Bhineka Tunggal Ika itu Diajarkan Islam, Ustadz Abdul Somad Buktikan Melalui Sejarah Madinah

13 Desember 2022, 14:06 WIB
30 ribu jemaah haji sedang terpusat di Madinah Arab Saudi, Kamis 4 Agustus 2022. /MCH 2022

 

 

PORTAL PEKALONGAN - Dulu sejak di bangku sekolah, setiap siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan suku dan bangsa.

Istilah populernya adalah bhineka tunggal ika, bermakna walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Maksudnya, bangsa Indonesia yang diisi oleh berbagai suku, agama dan golongan yang berbeda-beda wajib saling menjaga dan mengasihi. Semuanya harus siap pula untuk mempertahankan negara ini apabila diperlukan.

Ternyata, konsep seperti ini sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Melansir akun TikTok Sahabatuasbatam, Ustadz Abdul Somad membagikan kisahnya.

Baca Juga: Anak Muda Ganteng, Ustadz Abdul Somad: Itu Sabar VVIP

Baca Juga: Istri Selalu Telpon Suami, Ustadz Abdul Somad: Itu Namanya Cerewet Syariah

"Manusia yang hidup dari berbagai suku dan bangsa, bhineka tunggal ika, maka kewajiban kita bersama untuk menjaga kebersamaan," kata UAS.

Perbedaan yang terjadi ini sebenarnya bukan untuk saling bermusuhan atau saling menabuh genderang peranh. Tetapi justru Allah Swt menciptakan perbedaan untuk tinggal bersama dan menjaga kebersamaan itu.

"Sebagaimana Nabi Muhammad Saw hidup di kota Madinah Al-Munawwarah. Ada Yahudi Bani Nadhir, Bani Quraiza, Qainuqo, Khaibar, maka nabi mengeluarkan perjanjian yang dikenal dengan pasal-pasal Piagam Madinah," lanjut UAS.

Bangsa Indonesia yang besar ini menurut UAS bagaikan kisah negeri Madinah tempo dulu, diisi oleh orang-orang lintas agama dan suku. Namun, keberagaman itu justru saling menguatkan satu dengan lainnya.

Jika kehidupan yang berbeda suku dan agama di Madinah itu diikat dengan Piagam Madinah, maka bangsa Indonesia pun demikian, diatur semuanya dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Baca Juga: Kembali ke Al-Quran dan Sunnah, Ustadz Abdul Somad: Itu Tugas Ulama

Baca Juga: Wajib Baca! Ustadz Abdul Somad Sebutkan 3 Keutamaan Istighfar

"Orang Islam dengan yang tidak Islam sama-sama menjaga kota Al-Madjnah Al-Munawwarah dari serangan orang kafir musyrik dari Mekah," ujar UAS saat membacakan salah satu pasal Piagam Madinah yang dikutip dari Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri.

Kisah tersebut menggambarkan persatuan yang dibangun Nabi Muhammad Saw untuk melindungi negerinya dari serangan musuh.

Walaupun umat Islam dan Yahudi berbeda keyakinan, tetapi dalam urusan kenegaraan, mereka bersatu mempertahankan kesatuannya.

Maka hal itu diadopsi oleh para pendahulu bangsa, bahwa Indonesia yang majemuk, besar dan beragam suku serta agama, perlu memiliki semangat persatuan.

Baca Juga: Zakat Untuk Adik Kandung, Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Semua semangat itu kini terbentuk dan disimbolkan dalam burung garuda, diikat sebuah kalimat pembakar semangat, bhineka tunggal ika, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.*

Editor: Alvin Arifin

Sumber: Tiktok Sahabatuasbatam

Tags

Terkini

Terpopuler