Malam Nisfu Sya'ban, Amalan Apa yang Terbaik, Ini Kata Syeikh Ali Jaber

7 Maret 2023, 11:52 WIB
Syeikh Ali Jaber /Facebook.com/K Jusyak/

PORTAL PEKALONGAN - Malam Nisfu Sya'ban atau malam pertenghan bulan Sya'ban ini disepakati hampir semua ulama sebagai malam yang mulia. Bagaimana dan di mana letak kemulian malam Nisfu Sya'ban ini? Amalan apa yang terbaik dan utama yang direkomendasikan para ulama untuk dilakukan?

Dari sinilah muncul banyak perbedaan karena tafsir yang berbeda atas kemuliaan malam tersebut. Banyak juga ulama yang kemudian merumuskan amalan-amalan yang diutamakan pada malam mulia tersebut.

Terkait dengan hal itu, Syeikh Ali Jaber mengatakan, banyak sekali hadis yang dijadikan rujukan terkait kemuliaan malam Nisfu Sya'ban. Namun tidak ada satu pun yang menjelaskan soal amalan apa yang lebih diutamakan.

Baca Juga: Inspiratif! Dinobatkan Jadi Sekolah Aktif Literasi Nasional, SMPN 1 Sragi Juga Borong Penghargaan, Apa Saja...

"Kalau ada yang bertanya, bolehkah menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan salat malam, jawabnya tidak ada anjuran khusus dari Nabi Muhammad Saw soal itu, tapi juga tidak ada larangan," ujarnya dalam video di kanal Youtube/@media amalan.

Syeikh Jaber juga menuturkan, kalau bicara soal ketentuan dari Nabi Saw itu jelas, yaitu perintah atau larangan.

"Kalau ada sesuatu yang tidak dibolehkan, Nabi Saw akan jelas melarangnya, sebaliknya kalau ada perintah, Nabi akan jelas memerintahkannya," jelas Syeikh Jaber.

Baca Juga: Sholat Nisfu Syaban: Niat, Tata Cara, Keutamaan Hingga Amalan-Amalan dan Doa yang Dapat Dipanjatkan

Adapun sesuatu yang Nabi tidak memerintahkan juga tidak melarangnya, menurut Syeikh Jaber, berarti boleh-boleh saja.

"Artinya, terkait dengan amalan malam Nisfu Sya'ban, karena Nabi tidak memerintahkan sesuatu, mau menghidupkannya dengan salat malam silakan, bagi yang tidak melakukannya, atau mau tidur saja, monggo, tidak dilarang," jelasnya.

Terkait amalan-amalan yang disampaikan banyak ulama lain, Syeikh Jaber mempersilakan untuk mengamalkannya atau tidak mengamalkannya.

Baca Juga: Puasa Nisfu Syaban: Niat, Hukum, Keutamaan dan Kapan Waktu Pelaksanaannya?

"Yang terpenting, jangan sampai perbedaan pendapat seperti itu dijadikan permusuhan, karena perbedaan itu merupakan sunatullah dan menjadi rahmat bagi umat," tuturnya.

Hadis Syeikh Albani

Soal kemuliaan malam Nisfu Sya'ban, Syeikh Jaber hanya berpatokan pada satu hadis yang diriwayatkan Syeikh Albani bahwa Mu'adz bin Jabal Ra meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda, "Pada malam Nisfu Sya'ban, Allah Swt memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni dosa-dosa seluruh makhluk kecuali dosa dua orang, yaitu orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban).

Syeikh Jaber juga mengatakan, Albani menyatakan dalam kitab Silsilah al-Shahihah bahwa hadis ini sahih yang diriwayatkan dari beberapa orang sahabat dari sanad yang berbeda-beda yang semuanya saling mendukung, yaitu dari Mu'adz bin Jabal, Abu Tsa'labah, Abdullah bin 'Amru, Abu Musa al-Asy'ari, Abu Hurairah, Abu Bakar, Auf bin Malik, dan Aisyah Ra.

Baca Juga: Tampil dengan Sentuhan Lebih Sporty, Honda Brio RS Urbanite Edition Paling Dicari Anak Muda

Menurut Syeikh Jaber, berdasar hadis tersebut keutamaan malam Nisfu Sya'ban itu terletak pada pengampunan yang diberikan oleh Allah Swt kepada semua makhluk-Nya, kecuali dua jenis dosa di atas.

Nah, dengan pengampunan yang diberikan Allah itu, sudah semestinya jika semua makhluk dan hamba-Nya menyambut ampunan Allah itu dengan melakukan berbagai kebaikan, dan tidak aada ketentuan amalan kebaikan seperti apa.

Sekali lagi, Syeikh Jaber meminta umat Islam di Indonesia untuk tidak mempertajam perbedaan tersebut. Sebab, lanjutnya, perbedaan itu sudah sejak dari dulu ada. Bahkan empat imam pembawa madzhab pun berbeda pendapat satu sama lain.

Baca Juga: 15 Contoh Soal PTS PPKN Kelas 8 SMP MTs Persiapan Penilaian Tengah Semester 2 Beserta Kunci Jawaban

Baca Juga: Sikapi Invasi Rusia atas Ukraina, Uni Eropa Siap Bentuk Pusat Penuntutan Kejahatan Rusia

"Namun mereka saling menghormati. Padahal mereka itu adalah guru dan murid. Imam Syafi'i adalah murid dari Imam Malik, tapi mereka berdua berbeda pendapat, tapi tidak bermusuhan, bahkan mereka saling menghormati hujjah masing-masing," papaprnya.

Oleh karena itu, Syeikh Jaber meminta kepada umat Islam di Indonesia agar sebisa mungkin menghindari untuk mempermasalahkan atau membesar-besarkan perbedaan yang akan mengakibatkan permusuhan. ***

Editor: Ali A

Tags

Terkini

Terpopuler