Hijrah ini dilakukan atas perintah Nabi Muhammad saw demi menghindari penyiksaan dan penindasan yang dilakukan oleh kaum Quraisy.
"Setelah Rasulullah saw melihat apa yang menimpa para sahabatnya dari siksaan, sementara Beliau mendapat perlindungan yang cukup dari Allah SWT, kemudian juga dari pamannya Abu Thalib, dan Beliau merasa tidak mampu memberikan perlindungan kepada mereka.
Pada saat itulah Beliau berkata kepada mereka, “Seandainya kalian pergi ke Negeri Habasyah karena negeri itu dipimpin oleh seorang raja yang tidak satu pun dari rakyatnya yang terzalimi dan bumi itu adalah bumi yang aman. Tinggallah kalian di sana hingga Allah memberikan jalan keluar kepada kalian dari apa yang menimpa kalian."
Hijrah ke Habasyah, dipimpin oleh Usman bin Maz’un. Usman bin Affan beserta istrinya Ruqayyah yang merupakan putri Rasulullah saw pun ikut serta dalam berhijrah. Penyebab hijrah ke Habasyah adalah takut fitnah kaum Quraisy dan menyelamatkan agama mereka menuju Allah SWT.
Kedua, Hijrah ke Thaif
Setelah kematian Abu Thalib dan Khadijah tekanan kepada Nabi dari kaum kafir Quraisy semakin keras.
Menurut Ibn Ishaq, sebagaimana dikutip oleh al-Mubarakfuri dalam ar-Rahiq al-Makhtum (hal. 148) orang-orang Quraisy lebih bersemangat menyakiti Nabi setelah Abu Thalib tiada.
Bahkan ada yang berani menghadang lalu menaburkan debu di atas kepala beliau sehingga Nabi pulang ke rumah dengan kepala penuh debu. Seorang puteri beliau membersihkan debu itu dengan bercucuran air mata.