Benarkah 407 Mahasiswa Bandung HIV Positif? Kemenkes Angkat Suara Berikut

- 30 Agustus 2022, 22:53 WIB
Ilustrasi Benarkah 407 Mahasiswa Bandung HIV Positif? Kemenkes Angkat Suara Berikut
Ilustrasi Benarkah 407 Mahasiswa Bandung HIV Positif? Kemenkes Angkat Suara Berikut /Pixabay/ mohamed_hassan

PORTAL PEKALONGAN - Ada berita sebelumnya 407 mahasiswa bandung terkonfirmasi HIV positif. Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan ini terkait hal tersebut.

Sebanyak 407 mahasiswa bandung dikatakan terkonfirmasi HIV positif. Oleh Kemenkes dikatakan yang sebenarnya bahwa jumlah ini adalah akumulasi selama 31 tahun.

Pejabat Kemenkes mengatakan bahwa akumulasi mahasiswa bandung HIV positif adalah sejak tahun 1991, bukan data 1 tahun. 

Baca Juga: Ribuan Rokok Ilegal Berbagai Merek dan Jenis Disita Petugas Satpol PP di Cipongkor, Bandung Barat

Hasil himpunan Kemenkes sejak tahun 1991 hingga Agustus 2022 di kota Bandung ada total kasus HIV positif 10.700 kasus, sebanyak 407 orang adalah mahasiswa.

Memang tren kasus HIV positif di kota Bandung meningkat, tetapi relatif tak terlampau tinggi. Capaian tertinggi terjadi pada tahun 2019 yang mencapai 25 kasus setahun.

Jika dihitung rata-rata kasus HIV positif per tahun hanya ada 11 kasus atau 1 kasus per bulan. Pada dasarnya, angka ini memang harus diantisipasi. Satu orang per bulan ini berasal dari populasi sangat heterogen, misalnya di kampus.

Jika dilihat dari data epidemiologi HIV, kasus tertinggi ada di DKI Jakarta 90.900 kasus, disusul Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, Bali, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Riau.

Baca Juga: Ridwan Kamil, Pimpin Jamaah Haji Jawa Barat Sekaligus Tunaikan Haji Atas Nama Almarhum Eril

Kemenkes RI mengatakan kalau Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung termasuk daerah yang punya program penanggulangan HIV/AIDS yang sangat baik secara nasional.

Hal ini bisa dikonfirmasi dari pelacakan kasus ada 75 persen target yang ditemukan pasien positif dan penanganan pengobatan. Skrining pada populasi kunci, misalnya mahasiswa, intensif.

Seluruh temuan HIV positif di wilayah tersebut diobati dengan menggunakan Antiretroviral (ARV) untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus dalam darah.

Kemenkes mendorong seluruh pemerintah daerah untuk mengintensifkan pelacakan kasus yang menyasar populasi kunci, di antaranya lelaki seks dengan lelaki (LSL), pekerja seks komersial (PSK), dan mahasiswa.

Baca Juga: Kemendikbudristek Angkat Bicara, Kasus OTT atas Rektor Unila sebagai Tersangka Suap Penerimaan Mahasiswa Baru

Selain kepada target di atas, penularan HIV kepada para ibu hamil ditemukan di Jawa Barat sebanyak 14 persen.

Kemenkes mengatakan bahwa kesadaran bagi para pengidap HIV positif paham risiko penyakit ini untuk bisa bertahan hidup, salah satunya untuk populasi mahasiswa bandung.***

Editor: Sumarsi

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah