Rasulullah SAW Teladan Kita, Prof Ahmad Rofiq: Tersimpan Kearifan Masa Lalu dan Pengetahuan Suci Masa Depan

28 September 2023, 13:10 WIB
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/


PORTALPEKALONGAN.COM - Muhammad Al-Ghazali yang menulis Sejarah Hidup Rasulullah Saw menegaskan: “Meskipun begitu banyak buku ditulis tentang Nabi Muhammad Saw, sosok Agung itu tidak akan pernah selesai diungkap secara final. Sebab batinnya menyamudra dan ilmunya menyakrawala. Di dalam dirinya tersimpan segala kearifan masa lalu, dan segala pengetahuan suci masa depan.

Karena itu tidaklah meleset ketika seorang sufi Persia dari abad ke-12 menulis bait berikut ini:

“Muhammad walaupun engkau ummi, tidak bisa baca tulis, tetapi seluruh perpustakaan dunia tersimpan rapi dalam dirimu. Ini karena ilmu yang menggenang dalam diri beliau, adalah merupakan anugerah tak kepalang yang meluruh secara langsung (ladunni) dari tahta keagungan Allah SWT”.

Baca Juga: Pedagang Menangis, Ternyata Ada Doa Penarik Pelanggan agar Dagangan Laris, Simak Ulasannya!

Kita tahu bahwa Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah membawa risalah Alquran. Tujuannya untuk memberi hidayah bagi orang-orang yang bertaqwa, yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 

Dalam hal ketokohan dan pengaruhnya dalam sejarah kehidupan manusia, Michael H. Hart (28 April 1932–30 Juli 2023) seorang astrofisikawan Yahudi-Amerika, separatis kulit putih, dalam buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History (1992), memposisikan Nabi Muhammad Saw menduduki ranking pertama katimbang Nabi Musa dan Nabi Isa as.

Hart mengaitkan ini dengan fakta bahwa Muhammad “sangat sukses” baik di bidang agama maupun sekuler.

Baca Juga: Memperkokoh Cinta Rasulullah SAW, Prof Ahmad Rofiq: Lantunan Shalawat Diba’an, Barzanji, dan Simthu d-Durar

Allah memposisikan Beliau Saw sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik bagi hamba yang mengharapkan Ridha Allah, kebahagiaan hari akhir, dan senantiasa ingat kepada-Nya (QS. Al-Ahzab: 21 dan Al-Mumtahinah: 6).

Di Tengah berkembangnya teknologi informatika dan dunia digital, bahkan makin maraknya teori pasca kebenaran (post truth) yang meniscayakan bahwa “kesalahan yang diulang-ulang secara terus menerus akan menjadi sebuah kebenaran”, maka meneladani kepribadian dan akhlak beliau, merupakan suatu keniscayaan.

Figur Rasulullah Muhammad saw tidak pernah bertutur kata dan melakukan perbuatan, kecuali yang baik (ma’ruf). Karena itu, Beliau menegaskan “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya bertutur kata secara baik, atau kalau tidak bisa hendaknya diam. Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangganya” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, Beliau Saw sangat peduli. Bahkan di hari Asyura’ atau tanggal 10 Muharram, Beliau Saw jadikan sebagai Hari Rayanya anak-anak yatim.

Selain Nabi Muhammda Saw memberikan santunan, juga membesarkan hati mereka dengan mengelus kepala masing-masing anak yatim. Masa kecilnya dilalui dengan penuh duka, meskipun beliau tidak pernah mengeluh.

Rosul Saw sudah menjadi seorang yatim piatu ketika usianya menginjak enam tahun. Kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, selama dua tahun hingga usianya mencapai delapan tahun.

Baca Juga: Shalat Istikharah saja, jika Ragu dengan Ritual Acara Rabu Wekasan

Pada usia itu juga, paman kesangan Beliau, Abdul Muthalib wafat dan meninggalkan Nabi Muhammad Saw sendirian.

Akhirnya Nabi Muhammad Saw dirawat oleh pamannya, Abu Thalib, sekalipun ia mempunyai banyak tanggungan keluarga dan harta yang sedikit.

Pada usia memasuki 12 tahun, paman Abu Thalib mengajaknya untuk pergi berdagang ke negeri Syams.

Ketika keduanya sampai di Kota Bushra, seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira mendatangi rombongan dagang tersebut lalu memperhatikan Muhammad Saw kecil.

Baca Juga: Mau Tahu Shalat Rabu Wekasan, Ini Tata Cara dan Hukumnya

Pendeta tersebut mencermati secara saksama, bahwa anak yang dia lihat bukanlah manusia biasa.

Ia melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad Saw muda.

Ia lantas mengatakan kepada Abu Thalib untuk segera membawa keponakannya kembali ke Makkah karena anak itu kelak akan menjadi seorang rasul.

Keterampilan Muhammad muda, sebagai pedagang yang jujur segera dikenal para pedagang.

Selain itu, Muhammad muda aktif, bahkan pernah mengikuti perang Fijar bersama paman Abu Thalib di Nakhlan antara Makkah dan Madinah.

Perang Fijar adalah perang yang terjadi antara Bani Kinanah dan kaum Quraisy. Muhammad SAW muda juga terpilih menjadi salah seorang pemimpin dalam organisasi Hilful-Fudul.

Dan, di dalam organisasi ini pula terlihatlah betapa besar kasih sayang Muhammad muda terhadap sesama manusia.

Kecerdasan kepemimpinannya sangat menonjol, karena budi pekerti yang halus serta sifat yang amat mulia.

Baca Juga: Terbaru! Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kurmer Kelas 1 Unit 5 Halaman 52: I Have Four Books!

Muhammad muda mendapatkan gelar sebagai Al-Amin berkat jasanya dalam menyelesaikan perseteruan antarsuku dalam hal meletakkan Hajar Aswad di tempatnya, Kabah.

Sifat Muhammad muda yang lemah lembut (layyin), pemaaf, dan memohonkan ampunan, dan mengedepankan musyawarah di dalam menyelesaikan suatu urusan, dan rendah hati (tawadlu’) dengan sikap tawakkal kepada Allah. (QS. Ali Imran: 159).

Dalam keterbatasan ruang, tidak mungkin menjelaskan sosok Rasulullah Saw ini dengan detail.

Marilah kita tingkatkan mencintai Nabi Besar Muhammad Saw, agar kita mampu mencintai Allah SWT, dengan mengikuti dan meneladaninya.

Baca Juga: Dahsyat! Lakukan Wudhu Sebelum Tidur, Inilah 7 Efek yang Akan Didapatkan

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad. Wa ‘Ala Ali Sayyidina Muhammad.***

*) Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, CEO wongapak.suaramerdeka.com, Ketua Bidang Pendidikan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang masa khidmat 2023-2027, Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW-DMI) Jawa Tengah (2022-2027), Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Direktur LPH-LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Anggota DPS BPRS Bina Finansia Semarang, Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang, dan Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat.

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq

Tags

Terkini

Terpopuler