Bagaimana Membangun Konflik dalam Menulis Cerpen? Simak Penjelasan dalam Buku Cara Asyik Menulis Cerpen

- 23 Mei 2022, 04:55 WIB
Buku Cara Asyik Menulis Cerpen
Buku Cara Asyik Menulis Cerpen /dok.Pribadi

4.Pertimbangan Pembaca
Penulis harus mempertimbangkan pembaca sebagai konsumen atau penikmat cerita. Pembaca sebagai konsumen membutuhkan bacaan yang segar, unik dan menarik yang berbeda dari yang lain. Pembaca yang selektif tentu akan memilih bacaan yang berkualitas.

Bacaan yang memuat hal-hal yang baru dengan sajian yang berbeda. Penulis perlu menyajikan cerita yang bervariatif dan mengena di hati pembaca.

Baca Juga: Ada Toko Online Jual Narkoba, Fakta Mengejutkan Ini Terungkap dari Penangkapan Gitaris Band Kahitna

5.Menggali suasana
Melukiskan suasana penulisan latar kadang-kadang perlu ditulis njlimet untuk mendeskripsikan supaya bener-bener bisa menghidupkan suasana dalam cerita. Suasana alam lebih menarik jika dideskripsikan oleh pengarang daripada disaksikan sendiri. Pembaca ingin sesuatu yang baru dalam hal pengungkapannya.

Seorang pembaca bisa ikut larut dalam suasana cerita karena gambaran nyata pelukisan cerita fiksi baik suasana batin tokoh tergambar dalam bentuk narasi maupun dalam bentuk percakapan antar tokoh.

6.Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang berdaya guna yang langsung memberikan kesan kepada pembaca. Kalimat efektif bermakna jelas dan tidak ambigu. Bagaimanapun bagusnya isi sebuah cerpen, tidak akan menarik apabila tidak ditulis dengan kalimat-kalimat yang bagus dan menarik.

Pembaca akan sulit memahami isi cerpen apabila kalimat-kalimatnya tidak ditulis dengan bahasa yang menarik dan komunikatif. Kalimat-kalimat yang panjang cenderung membosankan pembaca. Untuk itu, penulis harus mampu mengungkapkan dengan kalimat yang bisa mempengaruhi pembaca.

Hanya kalimatlah yang mampu mengekspresikan kejiwaan manusia dan mampu mempengaruhi kejiwaan manusia lainnya. ( Razak, 1985: 3).

Kalimat efektif dalam cerpen adalah kalimat-kalimat lincah, mengalir dengan lancar, kaya kosa kata dan bersifat plastis. Dari sudut pandang, ragam bahasa, ketaksaan (ambiguitas) justru lebih diutamakan ketimbang kalimat-kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah yang lebih bersifat denotatif.

Baca Juga: Ridwan Kamil Akhirnya Buka Suara Lewat Cuitan Twitter: Titipkan Jasad Eril di Sungai Aare

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Buku Cara Asyik Menulis Cerpen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah