Invansi Rusia ke Ukraina, Serangan Hari Pertama Disebut Terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II  

24 Februari 2022, 19:54 WIB
Invansi Rusia ke Ukraina pada hari pertama, Kamis 24 Februari 2024, wilayah Ukraina dikepung serangan militer Rusia dari semua lini, dengan bom dan misil dari udara, darat, dan laut. /Dailymail.co.uk

 

PORTAL PEKALONGAN - Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan invansi dengan menggelar operasi militer khusus di Ukraina, serangan besar-besaran dilakukan militer Rusia ke sasaran-sasaran vital, terutama instastruktur pertahanan militer Ukraina mulai Kamis 24 Februari 2022 dini hari.

Wilayah Ukraina dikepung serangan militer Rusia dari semua lini. Bom dan misil menyerang sasaran di seluruh negeri, seiring pasukan darat Rusia datang dari Belarus, Krimea, Donetsk dan Luhansk, serta pasukan terjun payung turun di Kharkiv.

Kekhawatiran Barat tentang kemungkinan meletusnya perang besar Rusia invansi ke Ukraina telah menjadi kenyataan. Serangan besar-besaran di Ukraina dilancarkan lewat darat, udara, dan laut sejak Kamis 24 Februari 2022, disebut-sebut merupakan serangan terbesar sebuah negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Juga: Krisis Ukraina Kian Memanas! AS Siap Hadapi Rusia lewat Diplomasi atau Perang

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia tetap menjadi salah satu kekuatan nuklir paling kuat di dunia dan setiap agresor potensial akan sepenuhnya dikalahkan.

Dilansir Portalpekalongan.com dari Antaranews.com berdasarkan sumber Reuters.com dan Dailymail.co.id, Kamis 24 Februari 2022, rudal-rudal Rusia menghujani kota-kota Ukraina membuat kondisi perkotaan sangat mencekam.

Ukraina melaporkan iring-iringan pasukan melintasi perbatasannya ke arah timur wilayah Chernihiv, Kharkiv dan Luhansk. Pasukan lainnya tiba dari laut di kota-kota Odessa dan Mariupol di bagian selatan.

Suara-suara ledakan terdengar sebelum Kamis dini hari di ibu kota Kiev. Baku tembak terjadi di dekat pelabuhan utama dan suara sirene meraung di wilayah perkotaan itu.

Baca Juga: Jurnalis Rusia Akan Bongkar Mengenai Penindasan Media di Negaranya ke Dunia Internasional

Seorang warga di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, kota besar paling dekat dengan perbatasan Rusia, mengatakan jendela-jendela apartemen bergetar akibat rentetan ledakan. Kota itu diselimuti kepanikan ketika orang-orang berusaha menyelamatkan diri.

Presiden Ukraina Vladimir Zelenskiy mengatakan pemimpin Rusia Vladimir Putin ingin menghancurkan negaranya.

"Putin baru saja melancarkan invasi skala besar ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.

"Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Sekarang waktunya untuk bertindak," tegas Dmytro.

Seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan, sedikitnya delapan orang tewas dan sembilan luka-luka oleh tembakan mortir Rusia.

Baca Juga: BPOM RI Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sputnik V Buatan Rusia

Sebelumnya, Putin menyatakan dalam pidato di televisi bahwa dia telah memerintahkan "sebuah operasi militer khusus" untuk melindungi orang-orang, termasuk warga Rusia yang telah menjadi target "genosida" di Ukraina, sebuah tuduhan yang dipandang sejak lama oleh Barat sebagai propaganda absurd.

"Dan untuk itu, kami akan berjuang bagi demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," tegas Putin.

"Rusia tak bisa merasakan ketenteraman, berkembang, dan eksis dengan ancaman terus-menerus yang berasal dari wilayah Ukraina modern. Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan ada di hati rezim yang berkuasa di Ukraina," katanya.

Diketahui, Ukraina merupakan negara demokrasi berpenduduk 44 juta jiwa dengan rentang sejarah lebih dari 1.000 tahun, secara geografis adalah negara terbesar di Eropa setelah Rusia. Ukraina memilih untuk merdeka dari Rusia menyusul pecahnya Uni Soviet dan mengatakan ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.

Baca Juga: Taliban Hopping dengan China Minta Bangun Kembali Afghanistan, Tidak Seperti Rusia dan Amerika Serikat

Putin, yang membantah berbulan-bulan bahwa dirinya berencana melakukan invasi, telah menyebut Ukraina sebagai kreasi buatan musuh-musuh Rusia –- sebuah karakterisasi yang oleh rakyat Ukraina disebut mengejutkan dan palsu.

Presiden AS Joe Biden mengatakan doanya bersama dengan rakyat Ukraina "saat mereka menderita oleh serangan tanpa provokasi dan tak dapat dibenarkan", seraya menjanjikan sanksi berat sebagai balasan. Biden mengatakan akan menggelar pertemuan dengan para pemimpin G7.

Kepala urusan luar negeri EU Josep Borrell juga berjanji untuk memberikan sanksi yang belum pernah dijatuhkan oleh blok itu sebelumnya.

"Ini merupakan salah satu masa paling kelam di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," kata Borrel.

Skala operasi militer Rusia belum diungkapkan, namun Putin mengatakan "Rencana kami tidak mencakup pendudukan wilayah-wilayah Ukraina. Kami tidak akan memaksakan apa pun."

Baca Juga: Dari Koleksi Foto Hugo Wilmar, Terkuak Ada Kuburan Pesawat Militer Amerika Serikat di Papua

Saat Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat di New York, Putin mengatakan dia telah memerintahkan militer Rusia untuk melindungi orang-orang dan meminta militer Ukraina untuk menurunkan senjata.

Tiga jam setelah Putin mengeluarkan perintahnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menghancurkan infrastruktur militer di pangkalan udara Ukraina dan melumpuhkan pertahanan udaranya, menurut media Rusia.

Sebelumnya, media Ukraina melaporkan pusat-pusat komando di Kiev dan Kharkiv telah dihantam oleh rudal, sementara tentara Rusia telah mendarat di kota-kota pelabuhan Odessa dan Mariupol.

Sementara itu, kelompok separatis yang didukung Rusia di wilayah timur Ukraina mengatakan mereka telah menduduki dua kota kecil, menruut kantor berita RIA. Namun belum ada komentar dari pihak berwenang di Ukraina.

Baca Juga: Sheva dan Ryan, Pembalap Motocross Belia Indonesia, Berprestasi di Kejuaraan Internasional di Amerika Serikat

Rusia mengumumkan pihaknya sedang menutup semua pengapalan di Laut Azov. Rusia mengendalikan selat itu, yang mengarah ke laut di mana pelabuhan-pelabuhan Ukraina, termasuk Mariupol, berada.

Sementara itu imbas secara ekonomi, invansi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan sSaham-saham global dan obligasi AS terpuruk, sementara dolar dan emas meroket setelah pidato Putin. Harga minyak Brent melonjak melewati 100 dolar per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.

Antrean orang-orang yang akan menarik uang dan membeli pasokan makanan dan air minum terlihat di Kiev. Lalu lintas macet di barat kota yang menuju perbatasan Polandia. Negara-negara Barat telah bersiap untuk menghadapi ratusan ribu pengungsi dari Ukraina.

Biden, yang telah menolak mengirimkan pasukan ke Ukraina, mengatakan Putin telah memilih perang terencana yang akan menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan manusia.

Baca Juga: 5 Hal Ini Dianggap Lumrah di Indonesia, Ternyata Dianggap Illegal di Amerika

"Rusia satu-satunya yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat beserta Sekutu dan para mitra akan menanggapi dengan cara bersatu dan tegas," kata Biden dalam pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelenskiy.***

Editor: Arbian T

Sumber: Antaranews.com, Dailymail.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler