Yang Baru dari Museum-Jenang GusJiGang, Prof Ahmad Rofiq: Bagian dari Paket Kudus Halal Tourism

2 Oktober 2022, 11:01 WIB
Prof Ahmad Rofiq dan Direktur Utama Mubarok Food Cipta Delicia, Kiai Muhammad Hilmy, penginisiasi Museum Jenang GusJiGang, Musem Jenang Kudus. /Ali A/

PORTALPEKALONGAN.COM - Museum Jenang-GusJiGang pada 16 September 2022 sebagai pemecah rekor Museum Jenang Pertama di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia.

Penganugerahannya, digelar Kamis, 22 Oktober 2022 di Galeri Museum Rekor-Duia Indonesia Mall of Indonesia Lt LG- Jl Boulevard Barat, Kelapa Gading Jakarta, diterima langsung oleh Direktur Utama Mubarok Food Cipta Delicia, Mas Kyai Muhammad Hilmy.

Sabtu, 1 Oktober 2022, penulis mendapat kehormatan untuk memberikan greeting atau ucapan selamat dan sukses atas diraihnya prestasi tingkat dunia tersebut, dan dibuat di "studio-museum" tersebut.

Setelah itu, diwawancarai oleh dua orang crew Centini-TV, terutama tentang Museum-GusJiGang tersebut.

Baca Juga: Tewaskan 127 Orang, Tragedi Kanjuruhan di Laga Arema VS Persebaya, Menkopolhukam Mahfud MD Angkat Bicara

Apa filosofi dan keberadaan Museum yang merupakan "wisata-edukasi" agar warga Kudus khususnya dan para pengunjung pada umumnya, dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dari Syekh Jangkung (Saridin).

Tak hanya itu ada pula Syekh Ja’far Shadiq atau Sunan Kudus (Sang Penebar Islam Ramah), Syekh Raden Umar Said atau Sunan Muria (Sunane Wong Cilik), Kyai Telingsing atau Tee Ling Sing (Ulama perintis Ukir Kudus), KH Muhammad Arwani Amin (Penabur Benih Al-Qur’an), KH Raden Asnawi (Ulama Nasionalis pendiri NU), KH Turaichan Adjhuri Asy-Syarofi (Maestro Falak Nusantara), RMP Sosrokartono (Sang Polyglot Kelas Dunia), dan masih banyak lagi lainnya.

Baca Juga: Kerusuhan Stadion Kanjuruhan: Tembakan Gas Air Mata Pemicu Banyaknya Korban Berjatuhan
  
Museum Jenang Kelas Dunia ini filosofinya adalah GusJiGang.

Gusjigang atau "baGus" – ngaJi – dan daGang, sebagai nilai kearifan local yang sangat mendasar.

BaGus akhlaknya, rajin mengaJi – kitab kuning dan ilmu keagamaan yang memadai, dan daGang sebagai mata pencaharian.

Museum tersebut merupakan hasil dari proses kreatif dan innovatif Mas Hilmy, "santri" dan berdarah pedagang, dalam mengolah rasa dan spirit filosofis-sufistik.
Rasulullah saw sendiri memberikan contoh dan teladan kepada umatnya, untuk berdagang.

Beliau bersabda: "’Alaikum bi t-tijarah fa inna fiihaa tis’atu a’syari r-rizqi" artinya "berdaganglah kamu sekalian, karena di dalamnya adalah 9 dari 10 rizqi".

Kala penulis berkesempatan mengunjungi Museum Jenang Mubarok, 5 Agustus 2020, inisiasi Mas Kyai Hilmy, generasi ketiga-Jenang 33 sudah mendunia.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 4 SD Halaman 75, Kurikulum Merdeka: Percobaan 1: Magnet dan Kutubnya

Sudah sangat banyak memang para tokoh-tokoh nasional yang berkunjung di museum ini.

Bahkan para tokoh yang berkunjung, pun diabadikan di dalam tayangan elektronik yang setiap hari – kecuali hari libur – bisa disaksikan di ruang rapat.

Penulis yakin museum ini menjadi bagian paket "Kudus Halal Tourism" yang menjadi asset dan wisata edukasi yang akan mendongkrak perekonomian warga Kudus. 

Anda diajak menyusuri Showroom Mubarokfood – yang segera dikembangkan perluasannya --, Genealogi dan Kontekstualisasi GusJiGang dari generasi ke generasi, Bahan Baku Janang, visualisasi proses produksi, Diorama Pasar Bubar, Miniatur Masjid Al-Aqsha dan Menara Kudus, Koedoes Tempo Doeloe, Rumah Adat, Maket Kompleks Menara Kudus.

Kemudian ada Biografi Tokoh Kudus, Puisi GusJiGang, ruang Trilogi Ukhuwah, Galeri Al-Qur’an, Omah Kembar, Pesawat Fokker, Biografi Rajakretek Nitisemito, Omah Kapal, Galeri Asmaul Husna, Kaleidoskop 110 tahun MUbarokfood, dan Bukti Sebuah Komitmen.

Baca Juga: 127 Orang Tewas dalam Tragedi Sepak Bola di Malang, Mahfud MD Beberkan Fakta-Fakta Penyebab Kerusuhan!

Ada pula Replika Stasiun Kereta Api Kuno Kudus, Motor Modifikasi, Perpustakaan RMP Sosrokartono, The House of International Islamic Calligraphy, gerai souvenir khas Kudus, batik dan border Kudus.

Yang baru dalam proses dan akan dilanching pada 22 Oktober 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2022, adalah "Walisongo" dan "Mubarok=Membangun Umat Bersama Orang Kudus". 

Dengan mengunjungi Museum-GisJiGang para santri dan pengunjung diajak berkontemplasi dengan mencermati miniatur Menara Kudus dan Masjid Al-Aqsha lengkap dengan bangunan Tajug Makam Sunan Kudus.

Bagaimana kiprah, metode dakwah Sunan Kudus, mengapa model bangunan Menara seperti arsitektur pura di Bali, mengapa masyarakat Kudus hingga sekarang enggan menyembelih sapi, adalah bentuk bestpractice penghormatan kepada keyakinan sesama, sebagai perwujudan nilai-nilai toleransi dalam keberagaman keyakinan masyarakat. 

Bangunan ukir rumah gebyog antik dengan atap "langit", membuka memori ketika saya berkunjung di museum Sultan Ahmad II kala menaklukkan Kostantinopel, yang jejak situs benteng masih berdiri di Turki.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Bukan bentrok Antar Suporter Arema dan Persebaya, Netizen: Merusak Citra Negara

Museum Gusjigang ini, mengusung message terwujudnya persatuan umat.

Dipajangnya foto-foto tokoh yang pernah memimpin PB NU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah, dengan caption "Berilah Satu Kata Seribu Karya Demi Umat dan Bangsa, Jadilah Perekat Umat".

Ungkapan tersebut, merupakan nilai dan modal dasar, "baGus-ngaJi-daGang" guna membangun keharmonisan masyarakat.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 4 SD, Kurikulum Merdeka, Halaman 71, Percobaan 2: Gerak Benda pada Permukaan Miring

Dipajangnya 7 (tujuh) Mushaf Alquran besar – dan masih banyak mushaf Alquran kecil-kecil tulisan tangan, bahwa Alquran sebagai Kitab Suci umat Islam, musti dijaga melalui tahfidh atau hafalan Alquran.

Alquran 30 juz, kertas kuno, ditemukan di ponpes Jawa Timur, ada yang ditulis di daun lontar, koleksi Panji Hanief Gumilang (Salatiga), ada dari kolektor di Banyumas, ada Alquran 30 juz mini dari Istanbul Turki, koleksi dari Jombang Jawa Timur, ada juga yang dari bahan kulit berasal dari Kalimantan Timur.

Pengembangan Museum-Walisongo, sudah memasuki babak akhir, pengunjung seakan berziarah pada dunia nyata, laksana "ziarah Walisongo" dengan pesan-pesan penting dan ajaran para "Kekasih Allah".

Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Bukan Bentrok Antar Supporter, Ini Alasannya

Dari model dakwah yang menjunjung tinggi kearifan lokal, dakwah terasa sejuk, indah, harmonis, dan moderat.

Demikian juga dengan Mubarok yang diterjemahkan secara kongkrit dengan "Membangun Umat Bersama Orang Kudus" menjadi pesan penting, bahwa kesuksesan GusJiGang, adalah wujud keshalehan sosial, untuk bermitra dan berkolaborasi mendulang sukses demi mewujudkan kesejahteraan bersama.

Selamat dan sukses Mas Kyai Hilmy dan Museum Jenang-Gusjigang pertama di dunia.

Baca Juga: Persebaya Menang Laga: Akibat Kerusuhan Pertandingan Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1 127 Orang Tewas

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa melimpahi keberkahan, semakna dengan namanya Mubarok – Mubarak, kreativitas dan inovasi Anda, ditunggu masyarakat untuk dinikmati keberkahannya. Allah yubarik fikum.

*) Penulis adalah Prof Dr H Ahmad Rofiq MA
*) Penulis adalah Alumnus TBS Kudus, Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung (RSI-SA) Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat, dan Ketua BPRS Kedung Arto Semarang.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq

Tags

Terkini

Terpopuler