Kuliner Lawas Papua, Moluccas, dan Sulawesi: Ikan Tongkol Plus Bubur Sagu, Namanya Papeda di Google Doodle

20 Oktober 2023, 13:47 WIB
Papeda Jadi Google Doodle, Kuliner yang ada sejak 3 ribu tahun lalu /Labuan Bajo Terkini

 

PORTALPEKALONGAN.COM - Hari ini, Jumat 20 Oktober 2023 di google doodle ada Papeda. Apa itu Papeda? Papeda adalah nama jenis kuliner khas di Papua dan Mollucas alias Maluku. Kok bisa? Dua wilayah beda pulau punya nama kuliner sama?

Ya, kenyataannya begitu. Sebagaimana dilansir portalpekalongan dari laman indonesia.go.id, komposisi Papeda baik di Papua maupun di Maluku atau Moluccsas, sama kok. Sederhana sekali, perpaduan antara bubur sagu dan ikan tongkol. Itu saja. Simpel kok.

Oh ternyata tidak sesimpel itu. Papeda ternyata tak sekadar makanan perpaduan antara bubur dan ikan tongkol.

Jenis kuliner yang terancam punah oleh perubahan zaman ini mengandung sejarah dan kenangan budaya yang panjang.

Baca Juga: Brutal dan Biadab! Tujuh Orang Tak Berdosa Tewas Ditembaki Kelompok Separatis Teroris Papua


Ilustrasi bubur sagu dari Papua Barat di laman pencarian Google tidak tetiba.

20 Oktober 2015, delapan tahun silam, Mendikbud RI menetapkan Papeda sebagai Warisan Budaya Tak Benda, melalui Keputusan Mendikbud RI Nomor 186/M/2015.

Hari itu ada 120 Warisan Budaya Tak Benda dari seluruh provinsi di Indonesia yang juga ditetapkan.

Penetapan secara simbolis dengan penyerahan sertifikat pada masing-masing daerah dilakukan pada 20 Oktober 2015 di Gedung Kesenian Jakarta.

Menarik untuk disimak, Papeda itu makanan apa sih?

Papeda makanan khas masyarakat Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi berbahan baku pati sagu.

Baca Juga: Sejumlah Pejabat Eselon II Pemkot Semarang Resmi Dilantik, Mbak Ita Beri Pesan Ini

Sajian ini memiliki cita rasa tawar sehingga cocok jika disajikan dengan sup ikan tongkol kuah kuning. Selain itu, papeda juga kerap dinikmati dengan olahan sayur daun melinjo muda yang disebut sayur ganemo.

Beruntung saat portalpekalongan berkunjung di Suku Bajo, Maluku, mendapat suguhan Papeda. Aneh, bagi masyarakat pantura Jawa seperti portalpekalongan saat itu.

Tapi, oleh mereka, Papeda disuguhkan kepada para tetamu istimewa. Maka, baiklah kalau begitu, ayo kita santap hehehe...

Terdapat dua jenis papeda yaitu papeda panas dan papeda bungkus. Tekstur papeda menyerupai lem atau gel berwarna bening. Dalam bahasa Inanwatan atau bahasa Papua, papeda dikenal dengan sebutan 'doo'.

Baca Juga: Simak Jadwal acara RCTI Hari Ini, Jumat, 20 Oktober 2023, Saksikan Cinta Tanpa Karena

Berdasarkan temuan gerabah dan alat batu tokok sagu di situs arkeologi di kawasan Danau Sentani, Papua, Papeda terbilang sebagai kuliner tertua di Indonesia.

Papeda dimasak menggunakan wadah gerabah, tradisi gerabah di Papua mulai dikenal sejak masa prasejarah sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Pengetahuan penggunaan gerabah dan teknologi pembuatan gerabah diperkenalkan oleh orang berbahasa Austronesia.

Sekitar 3.000 tahun yang lalu budaya gerabah ini diperkenalkan di daerah pesisir utara Papua dan pulau-pulau di lepas pantai Papua.

Seperti diketahui pohon sagu hanya tumbuh di dataran rendah Papua. Budaya papeda di papua hanya dikenal di daerah pesisir Papua dan pulau-pulau lepas pantai Papua.

Baca Juga: Yuk Download Aplikasi Qur'an Kemenag, Kini Tersedia Fitur Baru Enam Terjemahan Bahasa Daerah

Pati sagu menjadi bahan utama pembuatan papeda. Sagu bersama pisang, keladi, kelapa, sukun dan tebu merupakan bahan makanan yang dikonsumsi sejak masa prasejarah di Papua.

Di Papua, hingga saat ini, budaya kuliner papeda hanya dikenal di pesisir utara Papua, pesisir Kepala Burung Papua dan pulau-pulau lepas pantai Papua. Papeda tidak dikenal di wilayah pegunungan Papua dan pesisir selatan Papua.***

Editor: Ali A

Sumber: indonesia.go.id berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler