"Kemudian kami lanjutkan hingga menyeberangi sungai Bengawan Solo. Di situlah rombongan kami menyeberang disergap pesawat Cocor Merah Belanda dan banyak yang gugur."
"Seketika aliran sungai memerah karena darah para pejuang. Setelah mengamankan senjata dari kawan-kawan yang gugur, kami bergegas lari masuk hutan. Situasi saat itu kalang kabut karena pesawat meraung-raung di udara dengan menghujani peluru dari atas," kenang Sanjoto di rumahnya Jalan Belimbing Raya No 34 Peterongan Semarang, Jumat 13 Agustus 2021.
Dengan pasukan yang berjumlah 30-an kemudian Sanjoto membagi dua untuk menuju ke Wonogiri.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Drama Korea Beberapa Season, Salah Satunya Love Alarm Diperankan Song Kang
Sanjoto, meski saat itu sebagai Polisi Tentara, namun juga ikut bertempur di garis depan.
Puncaknya saat meninjau rute di daerah Desa Mento, Wonoharjo, Wonogiri.
Saat ingin mengamankan rute perjalanan gerilya Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta memenuhi panggilan Presiden Soekarno, pasukannya menerima informasi adanya rombongan konvoi pasukan Belanda yang akan melintas sekitar waktu Maghrib.
Dengan membagi 3 regu pasukan, Sanjoto yang saat itu berpangkat Letnan Muda memilih melakukan penghadangan di kelokan jalan sekitar kebon tebu.
Baca Juga: Bupati Banjarnegara Ajak Sebarkan Kebajikan 'Ingat, Menungsa Ana Sing Nguripi, Ana Sing Mateni'