Ini 3 Amalan yang Dianjurkan di Hari Tasyriq, Prof Ahmad Rofiq: Perbanyak Takbir dan Dzikir

- 30 Juni 2023, 08:15 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/


Syaikh Dzun Nun Al-Mishri dalam kitab Hilyatul Auliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya mengungkapkan rahasia mengenai larangan puasa pada hari tasyrik yaitu karena umat Islam saat itu menjadi tamu-tamu Allah, maka tidak sepatutnya bagi seorang tamu berpuasa ketika sedang bertamu.


Ada amalan-amalan penting di hari tasyriq, pertama, memperbanyak takbir. Imam Bukhari meriwayatkan hadits perihal amal pada Hari Tasyrik. Ia mengutip dari Ibnu Abbas ra. perihal perintah zikir pada hari-hari tertentu yang dipahami sebagai Hari Tasyrik: “Ibnu Abbas ra. mengatakan, ‘Sebutlah nama Allah (zikirlah) pada hari tertentu,’ (Surat Al-Baqarah ayat 203). ‘Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah Hari Tasyrik.’ Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra. keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah shalat sunnah” (HR Bukhari).

Baca Juga: Resep Rolade Daging, Menu Idul Adha Cocok untuk Ide Frozen Food


Kedua, Memperbanyak dzikir, "Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang". Yang dimaksud hari yang berbilang pada ayat di atas adalah hari-hari Tasyrik sebagaimana dalam Tafsir Jalalain. Mengenai anjuran memperbanyak dzikir di hari tasyrik, Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan mengutip riwayat hadis yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir. Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, “perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik.”


Ketiga, Memperbanyak amal. Ibn Hajar Al-Asqalani mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah. Menurutnya, Islam tidak menentukan amal atau zikir tertentu pada Hari Tasyrik. Menurutnya, amal apapun asal dilakukan pada Hari Tasyrik tetap lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik. “Ibnu Abi Jamrah mengatakan, ‘Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik,’” (Al-Asqalani, 2004 M - 1424 H: II - 527).


Jika saudara-saudara kita yang sudah dibersihkan semua dosa-dosanya saat wuquf di Arafah, mereka diwajibkan melempar Jamrah ‘aqabah di tanggal 10 Dzulhijjah, dan Jamarat (Ula, Wustha, dan ‘Aqabah) di hari tasyriq, adalah merupakan simbol bahwa godaan syaithan akan terus tetap hadir, karena itu, kita musti menyiapkan piranti untuk melempar syaithan terkutuk itu, di hari-hari taysriq tersebut, dan bahkan di setiap saat dengan menjaga keistiqamahan iman dan taqwa kita, perbanyak dzikir dan amal shalih, agar Allah melindungi kita semua.


Demikian renungan ini, kita bisa memaksimalkan amalan di hari tasyriq ini. Amin. Allah a’lam bi sh-shawab.

*)Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., Direktur LPH-LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW-DMI) Jawa Tengah (2022-2027), Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Anggota DPS BPRS Bina Finansia Semarang, Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang, dan Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat.***

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x