Kanada Usir Diplomat China, Xi Jinping-Trudeau Panas, Dianggap Campuri Tangan Pemilu Ditambah Genosida Uighur

9 Mei 2023, 18:42 WIB
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau dan Presiden China Xi Jinping. /istimewa./

 

PORTAL PEKALONGAN - OTTAWA - Hubungan Xi Jinping - Trudeau memanas. Kanada mengusir diplomat Beijing, China. Pengusiran diplomat China diumumkan Ottawa, Senin 8 Mei 2023.

Dilansir oleh portal pekalongan dari Antara, China siap balas pengusiran diplomatnya dari Kanada.

China mengutuk dan memprotes keras pengusiran diplomatnya dari Kanada, Senin (8 Mei 2023), atas tuduhan intimidasi dan dugaan intervensi pada pemilihan umum Kanada.

Kedutaan Besar China di Kanada menganggap tindakan Kanada itu sebagai pelanggaran serius terhadap hukum dan norma hubungan internasional.

Kami berjanji akan mengambil tindakan balasan, demikian ditegaskan Kedutaan China di Kanada, Selasa.

Baca Juga: Latihan Soal Tes Sumatif Matematika: Segiempat dan Segitiga SMP MTs Kelas 7 Disertai Kunci Jawaban Paket 2

Kanada telah mengumumkan bahwa diplomat China yang berbasis di Toronto, Zhao Wei, sebagai "persona non grata" yang berarti bahwa diplomat China itu tidak diinginkan kehadirannya sehingga tidak boleh berada di negara tersebut.

"Sudah saya jelaskan, kami tidak menoleransi apa pun bentuk intervensi asing terhadap urusan dalam negeri kami," kata Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly, Senin, sebagaimana dikutip CNN.

Baca Juga: RESMI! Coldplay Umumkan Konser di Jakarta 15 November 2023

"Kanada telah memutuskan untuk mendeklarasikan persona non grata kepada Zhao Wei," kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP oleh portal pekalongan.

"Kami tidak akan mentoleransi segala bentuk campur tangan asing dalam urusan internal kami. Para diplomat di Kanada telah diperingatkan bahwa jika mereka terlibat dalam perilaku semacam ini, mereka akan dipulangkan."

Baca Juga: Dukung KTP Digital, Anggota DPR Ingatkan Keamanan Data, Jika Bocor, Ditjen Dukcapil Harus Bertanggung Jawab

"Para diplomat di Kanada sudah diingatkan bahwa jika melakukan tindakan seperti itu, maka mereka akan dipulangkan," kata Joly, menegaskan.

Selain dugaan intervensi pemilu, Zhao dicurigai telah melakukan kegiatan spionase dan mengintimidasi politikus Kanada Michael Chong dan keluarganya di Hong Kong, seperti diberitakan Canadian Press, Selasa.

Chong selama ini dikenal keras dalam mengutuk perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di Daerah Otonomi Xinjiang di wilayah barat daya China.

Kedutaan China menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengintervensi urusan internal negara lain, termasuk Kanada.

Klaim intervensi China terhadap urusan domestik Kanada tidak berdasar, kata Kedutaan China.

Baca Juga: Baru! WhatsApp Web Bakal Dilengkapi Fitur Edit Pesan yang Sudah Terkirim, Simak Penjelasannya

Kedutaan menganggap pihak Kanada sengaja memprovokasi dan mengganggu hak dan kepentingan diplomat China.

Sebelumnya, Departemen Urusan Amerika Utara dan Oseania Kementerian Luar Negeri China (MFA) mengajukan protes melalui Kedutaan Besar Kanada di Beijing atas pemanggilan Dubes China di Kanada serta ancaman pengusiran terhadap diplomat dan konsuler China.

Diplomat dan konsuler China di Kanada sangat tegas dalam menjalankan tugas sesuai dengan konvensi internasional dan perjanjian bilateral China dan Kanada, kata Kedutaan China.

Baca Juga: Jokowi Teken Surpres RUU Perampasan Aset, DPR Akan Tindaklanjuti usai Reses

Hubungan China dan Kanada belum benar-benar pulih, meskipun petinggi Huawei Meng Wanzhou telah dibebaskan dari penjara Kanada pada 2021 setelah ditahan selama tiga tahun.

Sebelumnya, surat kabar Globe and Mail memuat berita terkait anggota parlemen Kanada, Michael Chong. Badan intelijen China dituding telah merencanakan penargetan Chong dan kerabatnya di Hong Kong dengan sanksi pemungutan suara di Februari 2021.

Hal ini terkait kecaman Chong pada perilaku pemerintah China di wilayah Xinjiang, wilayah mayoritas muslim, termasuk Etnis Uighur, yang ia sebut genosida. Pejabat diplomatik di konsulat China di Toronto, Zhao Wei, dilaporkan terlibat dalam intrik tersebut.

Pemerintah PM Kanada Justin Trudeau awalnya disebut menutup mata. Namun pekan lalu, pemanggilan dubes China di Kanada dilakukan.

China sendiri mengecam hal tersebut, pemerintah Xi Jinping menyebutnya sebagai "fitnah dan pencemaran nama baik" oleh Kanada.

Kemenlu China membantah melakukan kesalahan. Negeri Tirai Bambu itu bersikeras bahwa skandal itu "dibesar-besarkan oleh beberapa politisi dan media Kanada".

Baca Juga: Rekrutmen Bersama BUMN 2023 Dibuka 11 Mei, Segera Lengkapi Dokumen Ini!

Tekanan ke pemerintah Kanada soal pentingnya sikap keras ke China sudah muncul sejak isu Beijing berusaha untuk mempengaruhi Pemilu Kanada 2019 dan 2021 terungkap. Meski juga ditolak China, tuduhan telah menjadi fokus sidang komite parlemen dan penyelidikan lainnya.

Sebenarnya pada pertemuan G20 di Bali, Indonesia, hubungan kedua negara sudah memanas. Kala itu, kedua pemimpinnya viral karena momen di KTT tersebut.

Baca Juga: Ditemukan Empat Bagian, Mayat Dicor di Semarang Diduga Korban Mutilasi

Dalam video berdurasi 1 menit yang viral, seperti dibagikan akun twitter @_mm85 November 2022 tersebut, Xi Jinping menunjukkan rasa tidak senangnya terhadap sikap Trudeau yang dianggap membocorkan pembicaraan mereka kepada media. Dia pun menegaskan dengan gestur kecewa bahwa bukan seperti itu percakapan dilakukan.

"Semua yang kita bicarakan telah bocor ke surat kabar, itu tidak pantas," kata Xi.

Baca Juga: Lima Anggota DPRD Jambi Resmi Ditahan KPK, 13 Tersangka Lain Menunggu Panggilan

Adapun, Trudeau sempat memberi pernyataan terkait bocornya informasi tersebut ke media. "Kami percaya pada dialog yang bebas, terbuka, dan jujur," katanya.

Namun, Xi memotong kata-kata Trudeau tersebut dengan mengatakan bahwa mereka perlu menyamakan persepsi kembali. "Mari kita buat ketentuannya terlebih dahulu," tutur Xi sebelum bersalaman dengan Trudeau dan pergi meninggalkannya.***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler