Fakta Menarik Tokoh Sinterklas di Hari Natal. Ternyata Seorang yang Dermawan!

23 Desember 2022, 15:48 WIB
Fakta Menarik Tokoh Sinterklas di Hari Natal. Ternyata Seorang yang Dermawan! /


PORTAL PEKALONGAN - Sinterklas merupakan salah satu tokoh yang sebagian besar dikenal dari acara-acara perayaan Natal ataupun film bertema Natal.

Di luar negeri, anak-anak percaya dan gemar bertemu tokoh yang selalu menggunakan pakaian dan topi serba merah ini.

Lalu, bagaimana bisa tokoh Sinterklas menjadi ikon Natal?

Baca Juga: Bralink EV1, Motor Listrik Buatan Purbalingga, Apa Keistimewaanya?

Sejarah Sinterklas

Seorang bangsawan bernama Nicholas dari Asia Barat lahir di tahun 280 M. Ia menjadi seorang Santo yang mendedikasikan hidupnya untuk orang miskin, sakit, dan membutuhkan.

Meskipun dia tidak pernah menikah atau memiliki anak sendiri, dia sangat mencintai anak-anak dan akan mengelilingi negeri untuk memberikan hadiah kepada mereka.

Nicholas tidak ingin mereka tahu siapa sebenarnya dia, jadi dia selalu menyelundupkan mereka ke rumah larut malam, di bawah naungan kegelapan.

Karena itu, orang tua mereka akan menyuruh mereka tidur lebih awal atau dia tidak akan datang.

Baca Juga: Hari Ibu 22 Desember Sudah Tercetus Sebelum Indonesia Merdeka, Berikut Sejarah dan Maknanya

Ada banyak cerita tentang amal Santo Nikolas, banyak di antaranya adalah cerita legendaris.

Salah satu yang paling populer adalah cerita tentang seorang lelaki miskin yang istrinya meninggal.

Istrinya meninggalkannya sendirian bersama tiga anak perempuannya. Mereka sangat miskin dan tidak mampu untuk membeli mahar.

Karena itu, Santo Nicholas menyelinap ke rumah mereka lalu meninggalkan emas di stoking atau kaos kaki yang sedang digantung untuk dikeringkan.

Ternyata dari sinilah ide meletakkan hadiah di stoking atau kaos kaki saat perayaan Natal berasal!

Baca Juga: Kabar Gembira! PT Pertamina Buka Lowongan Kerja Lulusan SMA hingga S3, Simak Informasinya di Sini

Santo Nicholas masuk ke Amerika sekitar tahun 1774 ketika keluarga Belanda berkumpul untuk menghormati peringatan kematiannya di tanggal 6 Desember yang masih merupakan hari yang dirayakan di Belanda.

Pada tahun 1809, Washington Irving menyebut Santo Nicholas sebagai Santo Pelindung New York.

Dia menyukai gagasan Santa dan bekerja tanpa lelah untuk menjadikannya simbol keluarga dan kebersamaan Amerika.

Bahkan, Irving sering dikenal dengan "menciptakan" Natal di Amerika. Dia menulis "A History of New York from the Beginning of the World to the End of the Dutch Dynasty", sebuah karya satir yang sebagian menguraikan tradisi dan kebiasaan Santa yang meluncur turun dari cerobong asap untuk mengantarkan hadiah, karakter periang, pipi kemerahan, dan lain-lain.

Citra Santa Amerika sedikit berbeda dari Santa versi Belanda. Dia gendut bukan kurus, memakai bulu bukan jubah Uskup, dan memiliki rusa terbang.

Baca Juga: Simak Respons Ketua MPR RI Bansoet, Kecelakaan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tewaskan 2 WNA China

Ilustrasi Thomas Nast untuk Harper's Illustrated Weekly pada tahun 1863 yang kini telah menjadi ikon Natal telah membantu membangun citra jenis Amerika.

Di awal tahun 1890-an, Salvation Army membutuhkan uang untuk membayar makanan Natal yang mereka berikan kepada keluarga yang membutuhkan.

Jadi mereka mendandani pria pengangguran dengan jas yang dirancang agar terlihat seperti Sinterklas dan mengirim mereka ke jalan-jalan di New York untuk meminta sumbangan.

Tentu saja, Salvation Army terus melakukan ini dan membunyikan lonceng di sudut-sudut jalan setiap tahun.

Fakta menarik, ternyata nama "Sinterklas" diturunkan dari Nama Belanda yaitu "Sinter Klaas" atau versi singkat dari "Santo Nicholas” dalam bahasa Belanda.

Baca Juga: Pembelian Gas LPG 3Kg di Tahun 2023 Menggunakan KTP, Ini Caranya

Komersialisasi Sinterklas

Tentu saja, Sinterklas lebih dari sekadar citra Natal, dia juga berperan besar dalam pemasaran dan penjualan saat musim liburan untuk bisnis setiap akhir tahun.

Pada tahun 1890, seorang pria bernama James Edgar pergi ke Boston dan membuat kostum Santa khusus untuknya.

Dia muncul di depan tokonya dengan kostum lengkap selama beberapa minggu sebelum Natal.

Ini adalah pertama kalinya anak-anak di sana bertemu Santa dan mereka datang dari seluruh negeri.

Baca Juga: 22 Desember Hari Ibu Nasional, Mensos: Anak Jangan Telantarkan Orang Tua

Satu tahun kemudian, semakin banyak department store yang juga menampilkan Sinterklas selama liburan dan menjadi sebuah institusi.

Sementara Macy mengklaim bahwa dia adalah orang yang memiliki department store dengan Santa pertama.

Namun, banyak kritikus bersikeras bahwa Edgar adalah Santa sejati pertama dan mereka memperdebatkan jenis pakaian (pakaian dan topi merah tradisional) dan keaslian karakter.

Terdapat fakta menarik, untuk mengantarkan hadiah kepada semua anak di dunia pada Malam Natal, Sinterklas harus menempuh jarak 218 juta mil, rata-rata 1.280 mil per detik.***

Editor: Alvin Arifin

Sumber: christmashq.com

Tags

Terkini

Terpopuler