Ini Profil Kiai Misbah Mustafa yang Salah Satu Karyanya Dikaitkan dengan Dugaan Plagiasi Prof Imam Taufiq

- 11 September 2023, 14:16 WIB
Kiai Misbah Mustofa
Kiai Misbah Mustofa /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Skandal dugaan plagiasi karya ilmiah Imam Taufik, Rektor UIN Walisongo Semarang ikut mengangkat nama ulama besar ke dunia maya, yakni Kiai Misbah Mustofa.

Hal ini terungkap dalam dokumen hasil Diskusi Forum Silaturahmi Guru Besar UIN Walisongo di Semarang, 18 Agustus 2023. Di mana ada dugaan plagiasi pada karya Prof Imam Taufiq berjudul: “ash-Shulhu Inda asy-Syaikh Mishbah Zainul Mushthafa fi Kitabihi “al-Iklil li Ma’ani at-Tanzil” Dirasah an Ittitijah at-Tafsir li al-Quran al-Karim fi Indonesia” yang kira-kira dalam Bahasa Indonesia: Perdamaian menurut asy-Syaikh Mishbah Zainul Mushthafa dalam Kitab “al-Iklil li Ma’ani at-Tanzil: Kajian Aspek Tafsir al-Quran al-Karim di Indonesia, silakan cek JIIS: Journal of Indonesian Islam, Volume 08, Number 02, Desember 2014: 229-324.

Ada lagi karya Imam Taufiq yang berjudul: "Metode Tafsir Kontekstual Abdullah Saeed", makalah disampaikan dalam diskusi dosen Fakultas Ushuluddin, 16 Maret 2016.

Baca Juga: Low Budget! Ini Cara Backpacker ke Dieng Banjarnegara Batang Pekalongan Naik Angkutan Umum

Indikasi plagiasi pada karya tersebut terlihat pada adanya pengambilan ide dan materi dari karya penulis lain dengan cara pengutipan yang tidak tepat dan memadai sebagaimana diatur oleh Permendiknas no.17/2010. Namun, dalam dokumen hasil Diskusi Forum Silaturahmi Guru Besar UIN Walisongo di Semarang, 18 Agustus 2023, indikasi plagiasi dua karya itu belum sempat didalami oleh senat.

Dilasir dari tafsiralquran.id dan laduni.id, portalpekalongan.com mencoba mengulik profil KH Misbah bin Zainal Musthafa ( Kiai Misbah Mustafa ).

Masih ingatkan berita mengenai seorang kiai dari Bangil, Jawa Timur yang kurang setuju bahkan menolak Musabahah Tilawatil Qur'an (MTQ) beberapa waktu silam? Ya, benar. Adalah Kiai Misbah Mustafa seorang kiai yang merespons negatif adanya Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ).

Tentang Kiai Misbah Mustafa

KH. Masruh atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Misbah Mustafa lahir pada tahun 1916 di pesisir utara Jawa Tengah, tepatnya di kampung Sawahan, Gang Palem, Rembang. Kiai Misbah Mustafa adalah putra dari pasangan H Zaenal Mustafa dan Khadijah.

Ayahnya dikenal masyarakat sebagai seorang taat beragama dan sebagai pedagang batik yang sukses. Oleh karena itu, keluarga Masruh kecil dikenal sebagai keluarga yang cukup berada untuk ukuran ekonomi saat itu.

Dijodohkan

Tahun 1940 Kiai Misbah Mustafa pulang dari Mekah langsung dijodohkan oleh KH Achmad bin Syu’ab (Sarang Rembang) dengan putri KH Ridwan dari desa Bangilan, Tuban.

Buah dari pernikahannya, Kiai Misbah Mustafa dikaruniai 5 anak. Dua orang putri dan tiga orang putra yaitu, Syamsiah, Hamnah, Abdullah Badik, Muhammad Nafis, dan Ahmad Rafiq.

Kiai Misbah Mustafa memulai pendidikannya dengan belajar disiplin ilmu agama di Pondok Pesantren Kasingan Rembang yang diasuh oleh KH Cholil.

Setelah mendalami ilmu agama di Kasingan, Kiai Misbah Mustafa melanjutkannya dengan belajar di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, yang diasuh KH Hasyim Asy’ari.

Di sini Kiai Misbah Mustafa dikenal dengan kecakapannya dalam ilmu alat, sehingga sangat disegani, baik oleh senior maupun junior.

Baca Juga: Cara Perpanjang SIM secara Online melalui Aplikasi Digital Korlantas Polri, Dijamin Bebas Boring dan Capek

Hal tersebut dapat di maklumi, karena semasa di Kasingan, Kiai Misbah Mustafa sudah populer “ngelothok” atau mumpuni dalam memahami Kitab Alfiyah Ibnu Malik, sehingga ketika di Tebuireng ia sering diminta temannya untuk mendemonstrasikan metode pengajaran Alfiyah Ibnu Malik yang diterapkan di Kasingan, yang terkenal dengan sebutan “Alfiyah Kasingan”.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Tebuireng, Kiai Misbah Mustafa memperdalam pendidikan agamanya di Mekah.

Mendirikan Pesantren

Setelah selesai mengenyam pendidikannya, KH. Misbah Mustafa pulang ke kampung halamannya, dan kemudian mendirikan Pesantren Al-Balagh, yang terletak di Dusun Karang Tengah, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.

Kiai Produktif Menulis

Semasa hidupnya, Kiai Misbah Mustafa dikenal sangat produktif menulis, kurang lebih 200 judul kitab telah diterjemahkan, baik ke dalam bahasa Indonesia atau pun dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon.

Dari beragam karya yang telah diterbitkan dan beredar di masyarakat, menunjukkan bahwa pengetahuannya tidak hanya satu spesifikasi, melainkan hampir seluruh bidang ilmu agama dikuasainya.

Baca Juga: Pria Miliki Senjata Api Rakitan Berbentuk Pulpen Ditangkap di Tangerang

Seperti tata bahasa, fiqh, hadits, tafsir, balaghah, tasawuf, kalam dan lain-lain. Hanya satu bidang yang tidak ia sentuh, yaitu mantiq atau logika.

Berikut sebagian karya-karyanya:

1. al-Muhadzab terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan penerbit karunia Surabaya
2. Minhajul Abidin terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai Buku Surabaya
3. Masail al-Faraid dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai Buku Surabaya

Baca Juga: Dua Pria Simpan Ganja di Bungkus Rokok, Terjaring Operasi Cipta Kondisi di Tanjung Priok


4. Minah al-Saniyah terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit balai buku Surabaya.
5. Alfiyah Kubra dalam bahsa Jawa dengan penerbit Balai Buku Surabaya
6. Nadhom Maksud Dalam Bahasa Jawa dengan penerbit Balai Buku Surabaya
7. Nadham Imrithi dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai Buku Surabaya
8. Assharf al-Wadih dengan penerbit Majlis Ta’lif Wa al-Khatath, Bangilan,Tuban
9. Jurumiyyah terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit Majlis Ta’lif Wa al-Khatath, Bangilan,Tuban
10. Sulam al-Nahwi terjemahan dalam bahsa Jawa dengan penerbit Asegaf Surabaya.

Demikian artikel mengenai profil Kiai Misbah Mustafa yang salah satu karyanya dikaitkan dengan dugaan plagiasi Prof Imam Taufiq, Rektor UIN Walisongo, Semarang.***

Editor: Ali A

Sumber: Laduni.id tafsiralquran.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x