PORTAL PEKALONGAN – Setiap yang bernyawa, baik manusia, hewan atau tetumbuhan, akan merasakan kematian. Itu sudah menjadi sunnatullah, siapa saja yang hidup di dunia, pasti mati pada masanya.
Kematian layaknya sebuah antrian, setiap nama telah mengantri untuk waktu yang tidak diketahui lamanya. Kematian layaknya misteri, tidak pernah bisa ditebak, baik sebabnya, ataupun masanya.
Melansir akun TikTok Ustadz Abdul Somad, bahwa ada tiga hal yang mesti diperhatikan dan menjadi misteri dari kematian, di antaranya adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Bersyukurlah Menjadi Perempuan
1 Kematian Tidak Bisa Dimajukan atau Dimundurkan
Kalau ajal sudah sampai, kematian tidak dapat dimajukan atau dimundurkan walaupun sesaat.
Kematian adalah hak setiap yang bernyawa, dan itu adalah kepastian. Sayangnya, banyak manusia yang mulai lupa dengan perkara ini, sehingga tidak mempersiapkan bekal terbaiknya.
Orang yang berada di tepi jurang sekalipun, jika ia terjatuh dari atas, namun belum saatnya meninggal dunia menghadap Allah Swt, maka tidak akan datang malaikat maut untuk menjemput.
Berlaku sebaliknya, jika orang tersebut hanya diam diri di rumah saja, kalau sudah tiba masanya kembali, maka kematian tidak memerlukan sebab. Waktunya pulang, seorang hamba akan pulang ke pangkuan Ilahi Rabbi.
Kematian bukan perkara sebab, waktu ataupun kondisi tertentu. Tidak ada manusia yang bisa intervensi kematian. Allah telah mendelegasikan malaikat maut untuk mencabut nyawa makhluk hidup yang sudah habis jatahnya di dunia.
Dimajukan walau sedetik tidak bisa, dimundurkan walau sedetik pun tidak bisa. Kematian adalah kepastian, namun banyak yang melupakannya.
Baca Juga: Jangan Jadikan Rumah Seperti Kuburan, Begini Caranya Kata Ustadz Abdul Somad
2 Berbuat yang Terbaik Sebelum Maut Menjemput
Jika sampai hari ini manusia masih hidup, bernafas dan dapat melihat indahnya dunia, maka itu adalah pesan alam dari Allah Swt, bahwa dia harus berbuat yang terbaik.
Penciptaan manusia di bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Maka untuk menunggu waktu kematian itu tiba, hendaknya seorang hamba beribadah yang terbaik untuk Tuhannya.
Jika sholat, dia sholat yang terbaik dengan memperhatikan syarat dan rukunnya. Jika puasa, pun demikian adanya. Segala macam bentuk ibadah dilakukan dengan terbaik dan paling baik, sebab Allah menguji manusia untuk beramal yang terbaik dalam hidupnya.
Baca Juga: Orang Kesurupan Kebal Dengan Ayat Suci, Ustadz Abdul Somad: Sesama Setan Tidak Boleh Saling Mengusir
3 Kematian adalah Nasihat
Kematian merupakan nasihat yang tidak berbunyi, tidak bersuara dan paling nyata. Manusia yang menggunakan akal sehatnya dapat mencerna makna kematian yang terjadi di sekitarnya.
Kematian seorang suami adalah nasihat bagi istrinya, kematian anak adalah nasihat bagi kedua orang tuanya, pun begitu pula dengan kematian pemimpin, adalah nasihat untuk rakyatnya.
Bahwa, kapan pun masanya, kematian itu akan menghampiri. Setinggi apapun jabatannya, dia akan jatuh terjerembab ke dalam tanah di alam kubur, sendiri berteman sepi, gelap bersahabat hampa. Tiada kawan tiada pula kehangatan keluarga. Kematian adalah pesan yang nyata dan tamparan keras untuk dunia yang hina.
Jika kematian itu datang, barulah manusia itu mengingat Allah Swt, yang telah lama ia lupakan perintah-Nya. Namun, saat mati itu tiba, bukanlah saat yang tepat untuk bertobat.
Selagi masih hidup, nafas masih berhembus, mata melihat dan telinga mendengar, selama itu pula kesempatan untuk bertobat terbuka.
Baca Juga: Antara Doa dan Takdir, Ustadz Abdul Somad: Semua Kuasa Allah
Apabila matahari masih terlihat di esok hari, jangan tunggu ia terbenam untuk beramal sholeh, karena tidak ada jaminan untuk bertahan selama mungkin. Anggap saja detik ini adalah yang terakhir di dunia, maka jadikan ia sebagai detik terbaik dengan mempersembahkan amal terbaik kepada Allah Swt.***