India Jadi Negara Bharat, Ogah Disebut Inlander Kayak saat Dijajah Inggris Dulu? Indonesia Jangan Deh...

8 September 2023, 19:04 WIB
PM India Narendra Modi Desak Dialog dan Diplomasi Terkait Krisis Ukraina: Setop Permusuhan /Reuters

 

PORTAL PEKALONGAN - INDIA - Negara India akan berubah nama menjadi Negara Bharat? India berganti nama jadi Bharat? Isu hangat India akan berubah nama menjadi Bharat berawal dari undangan makan malam di sela-sela pertemuan para pemimpin negara G 20 di India.

Surat undangan makan malam di sela-sela pertemuan G20 yang dikirim Presiden India, Droupadi Murmu. Surat undangan itu telah memicu spekulasi bahwa pemerintah India ingin mengubah nama negara mereka menjadi Bharat. Sebab dalam surat undangan itu, Murmu menyebut dirinya sebagai "Presiden Bharat".

Dilansir portalpekalongan dari bbc.com, spekulasi tersebut menguat ketika dalam pernyataan pers pertemuan ASEAN-India, Narendra Modi disebut sebagai "Perdana Menteri Bharat".

Yang tak banyak diketahui orang, "Bharat" disebut secara gamblang dalam konstitusi India.

Baca Juga: Link Live Streaming Indonesia vs Turkmenistan di FIFA Match Day Hari Ini

Pada pasal pertama konstitusi disebutkan: "India, yang adalah Bharat, merupakan kesatuan dari negara-negara bagian".

Bharat kerap digunakan untuk merujuk India dalam bahasa Hindi. Namun, dalam komunikasi resmi menggunakan bahasa Inggris, sebutan India selalu dipakai.

Menurut mitologi Hindu, Bharata adalah Raja Hastinapura (sekarang disebut Hastinapur kalau Indonesia menyebut sebagai Hastinapura atau Astinapura, dan terletak di sebelah timur Delhi). Dia menaklukkan seluruh negeri dan dianggap sebagai raja yang saleh.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa India Jadi Negara Bharat! Hampir Sama dengan Indonesia?

Dalam teks Hindu tertua, Rig Veda, Bharata disebutkan sebagai nama sekelompok orang.

Dunia Bharata dalam bahasa Sansekerta juga berarti tanah yang memelihara dan memberi penghidupan. Bisa juga menandakan peradaban.

PM India dan Presiden Rusia India Today

Jawaharlal Nehru, yang kemudian menjadi perdana Menteri India pertama, menulis pada tahun 1927: "India adalah Bharata, tanah suci umat Hindu, dan bukan tanpa arti bahwa tempat-tempat ziarah Hindu yang besar terletak di empat penjuru India."

Namun Bharat bukanlah tokoh sejarah.

Akademisi yang berbasis di Paris, Catherine Clementin-Ojha, menulis dalam makalahnya pada tahun 2014: "Bharata adalah sebuah wacana tentang ruang, namun wacana yang tidak memungkinkan adanya representasi visual dari ruang tersebut. Berdasarkan wacana itu, tidak mungkin untuk menggambar peta dari makna modern kata tersebut."

Bagaimana dengan nama India dan Hindustan?

Orang-orang Persia menyebut sungai Indus dengan sebutan 'Hindu' yang kemudian menjadi 'India' dalam bahasa Latin. Nama 'India' itu sendiri juga sudah kuno.

Baca Juga: Selain India, Ada Banyak Negara yang Ganti Nama Antara Lain Abyssinian dan Ceylon

Preambul konstitusi menggunakan nama 'India', sedangkan pasal pertama menyebut 'India, yang adalah Bharat'.

Kaum Muslim Mughal yang memerintah negeri itu selama lebih dari dua abad membanggakan diri mereka sebagai "Badshah Hindustan", penguasa atau kaisar Hindustan.

Nama 'Hindustan' juga berasal dari bahasa Persia. Jadi baik India maupun Hindustan adalah nama-nama yang sudah lama ada sebelum pemerintahan kolonial Inggris yang dimulai dengan penaklukan Benggala pada 1757.

Pemerintah India mengatakan mengubah nama menjadi 'Bharat' akan membantu negara tersebut melepaskan diri dari keterkaitan dengan masa penjajahan Inggris.

"Keputusan untuk menggunakan 'Bharat' merupakan pernyataan besar yang menentang pola pikir kolonial," kata Menteri Pendidikan India, Dharmendra Pradhan.

Namun nama India telah digunakan selama lebih dari dua milenium.

Mungkin referensi tertua tentang India berasal dari sejarawan Yunani, Megasthenes, yang lahir pada tahun 350 SM. Dia menulis empat buku dengan nama 'Indica'.

Baca Juga: Peringati HUT Ke-59, Peradin Akan Berikan Award Pendobrak Hukum dan Satgas Hajar Money Politik Pemilu

Penulis drama Inggris, William Shakespeare, juga menggunakan nama India dalam karyanya.

"Mahkotaku ada di hatiku, bukan di kepalaku, tidak dihiasi berlian dan batu India," kata Raja Henry VI dalam drama Henry VI bagian 3, yang diyakini ditulis pada tahun 1591-1592.

PM India Narendra Modi dan Presiden AS Joe Biden eurasiantimes

Pedagang Inggris tiba di India pada 1600 untuk mendirikan East India Company. Negara ini juga disebut sebagai 'Indie' dalam edisi pertama Alkitab King James untuk umat Protestan. Semua peristiwa ini terjadi sebelum Inggris menjajah India.

Perdana Menteri Narendra Modi, yang telah memerintah India sejak 2014, berasal dari partai berkuasa Bharatiya Janata (BJP). Partai ini adalah partai sayap kanan yang memiliki hubungan dekat dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh (Organisasi Relawan Nasional/RSS) yang menegaskan India harus menjadi 'bangsa Hindu'.

Narendra Modi bergabung dengan RSS saat remaja dan membangun jaringan kuat di organisasi itu.

RSS telah dilarang tiga kali di India pascakemerdekaan. Pertama kali setelah pembunuhan Mahatma Gandhi pada 1948. Saat itu RSS dituduh merencanakan pembunuhan Gandhi, namun kemudian tuduhan itu dicabut.

Baca Juga: Berlangsung Sukses, KTT Ke-43 ASEAN Hasilkan 90 Dokumen dan Kesepakatan Konkret

Kelompok nasionalis Hindu memainkan peran kecil dalam perjuangan kemerdekaan India.

Pemerintahan Modi telah menyerukan sidang khusus parlemen diadakan pada 18-22 September.

Politisi oposisi dan komentator berspekulasi bahwa kesempatan ini dapat digunakan untuk mengubah nama negara.

Baca Juga: Kegiatan Foto Prewedding Sebabkan Kebakaran di Gunung Bromo, Pelaku Sudah Diamankan

Sidang itu bakal menjadi sidang pertama di gedung parlemen yang baru dibangun dan menampilkan peta Bharat Raya. Peta ini mencakup wilayah negara tetangga seperti sebagian Afghanistan, seluruh Pakistan, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, dan Myanmar.

Negara-negara tetangga India secara resmi telah melakukan protes.

Sidang pertama di gedung parlemen yang baru boleh jadi akan bertujuan mengubah nama India.

Kritikus mengatakan BJP mempunyai kebiasaan menggunakan ikon budaya Hindu sebagai tokoh sejarah dan pihak oposisi sudah bersiap untuk melakukan konfrontasi terhadap rencana terbaru tersebut.

Baca Juga: Divonis 12 Tahun Penjara dan Bayar Ganti Rugi Rp25 Miliar, Mario Dandy Bilang 'Gak Apa-Apa'

"Meskipun tidak ada keberatan konstitusional untuk menyebut India 'Bharat', yang merupakan salah satu dari dua nama resmi negara ini, saya berharap pemerintah tidak akan sebodoh itu untuk sepenuhnya membuang nama 'India', yang memiliki nilai yang telah terbangun selama berabad-abad," papar Shashi Tharoor, anggota parlemen dari Partai Kongres Nasional India, memposting di X, situs yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Demikian artikel mengenai isu anter pemerintah Negara India mengubah nama India menjadi Negara Bharat.***

Editor: Ali A

Sumber: bbc.com

Tags

Terkini

Terpopuler