Selain itu Sang Hyang Wenang juga memberikan anugerah kepada Ki Lurah Semar Bodronoyo dan Bathara Kresna, yakni "Wahyu Pamomong Sejati" dan diberi tugas untuk mengembalikan suasana Amarta sejuk, tenteram, damai gemah rupah loh jinawi, para kawula alit atau masyarakat kecil gumuyu (senang dan bahagia), murah sandang pangan, dan tidak banyak ditarik pajak ini itu yang selama ini menjadi beban rakyat.
Baca Juga: Suyati Penjual Tempe Naik Haji, Menabung selama 20 Tahun Hasilnya Luar Biasa
Selidik punya selidik, ternyata, penyebab kekisruhan Negara Amarta selama ini adalah dua pusaka Pandawa.
Mereka selama ini menjelma menjadi Raja dan Pandeta. Pusaka Payung Tunggul Naga berubah menjadi Pendeta Tunggul Naga dan Jimat Kalimasada berubah menjadi Raja Kalimantara.
Kedatangan Raja Kalimantara dan Pendeta Tunggul Naga ke Amarta itu benar-benar memporak-porandakan tatanan pemerintahan dan masyarakat sebelumnya.
Ki Lurah Semar Bodronoyo dan Bathara Kresna menemui Raden Werkudara yakni salah satu anggota Pandawa, dan menyampaikan saran, agar peperangannya dihentikan.
Justru Negara Amarta dan seisinya disuruh untuk diserahkan kepada Raja Kalimantara dan Pendeta Tunggul Naga.
Akhirnya Raden Werkudara kembali ke medan perang ketemu dengan Raja Kalimantara menyampaikan bahwa Negara Amarta diserahkan beserta seisinya.