Toleransi Beragama dan Penguatan Moderasi Beragama

- 30 Maret 2023, 07:07 WIB
Prof Ahmaf Rofiq tentang moderasi beragama
Prof Ahmaf Rofiq tentang moderasi beragama /Dw Widiyastuti/

Sikap moderasi beragama sangat erat dengan pemahaman seseorang terhadap ajaran agamanya.

Baca Juga: Erick Thohir Sudah Berjuang Maksimal, sebagai Anggota FIFA, Indonesia Harus Tunduk pada Keputusan

Dalam konteks ini, seseorang yang bisa bersikap toleran adalah karena di dalam pemahaman agamanya memilih jalan moderat (tawasuth), seimbang (tawazun), adil (ta’adul), toleran (tasamuh) dan persaudaraan (ukhuwwah). Karena Rasulullah saw sendiri menegaskan dan mengajarkan untuk memilih ajaran agama yang diyakini, namun tetap menghormati pilihan agama orang lain. Sebagaimana terekam dengan sangat jelas, sebab turunnya QS. Al-Kafirun tersebut di atas.

Dari Jabir bin Abdillah ra, sesungguhnya Nabi saw berkhutbah kepada para Sahabatnya pada haji wada’, di tengah hari tasyriq, sebagaimana menurut Al-Baihaqy di dalam kitab Asy-Syu’ab, maka beliau bersabda: “Wahai manusia sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu (Esa)”.

Nabi saw mendahulukan kalimat ini, untuk mengingatkan para Sahabat kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sebagaimana beliau menghendaki untuk menghilangkan kelebihan Sebagian atas Sebagian lainnya karena status dan nasab, sebagaimana pada masa Jahiliyah. 

Karena apabila Tuhannya satu, tidak akan tersisa keutamaan di luar taqwa untuk mewajibkan.

Kemudian berliau bersabda: “Ingat, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atau non-Arab, dan orang non-Arab adalah orang yang tidak berbicara dengan Bahasa Arab.

Tidak ada kelebihan juga bagi orang non-Arab atas orang Arab. Tidak ada kelebihan juga bagi orang kulit merah atas orang kulit hitam, dan kulit hitam atas orang kulit merah kecuali dengan taqwanya."

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x