Tragedi Uang Rusak Dimakan Rayap, LPS Berikan Tips Aman Menyimpan Uang di Bank

31 Agustus 2023, 00:20 WIB
Pemilik akun Tiktok @raniderry mengunggah video memperlihatkan uangnya yang rusak dimakan rayap. /Tangkapan layar/Tiktok @raniderry/

 


PORTAL PEKALONGAN - Sepandai-pandainya menyimpan uang di rumah, tetap ada risiko besar kehilangan. Mulai dari ancaman uang rusak dimakan rayap, kasus pencurian atau perampokan, hingga risiko kerusakan atau kehilangan akibat terjadi bencana seperti kebakaran atau banjir masuk rumah.

Jadi, tidak ada satu alasan pun yang membenarkan menyimpan uang di rumah, kecuali uang untuk kebutuhan sehari-hari. Risiko uang rusak karena dimakan rayap gara-gara menabung dalam celengan di rumah, bukan hanya sekadar peringatan kewaspadaan, tetapi sudah banyak kejadian dengan nilai kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

Portal Pekalongan memilki catatan sejumlah tragedi uang puluhan juta rusak dimakan rayap, membuat korbannya menangis, meratap, dan menyesal telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya.

Tragedi uang dalam celengan plastik senilai sekitar Rp50 juta rusak dimakan rayap pernah dialami Samin, seorang penjaga sekolah di SDN Lojiwetan, Solo, Jawa Tengah. Kisah memilukan yang dialami Samin itu sempat menjadi perhatian masyarakat luas pada September 2022, setelah viral melalui media sosial dan pemberitaan media massa.

Samin menceritakan, dia bersama istrinya, Sri Kadarwati, setiap hari rutin menabung uang kertas pecahan Rp50 ribu atau Rp100 ribu ke dalam celengan plastik hasil dari hasil jualan makanan di kantin sekolah. Selain itu, Samin juga mendapat uang tambahan dari hasil langganan antar-jemput siswa.

Setelah 2,5 tahun berjalan, Samin memiliki catatan tabungannya sudah mencapai total sekitar Rp100 juta, terbagi dalam dua celengan plastik. Uang tabungan itu rencananya akan digunakan untuk mendaftar ibadah haji.

Menurut Samin, awalnya hanya menabung pada satu celengan plastik sampai penuh. Kemudian menambah satu celengan plastik untuk menabung berikutnya. Akhirnya celengan kedua juga penuh, hingga Samin dan istrinya kesulitan ketika memasukkan uang kertas ke dalam celengan.

Namun suatu hari, istri Samin, Sri Kadarwati menemukan keanehan ketika memasukkan uang ke dalam celengan. Ia mengaku sangat mudah ketika memasukkan uang ke dalam celengan, sepertinya isi celengan agak kosong. Ketika ditekan juga celengan itu mudah gepeng.

Penasaran, Sri Kadarwati mencoba mengeluarkan uang kertas dari dalam celengan. Ternyata ada beberapa rayap yang terbawa keluar. Merasa panik, ia memanggil suaminya.

Samin dan istrinya lalu membongkar celengannya itu. Begitu terbuka, keduanya langsung lemas seolah tidak percaya melihat apa yang terjadi. Ternyata hampir semua uang kertas dalam celengan itu telah rusak dimakan rayap.

Meski mengalami nasib malang, pasangan suami-istri itu masih diberi keberuntungan. Ketika celengan pertama dibuka masih utuh uang di dalamnya, tidak dimasuki rayap. Jadi dari uang yang ia tabung setiap hari selama 2,5 tahun hingga mencapai total sekitar Rp100 juta, hanya sekitar Rp50 juta yang rusak dimakan rayap.

Meski begitu, melihat uang tabungannya sekitar Rp50 juta hancur dimakan rayap, adalah kenyataan buruk yang tidak pernah mereka bayangkan akan terjadi. Bagaimana pula rencana pasangan suami-istri itu untuk mendaftar ibadah haji?

Hanya berselang sekitar satu bulan kemudian, pada Oktober 2022, muncul berita viral lagi tragedi uang puluhan juta yang ditabung di rumah, didapati rusak dimakan rayap. Kisah memilukan kali ini dialami Raswiyanto, seorang aparatur sipil negara (ASN), warga Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Raswiyanto menceritakan, uang total Rp35 juta yang disimpan di rumah, sebagian besar rusak dimakan rayap. Menurut dia, uang itu hasil dari menjual mobil miliknya yang laku Rp 37,5 juta. Setelah uang itu dipotong diberikan makelar yang membantu penjualan mobil, sisanya Rp35 juta dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan dalam kotak kertas bekas snack. Kotak kertas berisi uang Rp35 juta itu kemudian disimpan di dalam lemari.

Rasmiyanto mengaku heran, uang total Rp35 juta yang terdiri atas pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu itu telah dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diikat karet, baru dimasukkan ke dalam kotak kertas bekas snack. Namun ternyata rayap tetap menjangkaunya dan memakannya hingga sebagian besar rusak.

"Sudah saya tali karet setiap Rp10 juta dan saya masukkan kantong plastik kresek. Tapi kok masih bisa tembus dimakan rayap," ungkapnya sedih.

Raswiyanto mengaku uang yang ditabung itu akan terus ditambahi dari hasil usahanya melayani jasa hiburan musik untuk acara-acara hajatan. Rencananya, setelah uang tabungan terkumpul banyak akan digunakan untuk membeli mobil baru. Namun rencana itu terancam kandas gara-gara sebagian besar uangnya rusak dimakan rayap.

Tragedi uang rusak dimakan rayap tidak berhenti di situ. Seorang perempuan pemilik akun Tiktok @raniderry, pada Oktober 2022 mengunggah beberapa video pengalaman sedihnya menyimpan uang di rumah, akhirnya didapati telah rusak dimakan rayap. Namun dia tidak menyebutkan nilai kerugiannya dan tidak menginformasikan tempat tinggalnya.

Bagusnya, pemilik akun Tiktok @raniderry mengunggah video tentang uangnya yang rusak dimakan rayap itu, bukan untuk sekadar berkeluh kesah, tetapi ia juga bermaksud memberi edukasi kepada masyarakat. Pertama, lewat video itu ia memperlihatkan tumpukan uangnya yang sebagian besar rusak dimakan rayap, adalah menunjukkan menyimpan uang di rumah tidak aman, ada risiko dimakan rayap. Tentunya, tempat aman menyimpan uang adalah di bank.

Kedua, pemilik akun Tiktok @raniderry memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa uang yang rusak, termasuk dimakan rayap, bisa ditukarkan dengan uang utuh atau uang baru di Bank Indonesia, dengan beberapa ketentuan atau syarat tertentu.

"Jadi aku punya uang yang rusak dimakan rayap. Setelah browsing aku dapat info kalau bisa ditukar di Bank Indonesia," tulisnya dalam keterangan video yang diunggah pada 13 Oktober 2022.

Dalam video itu, ia juga menjelaskan langkah-langkah dirinya menukarkan uang yang rusak ke Bank Indonesia. Tahap awal yang ia lakukan adalah mendaftar secara online dan berhasil mendapatkan antrean.

Lebih lanjut perempuan itu menjelaskan, ada beberapa ketentuan yang tidak disebutkan dalam formulir. Salah satunya adalah uang yang rusak harus ditempel di kertas minyak dan digunting sesuai dengan ukuran.

"Ternyata harus ditempel dulu di kertas minyak lalu digunting baru bisa ditukar sesuai syarat. Sedihnya ketentuan tempel gunting ini enggak diinfokan dari awal. Alhasil harus antre dari awal lagi," kata dia.

Pemilik akun Tiktok @raniderry itu juga menjelaskan ketentuan resmi dari Bank Indonesia sebagai syarat untuk penukaran uang rusak.

"Syarat uang yang bisa ditukar: 1. Masih tampak nomor serinya. 2. Ukuran masih utuh 2/3 bagian. Dan lain-lain sesuai aturan BI," jelasnya.

Atas beberapa kasus uang rusak dimakan rayap, Bank Indonesia cukup responsif membantu para korban dalam proses penukaran uang rusak dengan uang utuh atau baru. Sebagaimana pengalaman pemilik akun Tiktok @raniderry, Bank Indonesia memang memberlakukan beberapa ketentuan atau syarat untuk penukaran uang rusak.

Dilansir Portal Pekalongan dari laman Bi.go.id, di antara ketentuan atau syarat penukaran uang rusak/cacat sebagai berikut:

1. Uang rusak/cacat adalah uang rupiah yang ukuran atau fisiknya telah berubah/berbeda dari ukuran aslinya yang antara lain karena terbakar, berlubang, hilang sebagian, robek, mengerut.

2. Uang rusak/cacat dapat ditukarkan apabila tanda keaslian uang rupiah tersebut masih dapat diketahui atau dikenali. Untuk uang rupiah kertas, penggantian uang rusak/cacat diberikan dengan tata cara:
- Fisik uang rupiah kertas lebih besar dari 2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya.
- Ciri uang rupiah dapat dikenali keasliannya.
- Uang rupiah kertas rusak/cacat masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap.
- Uang rupiah kertas rusak/cacat tidak merupakan satu kesatuan dan kedua nomor seri pada uang rupiah kertas rusak tersebut lengkap dan sama.
- Apabila fisik uang rupiah kertas sama dengan atau kurang dari 2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.

3. Bank Indonesia tidak memberikan penggantian atas uang rupiah rusak/cacat apabila menurut Bank Indonesia kerusakan uang rupiah tersebut diduga dilakukan secara sengaja.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memberikan tanggapan terkait pemberitaan viral tentang uang disimpan di rumah yang rusak dimakan rayap, dan tragedi seperti itu masih saja terjadi.

Sekretaris Lembaga LPS, Dimas Yuliharto Dimas mengungkapkan, peristiwa uang disimpan di rumah dan rusak dimakan rayap menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar selalu menyimpan uangnya di bank.

"Menyimpan uang di rumah sangat berisiko bisa rusak seperti dimakan rayap atau hilang diambil pencuri. Bisa juga rusak atau hilang jika terjadi bencana banjir atau kebakaran. Sudah saatnya masyarakat paham bahwa menabung di bank itu lebih aman karena dijamin oleh LPS. Daripada berisiko rusak atau hilang karena berbagai sebab, lebih aman disimpan di bank,” ujar Dimas memberikan tips aman menyimpan uang.

Ia menambahkan, tabungan masyarakat di bank, baik bank umum maupaun Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mendapat penjaminan simpanan oleh LPS.

"Jika terjadi bank gagal atau ditutup oleh OJK, maka simpanan nasabah aman karena berhak mengajukan klaim ke LPS, dengan ketentuan maksimal Rp2 miliar per nasabah per bank," jelasnya.

Dimas juga mengingatkan, masyarakat harus menyimpan uang di bank yang menjalankan operasional sesuai dengan ketentuan penjaminan LPS. Adapun ketentuan atau syarat penjaminan LPS dikenal dengan 3T, yaitu: (T) ercatat pada pembukuan bank, (T) ingkat bunga simpanan yang diterima nasabah tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, dan (T) idak melakukan tindakan yang merugikan bank, misalnya memiliki kredit macet.

Saat ini, tingkat bunga penjaminan LPS untuk bank umum sebesar 4,25 persen, BPR/BPRS 6,75 persen, dan valuta asing di bank umum 2,25 persen. Untuk itu, Dimas mengimbau masyarakat tidak tergiur jika ada bank yang menawarkan bunga tinggi melebihi ketentuan bunga penjaminan LPS.

"Bank yang memberikan bunga melebihi ketentuan bunga penjaminan LPS, berarti bank tersebut melanggar ketentuan LPS. Risikonya, jika sewaktu-waktu bank tersebut bermasalah hingga dinyatakan sebagai bank gagal atau kolaps, maka dana simpanan nasabahnya tidak dijamin oleh LPS," tegas Dimas.

Untuk itu ia menegaskan, satu-satunya tempat menyimpan uang paling aman adalah di bank. Dengan syarat, bank itu harus menjalankan operasional mematuhi ketentuan penjaminan LPS.***

Editor: Ali A

Tags

Terkini

Terpopuler