Bagaimana Membangun Konflik dalam Menulis Cerpen? Simak Penjelasan dalam Buku Cara Asyik Menulis Cerpen

23 Mei 2022, 04:55 WIB
Buku Cara Asyik Menulis Cerpen /dok.Pribadi

PORTAL PEKALONGAN - Semua orang bisa menulis cerpen dan bisa saja dilakukan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu karena bisa dilakukan dimanapun berada. Bagaimana cara membangun konflik dalam menulis cerpen ini yang akan dibahas dalam artikel kali ini bagi penulis pemula.

Menulis cerpen tidaklah sesulit yang dibayangkan, bagaimana cara membangun konflik dalam menulis cerpen ini yang akan dibahas dalam artikel kali ini bagi penulis pemula. Terutama dalam menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita bisa saja ditulis dalam cerita, diulis dalam sebuah kisah yang menarik dan secara kronologis.

Tulislah, apa saja yang ingin kau tulis yang ada dalam pikiran Anda ditulis dalam bentuk kata perkata, biar mengalir kosa kata yang bermunculan dari kepala menjadi sebuah susunan kalimat yang logis dan menarik.

Baca Juga: Ada Air Muncrat di Turunan Gombel Lama Semarang, Arus Lalu Lintas Terganggu

Gunakan kalimat komunikatif dengan bahasa sehari-hari akan lebih mudah dalam menuliskan cerita. Nanti akan terbentuklah sebuah cerita yang menakjubkan yang mungkin dirinya sendiri pun seakan tidak percaya dengan apa yang ditulis.

Menurut Harris Efendi Thahar (2002:5) yang dikutip dalam buku 'Cara Asyik Menulis Cerpen' karya Sunarti,S.Pd., akan dijelaskan bagaimana cara membangun konflik dalam menulis cerpen ini yang akan dibahas dalam artikel kali ini bagi penulis pemula.

Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya sastra yang lain.

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh yang ditulis secara sekilas dari kehidupan tokoh dan tidak dilukiskan secara mendalam.

Baca Juga: Doa Sebelum dan Sesudah Makan Maupun Minum Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Cerita pendek biasanya memuat kata sekitar 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman. Cerita hanya berpusat pada satu tokoh dengan peristiwa yang dialami. Jika dibaca hanya singkat sekali duduk sudah selesai. Karakter tokoh diceritakan secara singkat. Dalam cerpen terkandung amanah yang bisa dilihat dari penokohannya.

Dilansir Portal Pekalongan dari penjelasan langsung penulis Buku 'Cara Asyik Menulis Cerpen' Sunarti,SPd. Alumnus Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Universitas Negeri Malang, UM Jawa Timur, berikut ini bagaimana cara membangun konflik dalam menulis cerpen ini yang akan dibahas dalam artikel kali ini bagi penulis pemula.

1.Menentukan tema cerpen

Tema inilah yang menjadi ruhnya sebuah cerita. Akan lebih mudah jika tema diambil dari apa saja yang ada di sekitar kita, apa saja yang kita alami, apa saja yang didengar, dilihat, dirasakan semua bisa dijadikan tema cerita.

Tema tidak sama dengan judul, tetapi tema bisa dijadikan sebagai judul. Jadi, jangan terjebak dalam memahami pengertian yang salah. Tema adalah gagasan dalam sebuah cerita yang mendasari sebuah cerita. Tema kedudukannya sangat penting karena tema menjadi pondasi sebuah cerita.

2.Paragraf Pertama sebagai Kunci Pembuka

Daya tarik cerpen terletak pada paragraf pertama. Jika paragraf pertama mudah dibaca dan menarik, maka pembaca akan antusias untuk meneruskan membacanya.

Baca Juga: Doa Sebelum dan Sesudah Makan Maupun Minum Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Paragraf pertama sebagai kunci pembuka. Sebagai kunci, paragraf pertama harus dapat membuka pintu sehingga dapat segera ditelusuri sesuatu yang menarik di dalamnya.

Begitu paragraf pertama dituliskan, cerita mulai jalan dan mengalir. Fokuskan pada jalannya cerita. Ibaratnya, paragraf pertama berupa cover buku yang bagus yang di desain dengan gambar dan warna yang menarik.

Hal pertama sebelum mengetahui isi buku dilihat terlebih dahulu covernya. Jika covernya memikat, maka pembaca akan penasaran untuk membuka dan membaca isi buku tersebut.

3.Cara Membangun Konflik

Konflik adalah inti cerita. Konflik adalah pertikaian atau pertentangan antara dua karakter yang berbeda. Secara garis besar, suatu cerita memiliki dua karakter ( protagonis dan antagonis) yang masing-masing mempertahankan idenya. Perbedaan kedua karakter inilah yang memicu adanya konflik.

Jenis konflik ada tiga, yaitu pelaku dengan alam lingkungannya, pelaku dengan sesama, dan pelaku dengan dirinya sendiri (konflik batin).

Menurut Razak (1985: 8), arti dari konflik adalah sesuatu yang diinginkan tapi muncul penghalang sehingga sulit/tidak bisa mencapai/mendapatkan sesuatu yang diinginkan itu. Buatlah konflik yang menarik sehingga pembaca ikut merasakan sesuatu seperti yang dirasakan oleh tokoh cerita.

Selain konflik, cerita harus ada ketegangan. Dalam adegan yang mengandung ketegangan pembaca bisa merasakan dan menduga bahwa sesuatu akan terjadi dengan pertanyaan: kapan, bagaimana dan oleh siapa?

Baca Juga: 8 Personel Terluka, Bentrok Polisi Hadapi Unjuk Rasa Anarkis Warga terkait Sengketa Lapangan Sepak Bola

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang membuat pembaca menjadi penasaran untuk mengetahui kelanjutan isi cerita.

a.Konflik fisik
Konflik fisik merupakan masalah yang disebabkan benturan antara tokoh dan lingkungan, antara tokoh dengan tokoh lain. Sebagai contoh konflik yang dialami tokoh akibat bencana alam. Masalah sosial merupakan masalah yang muncul karena hubungan antartokoh, misalnya pertikaian, perebutan, dan perkelahian.

b.Konflik Batin
Konflik batin adalah masalah yang berasal dari dalam diri tokoh. Masalah yang dirasakan sendiri oleh tokoh dan belum diwujudkan dalam tingkah laku maupun dialog (verbal). Misalnya, sedih, kacau, galau, bimbang, bingung dan lain-lain.

4.Pertimbangan Pembaca
Penulis harus mempertimbangkan pembaca sebagai konsumen atau penikmat cerita. Pembaca sebagai konsumen membutuhkan bacaan yang segar, unik dan menarik yang berbeda dari yang lain. Pembaca yang selektif tentu akan memilih bacaan yang berkualitas.

Bacaan yang memuat hal-hal yang baru dengan sajian yang berbeda. Penulis perlu menyajikan cerita yang bervariatif dan mengena di hati pembaca.

Baca Juga: Ada Toko Online Jual Narkoba, Fakta Mengejutkan Ini Terungkap dari Penangkapan Gitaris Band Kahitna

5.Menggali suasana
Melukiskan suasana penulisan latar kadang-kadang perlu ditulis njlimet untuk mendeskripsikan supaya bener-bener bisa menghidupkan suasana dalam cerita. Suasana alam lebih menarik jika dideskripsikan oleh pengarang daripada disaksikan sendiri. Pembaca ingin sesuatu yang baru dalam hal pengungkapannya.

Seorang pembaca bisa ikut larut dalam suasana cerita karena gambaran nyata pelukisan cerita fiksi baik suasana batin tokoh tergambar dalam bentuk narasi maupun dalam bentuk percakapan antar tokoh.

6.Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang berdaya guna yang langsung memberikan kesan kepada pembaca. Kalimat efektif bermakna jelas dan tidak ambigu. Bagaimanapun bagusnya isi sebuah cerpen, tidak akan menarik apabila tidak ditulis dengan kalimat-kalimat yang bagus dan menarik.

Pembaca akan sulit memahami isi cerpen apabila kalimat-kalimatnya tidak ditulis dengan bahasa yang menarik dan komunikatif. Kalimat-kalimat yang panjang cenderung membosankan pembaca. Untuk itu, penulis harus mampu mengungkapkan dengan kalimat yang bisa mempengaruhi pembaca.

Hanya kalimatlah yang mampu mengekspresikan kejiwaan manusia dan mampu mempengaruhi kejiwaan manusia lainnya. ( Razak, 1985: 3).

Kalimat efektif dalam cerpen adalah kalimat-kalimat lincah, mengalir dengan lancar, kaya kosa kata dan bersifat plastis. Dari sudut pandang, ragam bahasa, ketaksaan (ambiguitas) justru lebih diutamakan ketimbang kalimat-kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah yang lebih bersifat denotatif.

Baca Juga: Ridwan Kamil Akhirnya Buka Suara Lewat Cuitan Twitter: Titipkan Jasad Eril di Sungai Aare

7.Tulis apa yang dilihat, didengar dan dirasakan

Cerpen bisa terinspirasi dari apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang diraskan dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa yang terjadi atau yang dialami setiap saat bisa dijadikan sebagai inspirasi menulis cerpen. Justru peristiwa akan menjadi nyata karena benar-benar dialami sndiri oleh penulis.

Merupakan pengalaman pribadi dari penulis. Peristiwa yang dilihat, didengar dan dirasakan oleh penulis bisa menjadi kisah nyata yang menarik jika diungkapkan dengan runtut dan sistematis.

8.Membuat ending yang menarik

Penulis biasanya kesulitan dalam pembuatan ending cerita yang menarik. Ada dua yaitu happy anding dan sad anding. Ending yang memberikan ruang kontemplasi bagi pembaca terhadap isi ceritanya. Pembaca sebenarnya sangat kritis untuk mengetahui endingnya.

Sebuah cerita yang bagus itu apabila susah ditebak endingnya. Hal lain yang dipahami oleh pembaca yaitu cerita dengan ending menggantung atau ending yang tidak memberikan penyelesaian yang jelas. Hal ini akan menambah rasa penasaran bagi pembaca untuk mengetahui akhir ceritanya.

Pembaca diajak untuk mengetahui lebih lanjut terhadap pesan yang ada dalam cerpen sampai selesai.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Sabtu 4 Juni 2022, Saksikan Sule KKN Di Desa Penyanyi Hingga Tukang Ojek Pengkolan

9.Menambahkan setting tempat dan waktu yang jelas

Penulis harus mencantumkan setting tempat dan waktu yang jelas agar pembaca akan lebih mudah memahami isi cerpen. Untuk mengetahui kapan dan dimana peristiwa dalam cerita itu terjadi. Keberadaan seting waktu dan tempat akan memperjelas isi cerita sehingga cerita tidak ngambang/menggantung.

10.Menyunting naskah

Hal terakhir yang perlu dilakukan setelah selesai penulisan cerpen yaitu menyunting. Kegiatan menyunting penting artinya untuk mengetahui kesalahan baik dalam penulisan huruf, tanda baca, struktur kalimat maupun jalanya cerita.

Kegiatan menyunting ini agar tulisan yang dibuat benar-benar bernas, isinya bermakna, alur ceritanya jelas, konflik yang dilukiskan menarik dan diakhiri dengan ending yang memikat. Selain itu, tulisan sudah benar sesuai tanda baca dan ejaanya dalam setiap kata.

Penulis mempunyai kebebasan dalam menggunakan bahasa, boleh menggunakan bahasa sehari-hari yang lebih komunikatif. Sebab kalaupun cerita menarik dan seru tetapi penulisannya acak-acakan, maka mengurangi minat bagi pembaca.

Baca Juga: Musisi AB Ditangkap Polisi Akibat Psikotropika, Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

11.Beri judul yang menarik

Pertama kali membaca hasil karya biasanya dilihat dari judulnya dulu baru kemudian membaca isinya. Disinilah pentingnya posisi judul untuk memantik minat baca. Judul adalah lukisan singkat suatu artikel / bacaan.

Judul tidak ama dengan topik. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca untuk mengetahui isinya.

Syarat judul yang baik adalah
-Judul ditulis singkat
-Asli
-Sesuai dengan isi
-Provokatif
-Harus bentuk frasa
-Logis
-Relevan
-Padat
-Jelas
-menarik perhatian.
-Menggambarkan garis besar isi yang dibahas.

Judul yang diulis di awal menulis cerita hanya akan membatasi gerak penulis. Biarlah cerita mengalir sederas hujan turun dari langit, biarlah ide muncul dengan tanpa dibatasi, berikan ruang yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Setelah cerita selesai baru diberi nama sesuai dengan isinya.

Baca Juga: TRAGIS! Paus Orca yang Tersesat Ditemukan Mati Di Sungai Seine Prancis

Penulisan judul bisa berupa frasa. Judul pun sudah mengandung makna yang tersirat maupun tersurat. Melalui judul yang menarik pembaca akan terangsang untuk mengetahui isinya dan akan membaca isi cerpen sampai selesai.

Demikian penjelasan bagaimana membangun konflik dalam menulis cerpen? Simak Penjelasan dalam Buku Cara Asyik Menulis Cerpen yang dikutip dari Buku 'Cara Asyik Menulis Cerpen' karya Sunarti yang bisa kalian simak dan bisa dijadikan referensi ikuti langkah-langkahnya untuk memudahkan kalian mencoba menulis cerpen yang asyik dan menarik. Semoga bermanfaat, salam sukses.***

Editor: Ali A

Sumber: Buku Cara Asyik Menulis Cerpen

Tags

Terkini

Terpopuler