Namun Zakaria mengakui salah satu tantangan serius dalam meningkatkan angka melek aksara dan angka bagi masyarakat Suku Bajo adalah kendala bahasa.
"Salah satu kesulitan mengajarkan calistung di masyarakat Suku Bajo adalah kendala bahasa."
Jarang orang non-Suku Bajo memahami bahasa mereka.
Sehingga Hartia, pengelola Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Madani harus sabar mengajari mereka.
"Beruntung ada beberapa tokoh Suku Bajo yang bisa berbahasa Indonesia mau membantu menjadi tutor, sehingga proses pembelajaran bisa lumayan lancar,'' kata Hartia.
Sebagaimana diketahui, bahasa Suku Bajo terasa asing di telinga kita.
Baca Juga: Memimpikan Ulama, Ustadz Abdul Somad: Tandanya Kita Disuruh Ikut
Untuk penyebutan angka-angka memang ada yang hampir sama.
Misalnya angka:
1 disebut satu
2 disebut dua
3 disebut tulu
4 disebut empek
5 disebut lima
6 disebut enang
7 disebut pitu
8 disebut walu
9 disebut sanga
10 disebut sepulu (tanpa huruf h)
Baca Juga: Subaru XV 2022 Masuk Ke Indonesia, Honda H-RV Bisa Kalah Pamor, Benarkah? Cek Faktanya!