Saatnya Revolusi Tanpa Bambu Runcing, 76 Tahun Indonesia Merdeka ternyata Sedang Tidak Baik-baik Saja

- 16 Agustus 2021, 06:48 WIB
76 penyair dari 34 provinsi meluncurkan buku antologi puisi menyambut HUT RI ke-76, Ahad (15/8/2021) sore
76 penyair dari 34 provinsi meluncurkan buku antologi puisi menyambut HUT RI ke-76, Ahad (15/8/2021) sore /Ali A/

Bangsa kita sudah terlanjur diwarisi pemahaman bahwa kekuasaan itu adalah panggung politik. Kekuasaan harus diselenggarakan dengan pendekatan politik. Dan politik tidak pernah lepas dari intrik. Sehingga ada yang mempersepsikan politik itu kotor, karena orientasinya selalu pada hasil.

Untuk mencapai hasil yang diinginkan, berbagai cara boleh dilakukan, meskipun dengan cara kotor sekali pun. Politik melihat niali-nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan, hanyalah sesuatu yang perlu diketahui (something to know), bukan sesuatu yang harus dijalani (something to do).

Inilah kata-kata emas J.F. Kennedy dalam pidatonya di depan Civitas Academica Harvard University (1956): "If more politicians knew poetry, and more poets knew politics, I am convinced the world would be a little better place to live."

"Jika ada lebih banyak politisi mengenal puisi, dan ada lebih banyak penyair mengenal politik, saya yakin dunia ini akan menjadi tempat yang sedikit lebih baik untuk hidup."

Baca Juga: Aplikasi BPJSTKU, Cara Mudah Cek Penerima Bantuan Subsidi Upah 'BSU'

"Tetapi, di sini kata-kata J.F. Kennedy ini dipelintir dengan terjemahan menjadi: "Jika politik kotor, puisi yang membersihkan." Kata-kata Kennedy ini seakan hanya ingin menegaskan, bahwa negara dan kekuasaan sebagai panggung politik telah kehilangan warna dan rasa kemanusiaannya.

"Menyikapi perkembangan dinamika perjalanan bangsa ini, kami 76 penyair melihat Indonesia ke depan dengan penuh rasa sedih dan prihatin. Pada 17 Agustus 2021, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke 76 negeri tercinta Indonesia, kami 76 penyair dari 34 provinsi, mengajak semua pihak kembali membangun kesadaran bersama dengan sejenak berkontemplasi," kata M Oktavianus Masheka, ketua TISI.

Reaktualisasi Kebudayaan adalah kerja besar. Perlu proses panjang. Yang kita kerjakan sekarang yang menikmati hasilnya anak cucu di masa depan. Empat masalah besar yang harus jadi prioritas untuk diselesaikan bangsa ini, yaitu:

Baca Juga: Peringatan Hari Pramuka Ke-60 Tahun 2021, Lima Pramuka Banyumas Terima Lencana Teladan dari Kwarnas

1). Pancasila dengan reinterpretasi dengan pendekatan kultural (budaya),
2). Wawasan Kebangsaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk mencegah polarisasi yang sangat merusak,
3). Kesenian yang perlu diberi ruang lebih luas sebagai alat membangun empati publik dengan sentuhan estetika,
4). Bahasa dan Literasi untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia menjadi lebih cerdas dan lebih impresif dalam berekspresi mengeluarkan pikiran dan perasaannya.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Zoom Webinar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah