain," kata Djoko dalam keterangannya yang diterima Portal Pekalongan.

Baca Juga: JANGAN TERLEWAT! OJK Keluarkan 5 Aturan Terbaru Pinjol Tahun 2024

Selain pemerataan pembangunan transportasi, kata Djoko, pembenahan angkutan umum i perkotaan juga terus dilakukan.

Tujuannya, lanjut dia, sebagai upaya mengurangi dampak kemacetan, polusi udara, keselamatan, dan juga inflasi.

Pemerintah sendiri diketahui menggunakan skema buy the service dalam proses pemerataan pembangunan transportasi tersebut.

Sebagai informasi, skema ini merupakan sistem pembelian layanan angkutan jalan oleh Pemerintah kepada pihak operator angkutan umum untuk mendapatkan layanan angkutan jalan yang baik.

Diketahui program ini dikemas dengan nama Teman Bus (Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman) yang diselengarakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat diterapkan di 10 kota.

"Untuk luar Jawa ada 5 daerah, yakni Palembang (Trans Musi Jaya), Medan (Trans Metro Deli), Bali (Trans Metro Dewata), Makassar (Trans Mamminasata), Banjarmasin (Trans Banjarbakula)," ujar Djoko.

Sementara itu, pemerintah juga diketahui akan mengoperasikan angkutan bus perintis secara komersil di 32 provinsi dengan 278 rute dan panjang trayek mencapai 32.262 km dengan dilayani oleh 514 armada.

"Angkutan bus perintis yang melintas di jalan nasional beralih menjadi trayek komersial, seperti trayek Tanjung Selor – Malinau (Prov. Kalimantan Utara). Semula tarifnya Rp 50 ribu, setelah dikomersialkan menjadi Rp 100 ribu," jelasnya.

Lebih lanjut, sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) juga dibangun di daerah perbatasan Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Diketahui akan ada tiga rute layanan angkutan bus perintis yang melayani warga di perbatasan, yakni PLBN Aruk – Sambas (Prov. Kalimantan Barat), PLBN Skow – Jayapura (Prov. Papua) dan PLBN Sota – Merauke (Prov. Papua Selatan).

Selain itu, Djoko juga menyebut pemerintah akan membangun terminal angkutan barang dan Pelabuhan Sungai Nyamuk.

Untuk terminal angkutan barang dibangun di PLBN Entikong yang berada di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat dan PLBN Skow yang berlokasi di Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Sementara untuk Pelabuhan Sungai Nyamuk di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, mulai April 2023 lalu pemerintah diketahui mulai melakukan penataan dan memperbaiki tata kelolanya mengingat kondisi sebelumnya yang cukup semrawut.

"Kondisi pelabuhan di daerah perbatasan dengan Malaysia yang semula semrawut itu kini dibuat lebih nyaman agar pelayanan penumpang lebih optimal. Selain pemugaran fisik pelabuhan, tata kelola juga dibenahi agar Pelabuhan Sungai Nyamuk menjadi tempat yang nyaman bagi penumpang dan orang-orang yang bekerja di pelabuhan it," terangnya.

"Sebelumnya, kondisi Pelabuhan Sungai Nyamuk semrawut. Para buruh penyedia jasa angkut berebutan mencari kosumen saat setelah kapal berlabuh. Selanjutnya, penumpang melakukan tawar menawar ongkos angkutan barang di jalan yang dilintasi penumpang. Jalan yang sempit membuat lalu lintas Pelabuhan tersendat dan terjadi penumpukan penumpang di lintasan keluar masuk orang dan barang," lanjutnya.

Djoko juga menyampaikan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), pemerintah telah menyediakan subsidi berupa 34 trayek Angkutan KSPN yang tersebar di 10 KSPN.

Baca Juga: Tiktok Kolaborasi dengan Tokopedia, Apa Kabar Keranjang Kuning?

Terkait itu, diketahui ada 10 tujuan wisata yang masuk dalam program tersebut. Di antaranya, wisata di Sumatera Utara (Danau Toba), Sumatera Barat (Bukittinggi, Danau Maninjau, Istana Pagaruyung, Pantai Carokok), Bangka Belitung (Tangjung Berikat dan Pantai Membalong), dan Serang, Banten (Tanjung Lesung dan Ujung Kulon).

Kemudian juga wisata di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah (Makam Raja Imogiri, Pantai Parangtritis, Kawasan Malioboro, Kawasan Candi Borobudur, dan Pantai Baron), Mataram, NTB (Bangko-Bangko, Sembalun, Pantai Selong Belanak), Kendari, Sulawesi Tenggara (Wanci), Banyuwangi, Jawa Timur (Kawah Ijen, Baluran), Surabaya, Jawa Timur (Marmoyo dan Wonosalam), serta Ponorogo, Jawa Timur (Sarangan, Ngebel, Jeruk, Pasar Gosong).

Sedangkan untuk trayek angkutan barang perintis diketahui ada 6 trayek yang totalnya 1.474 km dengan jumlah 38 truk.

Menurut Djoko, penyediaan jaringan angkutan barang perintis sangatlah penting dalam pembangunan transportasi di sejumlah wilayah 3TP di seluruh Indonesia.

"Pelabuhan yang sudah disinggahi Kapal Tol Laut perlu dilengkapi dengan jaringan angkutan barang perintis, supaya harga barang masih tetap terjaga hingga pelosok pedalaman," ujarnya.

Diketahui untuk wilayah yang saat ini memiliki trayek angkutan barang perintis di antaranya, Pelabuhan Malahayati - Blang Bintang (96 km) dan Pelabuhan Malahayati – Blang Pidie (814 km) di Aceh, Selat Lampa – Rabai (72 km) di Pulau Natuna, Pelabuhan Tunon Taka – Kota Nunukan (13 km) di Pulau Nunukan, Pelabuhan Merauke – Boven Digoel (429 km) dan Pelabuhan Pomako – Kota Timika (50 km) di Papua Selatan.

Djoko menyebut, angkutan danau di Danau Toba sudah bisa menjadi percontohan pengelolaan angkutan danau di tempat lain.

Pengelolaan angkutan penyeberangan di Danau Toba juga diketahui telah mengikuti regulasi. Di mana sekitar 20 pelabuhan penyeberangan di Kawasan Dabau Toba sudah berada di bawah pengelolaan dan pengawasan Kepala Syahbandar dan Operasi Pelabuhan Penyeberangan (KSOPP) Danau Toba.

Keramaian wisatawan tidak hanya di Kota Parapat, namun sudah berkembang ke Kota Balige dan di Pulau Samosir.

Baca Juga: Selama 2023, Jateng Ekspor 57 Ton 'Emas Putih' Senilai Rp1,6 Triliun, Meningkat 42,5% Dibanding 2022

Dari 13 pelabuhan penyebangan, sebanyak 7 pelabuhan penyeberangan sudah diresmikan (Ajibata, Simanondo, Tigaras, Muara, Marbun Toruan, Tonggin dan Balige) dan 6 sedang dibangun (Ambarita, Sipinggan, Porsea, Silalahi, Onan Rungu dan Sigapiton).

Kemudian di kabupaten Asmat yang termasuk daerah tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP) dibangun pelabuhan laut dan bandar udara.

Keberadaan Pelabuhan Laut Agats dan Bandara Ewer menambah kunjungan kapal laut dan pesawat terbang.

Ada 3 kapal yang dimiliki PT Pelni singgah di Pelabuhan Agats, yaitu KM Tatamialau, KM Sirimau dan KM Leuser melayani rute Pelabuhan Pomako (Timika), Pelabuhan Agats – Pelabuhan Merauke.

Pelabuhan tradisional untuk pelayaran rakyat masih beroperasi. Sementara maskapai Lion Air melayani penerbangan komersial Timika – Ewer – Merauke.

Sepeprti diketahui selama ini penerbangan perintis yang melayani penumpang yakni Bandara Mopah (Merauke) - Bandara Ewer (Kab. Asmat) dan Bandara Moses Kilangin (Kab. Mimika) - Bandara Ewer (Kab. Asmat).

Demikian juga dengan Pembangunan Bandara Letung yang terletak di Pulau Jemaja (Kab. Kepulauan Anambas, Provinsi Kep. Riau). Selain daerah perbatasan sebagai penghasil minyak dan gas juga kaya akan pesona wisata alam dan perairan.

Keberadaan bandara dan pelabuhan di daerah 3TP akan memacu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat setempat dan membuka keterisolasian dengan wilayah sekitar.***

Editor: Andini Wahyu Pratiwi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x