Lagu yang sempat dipopulerkan oleh Lilis Suryani dan Bing Slamet itu justru lebih lekat dengan lirik ironi.
"Lagu itu ditulis sebagai ungkapan kepedihan penciptanya terhadap kondisi rakyat saat itu yang berada di bawah penindasan Jepang," katanya.
Kepedihan itu terlihat dari syairnya yang menunjukkan bagaimana sengsaranya rakyat Indonesia itu.
'Genjer-Genjer ning kedokan pating keleler'.
Genjer-genjer Ning kedhokan pating keleler'
emake Thole teka-teka mbubuti genjer'.
Bila diartikan secara bebas lagu ini berkisah tentang 'anak-anak yang berkeliaran tak terurus. ibu-ibu datang mencabut genjer'.
Baca Juga: Dindagkop-UKM Kota Pekalongan Usulkan Lagi 1.000 UMKM untuk Menerima BPUM
Di Jawa, genjer, dikenal sebagai jenis tanaman liar yang tumbuh di sawah, dan identik dengan kemiskinan.
Jika di masa Jepang lagu Genjer-genjer sebagai simbolisasi kemiskinan, maka.pada era PKI, lagu ini justru digunkaj sebagai penyemangat.
.
itulah yang membuat Genjer-genjer dilarang di masa orde baru.
Dilansir dari Buku Kilas Balik, Cerita di Balik lagu-lagu Fenomenal Dunia tulisan Bambang Iss Wirya, berikut fakta dari lagu Genjer-genjer